Happy reading..
☘️
☘️
☘️
"Habiskan malam panjang dengan Giordan, malam ini!"
Lili yang terkaget mendengar ucapan Frans reflex membulatkan bola matanya tak percaya. Ia pikir, ada yang salah dengan indera pendengarannya saat ini.
"Coba ulang lagi, ucapan kamu barusan!" lantang Lili.
Sebelah alis Frans terangkat, matanya menatap Lili dengan tatapan datar.
"Apa kurang jelas yang aku ucapkan, barusan?"
Ulang Frans terdengar dingin, melebihi suhu pendingin ruangan itu.
"Apa maksud ucapanmu?"
"Giordan menginginkan tubuhmu, malam ini." ulang Frans lugas.
Mata Lili membeliak, ia mendengus kemudian mengeluarkan suara setengah tertawa mengejek pria yang ada dihadapannya.
Konyol!
"Kau pikir aku wanita murahan!"
"Munafik!"
Tiba-tiba terdengar suara Frans yang meninggi, membuat Lili tersentak. Ia melihat mata Frans berkilat, lurus terarah ke pupil Lili.
"Kau yang brengsek! Kau yang membuat Bos Giordan seperti itu!"
"Kamu tidak punya pilihan lain! Ini perintah yang harus dikerjakan!"
Tenggorokan Lili tercekat. Kedua tangannya mengepal, ingin segera menonjok pria yang berdiri di hadapannya, Namun, secepat kilat tatapannya beralih ke arah Febian.
"Aku menolak perintah kamu!" ujar Lili sambil mengayunkan langkahnya meninggalkan ruangan yang tiba-tiba menjadi panas.
"Siapa yang mengizinkan kamu keluar dari ruangan ini!" teriak Frans.
Lili tidak peduli dengan teriakan Frans, ia terus melangkah.
"Itu satu-satunya cara kamu untuk menyelamatkan Giordan, malam ini!"
"Anda bisa mencarinya di club-club malam! Kenapa harus aku?"
"Giordan hanya menginginkan kamu! Apa kamu tidak mendengarkan teriakan Giordan!"
PLAKK..
Lili menampar pipi Frans, yang membuat kaget kedua laki-laki itu.
"Kurang ajar! Berani kamu tampar aku!" tangan Frans menggamit dagu Lili.
"Personal Assiten yang BO DOH!"
Lili tersentak. Seruan tajam Frans menembus relung hati Lili.
Febian berdiri dari duduknya, dan memisah kedua orang yang sedang bersitegang.
"Sudah-sudah! Kenapa kalian malah adu mulut disini? Lihat Giordan! Dia harus diselamatkan! Jika kalian terlambat sedikit, bisa rusak sel-sel dalam tubuh Giordan!" ujar Febian.
Lili bergeming. Menelan ludahnya susah payah. Melihat gelagat mencurigakan pada diri Frans itu, tak ayal membuat dia meledak amarahnya.
"Katakan apa yang kau masukan dalam minuman Bos Giordan!" seru Lili. Nyaris Lili menampar kembali pipi Frans, jika tidak ditahan oleh Febian.
"Tidak ada!" singkat Frans.
"Leluconmu tidak lucu, Frans! Jangan mengulang kejadian 5 tahun yang lalu!" bentak Febian, geregetan dengan ulah jahil sahabatnya itu.
Lili memejamkan rapat matanya. Ucapan Febian barusan membuat telinganya mendengung sesaat. Lili mengatur nafas, agar normal kembali detak jantungnya. Mengelus dadanya untuk memperoleh ketenangan. Bayangan kejadian 5 tahun yang lalu, kini menari-nari di pelupuk matanya.
Hebat!
Lili berusaha mati-matian menahan air matanya yang menggenang agar tak tumpah-ruah. Dia tak ingin terlihat lemah di depan kedua sahabat brengseknya Bos Giordan.
Beberapa saat kemudian, Lili merasa dadanya mulai memanas kembali. Dengan suara keras dan lantang, ia mengeluarkan kalimat dari bibirnya yang mulai gemetar.
"Karena kekonyolanmu itu, telah menghancurkan masa depan seorang gadis!"
Kedua laki-laki itu spontan mendongak menatap ke arah Lili.
"Apa maksud dari ucapanmu, Nona Lili?" ucap Frans tajam.
"Akibat ulahmu, aku jadi korban Bos Giordan!" teriak Lili.
Prok.. Prok..
Bagus!
Lili kaget, mematung mendengar kata yang diucapkan Frans. Sumbu api dalam dadanya merambat cepat hingga emosi yang sedari tadi ditahannya, kini menyulut kemarahan memerintahkan untuk melempar apapun yang ada di dekatnya. Membuat vas bunga yang ada di meja melayang hampir mengenai wajah Frans, jika dia tidak dapat menghindarinya.
PYARRR...
Vas bunga yang jatuh menghantam lantai, membuat bising sesaat ruangan yang mencekam. Pecahan vas bunga itu berhamburan.
"Dasar wanita gila!" teriak Frans.
"Kau yang bajing an!" pekik Lili, sembari melangkah pergi dari hadapan kedua laki-laki itu.
Namun, sebelum Lili benar-benar meninggalkan ruangan itu, tanpa melihat kearah Frans. Dia mengucapkan kalimat yang menusuk hati Frans. "Ingat Tuan Frans yang terhormat! Alloh tidak akan pernah tidur! Balasan itu akan kau terima sendiri dengan cas di dunia ini, tanpa menunggu waktu lama! Camkan itu!'
"Tak perlu kau berdrama seperti orang yang tersakiti! Kamu tinggal meminta apa yang kau inginkan pada Giordan!" sahut Frans.
Sesak yang menggumpal di kerongkongannya sejak tadi kian mendesak mendorong melepas isak. Dan kini, pertahanannya mulai runtuh. Matanya panas, menjatuhkan titik-titik air. Dadanya serasa dihujam benda tumpul. Semua rasa sakit kian melebur jadi satu, tak terbendung lagi. Luka itu kini menganga kembali, sakit tak berdarah tapi menyisahkan bekas yang dalam di hati Lili. Membuatnya tak punya cara untuk meluapkannya selain dengan menangis.
"Urus saja temanmu itu, dengan cara kalian sendiri!" Lili melangkah masuk ke dalam kamarnya dengan membanting pintu.
"Benar-benar sudah gila kau! Ingin dipecat kau wanita gila!" Frans mengumpat.
"Manusia hanya bisa berjanji! Tapi lupa untuk menepatinya!" teriak Lili dalam kamarnya.
***
Lili merebahkan tubuhnya di ranjang, menarik selimut sampai ke lehernya. Menutupi sebagian besar tubuhnya yang memakai piyama tidur. Lili kemudian tertidur dengan perasaan tidak tenang.
Rasanya baru saja Lili memejamkan matanya, tetapi tiba-tiba saja ia merasakan tubuhnya disentuh seseorang, yang membuat Lili terkejut. Ia berbalik mendapati seseorang sedang menyentuh tubuhnya dengan penuh gairah.
"Siapa kamu?" tanya Lili. Ia terkejut.
Pria itu tidak mengatakan apapun. Ia langsung meraih tengkuk leher Lili, kemudian mendekatkan wajah Lili ke wajahnya. Dengan lembut, pria itu melum at bibir Lili. Hangat bibirnya membuat Lili dengan segera terbuai. Jari jemari itu mulai menelusuri tubuh Lili yang masih terbungkus piyama tidur.
Kini, kancing piyamanya mulai dilepas satu persatu oleh pria itu. Dalam waktu singkat piyama yang melekat di tubuh Lili, terlepas juga. Menyisakan pakaian dalam berenda milik Lili. Tanpa berkata apapun, Lili bisa melihat dari sorot mata pria itu dan merasakan ada gelora yang sangat bergairah.
Nafas hangat pria itu membuat kulit Lili merasakan sensasi yang menggetarkan hingga ke hatinya.
Lili berusaha menahan rasa yang seolah hendak meledak di dalam dirinya. Akibat sentuhan-sentuhan dan kecupan kecil yang bermuara di ceruk lehernya. Begitu lembut tetapi juga penuh nafsu.
Sebelum pria itu melepaskan pakaiannya satu persatu. Lili menatap tajam ke arah pupil indah milik pria itu. Tiba-tiba ingatannya kembali lagi, di kejadian malam naas itu.
Lili mendorong pria itu dengan sekuat tenaga..
"Aarrrggghh.. Lepaskan aku!"
Namun, tiba-tiba ia membuka matanya hanya ada gelap dalam ruangan kamarnya yang hening, sepi tak ada siapapun. Tubuhnya berkeringat dan nafasnya tersengal. Perlu beberapa detik untuknya mengembalikan kesadarannya.
Untung hanya semua mimpi buruk yang terjadi. Tapi semua itu hampir membuat gila Lili.
🌟🌟🌟🌟🌟
Bersambung...
Happy weekend 🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸
ahh ternyata itu hanya mimpi udah kaget tak.kira gio berhasil masuk.k dalam kamar nya lili 😁😁
2022-12-14
15
Nyai💔
ucapan ada doa li karma itu ada
2022-11-23
2
ᑎᎥຮ𑜅 🩷E𝆯⃟🚀ᵒⁿ`oғғ
trauma memang susah ilangnya lii..bagai mmpi buruk yg trus menghantui
2022-10-21
2