Macan Asia

Happy reading..

☘️

☘️

☘️

Lili berpamit kepada Giordan untuk pergi ke toilet, tanpa menunggu sajian pencuci mulut dihidangkan. Ia merasa jenuh dan lelah mengikuti acara demi acara para pengusaha dan pebisnis kalau sudah berkumpul begini. Acaranya pasti menghabiskan berjam-jam.

Di dalam toilet wanita.

Lili menatap dirinya di cermin, lalu membasuh mukanya yang nampak lelah. Biar terlihat segar kembali, ia menaburkan sedikit bedak di wajahnya dan memakai ulang lipstick.

"Beginikan terlihat fresh, secerah mentari." kekeh Lili.

Sedetik kemudian ia menggembungkan pipinya, mengerucutkan bibirnya.

"Semangat.. Semangat, harus bisa! Kamu pasti bisa, Lili! Belajar menerima kenyataan tanpa harus membenci keadaan dan mengubur masa lalu! Nggak perlu perduliin kata-kata yang membully, yang penting bukti nyata! Jangan hanya sibuk berkata, hingga lupa berkaca! Tetap melangkah, jangan lelah dengan keadaan. Tapi syukuri apa yang ada dihadapan saat ini! Gagal adalah masalah kecil. Namun putus asa adalah masalah besar untuk maju! Nikmati saja, tidak peduli cepat atau lambat prosesnya, yang penting sampai tujuan! Walaupun hidup sepahit kopi, jangan pernah menyalahkan gula sebagai pemanisnya. Karena sejatinya kopi lah yang selalu dibanggakan para penikmatnya daripada gula, walaupun gula selalu setia mendampinginya."

Setelah selesai berdandan dan memberikan motivasi diri, ia melangkahkan kaki jenjangnya keluar dari toilet, tetapi karena kurang memperhatikan jalan di depannya. Ia menabrak seseorang hingga tas yang ditentengnya terjatuh bersamaan dengan ponsel milik orang itu.

"Aduh." pekik Lili.

"Maaf, Nona." ujar pria yang tertabrak tubuhnya itu. Ia berjongkok untuk mengambil tas Lili dan juga ponselnya.

Seperkian detik jantung Lili terhenti dan terdiam, ia terkesiap pada pria yang berada di depannya, ketika perlahan berdiri. Ternyata dia sangat tampan dan tinggi. Wajah yang sempurna bagaikan Arjuna.

"Tampan, bagaikan Arjuna! Andaikan dia Arjuna yang mencari cinta. Aku rela menjadi cintanya." rancau absurd Lili.

"Tas anda, Nona. Maaf saya tidak sengaja menabrak anda, karena sibuk bertelepon." pria itu mengembalikan tas Lili dengan tersenyum sopan, mengembalikan kesadaran Lili tuk berpijak di bumi lagi.

"Terimakasih, Tuan. Maafkan saya, yang tergesa-gesa hingga menubruk, Tuan.' ujar Lili tersenyum sembari menerima tasnya.

"Bukan salah anda, Nona. Tapi keteledoran saya hingga menabrak anda."

"Maaf, bukankah Anda Tuan Jayden Prayoga, CEO Prayoga Group." ujar Lili sedikit sok dekat kalau lihat pria tampan.

"Iya, betul. Nona---." belum selesai Jayden bertanya, Lili segera memperkenalkan dirinya.

"Ah, saya Lili. Personal Assiten Giordan Adhitama, CEO GA GROUP." ujar Lili memperkenalkan diri dengan sopan dan anggun.

"Benarkah?" Jayden terlihat penasaran atas penuturan Lili barusan.

"Bener, saya baru bergabung di Perusahaan GA GROUP, di Indonesia. Beberapa hari ini, jadi Tuan Jayden belum pernah bertemu dengan saya. Tetapi saya telah bergabung selama 5 tahun di Perusahaan GA Group, yang berada di London." jawab Lili dengan gamblang.

"Waw keren." sahut Jayden singkat.

"Biasa saja, Tuan Jayden." balas Lili merendah.

"Aku pastikan, Giordan akan betah di dalam ruang kerjanya. Jika memiliki PA secantik kamu." kekeh Jayden Prayoga.

Terlihat tangannya merogoh saku jas mahal yang dipakainya dan mengeluarkan sesuatu. Dengan lembut ia memberikannya kepada Lili.

"Ini kartu namaku, jika kamu ingin menghubungiku" ujar Jayden.

Sekilas Lili membaca kartu nama yang disodorkan Jayden padanya.

"Maaf, Tuan Jayden. Anda telah ditunggu oleh Tuan Besar." kata seseorang yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka.

Seketika Lili berhenti berbicara, begitu melihat orang kepercayaan Jayden berdiri di hadapan Bosnya.

"Maaf, Tuan Jayden telah mengganggu waktu anda. Semoga kita bisa bertemu kembali dilain waktu." ujar Lili sembari tersenyum manis.

"Next time, cantik! Silakan nikmati pestanya dengan santai." ujar Jayden, undur diri. Kemudian dia membalikkan badannya dan melangkah pergi menjauh dari toilet.

Lili melihat punggung kokoh itu menghilang menjauh. Sesaat gadis itu tertegun dan tersenyum tipis. Pria tampan dengan mata elang yang tajam dan dalam, begitu terlihat sedikit menakutkan. Dan juga dengan senyum yang misteri, membuat kepribadian Jayden Prayoga sulit untuk ditebak.

Pria itu terlihat sempurna dengan sejuta misteri yang tersembunyi dibalik ketenangannya. Nama Jayden Prayoga, semakin menanjak akhir-akhir ini. Namanya terpampang besar di halaman depan majalah bisnis dan menjadi sorotan di media sosial. Bukan karena skandal percintaannya dengan seseorang ataupun skandal perusahaan Prayoga Group. Tetapi karena sosoknya yang sangat digandrungi oleh berjuta kaum hawa di Negeri ini.

Lili menyunggingkan senyumnya tipis. "Para Sultan bebas berkelana! Tapi aku harus tetap waspada dan segera mencari info tentang dia."

***

Setengah jam kemudian, Lili bergabung kembali dengan Giordan. Tetapi alangkah kagetnya dia melihat kondisi Bosnya yang sedang merancau tak jelas. Giordan merentangkan tangannya sambil menyebutkan namanya.

"Lili, dimana kamu..?" rancau Giordan.

Lili tertegun melihat keadaan Bosnya, saat ini. Ia teringat kembali kejadian malam itu, namun dengan posisi yang berbeda. Saat ini, ia sedang dalam tugasnya. Antara takut dan tanggung jawab, dua kata yang saling berkesinambungan. Dengan mengumpulkan semua keberaniannya, ia mendekati Giordan.

"Ada apa ini? Kenapa bisa terjadi?" sorot mata tajam Lili menghunus ke arah kedua pria tampan yang duduk bersebelahan dengan Bosnya.

Mata yang semula terlihat sendu, kini memancarkan kilatan kemarahan. Jika tidak di tempat acara yang sangat penting, mungkin Lili sudah menampar ketiga pria yang berada di hadapannya. Namun, Lili berusaha menahan emosinya.

"Kalian beri apa, Bos Giordan! Kalau terjadi sesuatu dengan dia, aku kubur kalian berdua hidup-hidup!" ucap Lili penuh penekanan.

"Astaga, kucing manis kini berubah menjadi singa betina yang ingin menerkam mangsanya." canda Frans, sedikit grogi melihat tanduk Lili yang mulai keluar.

"Aku tidak sedang bercanda." bentak Lili, membuat kedua pria tampan itu terdiam menutup rapat mulutnya.

"Giordan menghabiskan sebotol wine merah." ucap Frans lirih.

"Ini semua ulah kalian! Sekarang kalian harus bertanggung jawab! Cepat bawa pergi Bos Giordan dari sini! Jangan sampai terjadi hal-hal yang memalukan." sentak Lili galak.

"Nona Lili yang cantik, jangan marah." rayu Febian.

"Tutup mulutmu! Penggombal ulung! Aku tak butuh rayuan recehmu!"

"Cepat bawa Bos Giordan ke dalam mobil! Itu hukuman buat kalian yang mengerjai Bos Giordan!" ucap Lili sembari berjalan meninggalkan ketiga pria itu dengan santainya.

Giordan berusaha berdiri tegap. "Aku baik-baik saja, My Angel!"

"Baik-baik saja dari mananya! Berdiri aja sudah sempoyongan! Mau aku tenggelamkan di Sungai Gangga, agar jin yang menempel dalam tubuh Bos Giordan pada kabur!" ucap Lili geram melihat Bosnya.

Lili memandang Giordan dari dalam mobil, yang sedikit kesusahan berjalan akibat kebanyakan meminum wine bersama kedua sahabatnya yang gila.

"Ingat, jika terjadi sesuatu pada Bos Giordan. Aku akan mengubur kalian hidup-hidup tanpa prosesi pemakaman yang layak!" ultimatum dari Lili, yang membuat kedua pria itu merinding.

🌟🌟🌟🌟🌟

Bersambung...

Wkkwkwkwk 🙈😂😂.. Gimana rasanya Frans dan Febian dikubur hidup-hidup dengan si lembut Lili, yang telah berubah menjadi macan Asia. 🤣🤣🏃🏃🏃

Terpopuler

Comments

🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸

🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸

terpesona lili pada jayden yang laksana arjuna namun tak sedang mencari cinta 😂😂 ... heum... apa yang ingin lili ketahui tentang jayden ya🤔

2022-12-14

14

Nyai Iteung❤️

Nyai Iteung❤️

🤣🤣🤣🤣 kau mau ke India lii

2022-11-23

1

Nyai Iteung❤️

Nyai Iteung❤️

akhir nya tanduk lili keluar jg 🤣🤣🤣

2022-11-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!