Dewi Cinta

Happy reading...

☘️

☘️

☘️

...Walaupun kau tak memiliki sayap, tapi ku yakin. Kau adalah titisan Dewi Khayalan, jelmaan dari Dewi Aphrodite. Dewi Cinta dan kecantikan yang akan menemani disisa hidupku ini. Gadis Unik....

...Giordan Adhitama...

...💖💖...

Pandangan Lili lurus ke depan. Menatap Pria yang baru menyapanya tanpa berkedip.

"Anda!"

Jari telunjuk Lili, menunjuk ke arah Giordan yang duduk di kursi kebesarannya dengan sangat elegan dan terlihat sangat tampan.

"My Angel!"

PLAKKKK..

"Aku sedang tidak bermimpi kan? Atau ini bener-bener nyata?" Lili bermonolog sendiri.

"Apa, Nona Lili mengenal saya. Sebelum ini?" suara bariton Giordan Adhitama, mengembalikan kesadaran Lili dari lamunannya.

"Hmm.. Apa seorang CEO Perusahaan GA Group, mengidap penyakit amnesia?" sindir Lili dengan ekspresi wajah yang sangat geram dan mengepalkan tangannya.

"Apa, maksud Nona Lili?"

"Tuan Giordan Adhitama, yang terhormat. Apakah anda, benar-benar melupakan peristiwa waktu itu? Menghancurkan masa depan seorang gadis yang tak pernah mengenal anda!" suara Lili mulai meninggi.

Lili melangkahkan kakinya maju menghampiri Giordan yang sedang duduk dengan elegan di kursi kebesarannya. Namun, karena kurang hati-hati. Kaki Lili keselip meja besar dihadapan Giordan.

"Aahh.."

Brukkk..

Tubuh Lili tidak seimbang dan dengan mudah dia terjatuh tepat di atas pangkuan Giordan. Tanpa sengaja kedua tangan Lili melingkar di Leher kokoh milik Giordan Adhitama. Dengan posisi kedua wajah mereka saling berhadapan, bahkan tidak ada jarak yang memisahkan keduanya.

"Ya salam, benar-benar sangat tampan, wajah pria brengsek ini! Pahatan mahakarya yang sempurna, Ciptaan-Nya. Tapi, aku sangat membenci pria ini!" lirih Lili.

"Benci, benar-benar cinta." bisik lembut Giordan dibalik daun telinga Lili.

"Memualkan!" sahut Lili kesal.

"Kau sukses jadi wanita penggodaku, Nona Lili!" goda Giordan dengan senyum tipis yang menawan.

"Turunkan aku!" bentak Lili.

"Siapa yang duluan naik ke atas pangkuanku?" potong Giordan dengan cueknya.

Tiba-tiba terdengar suara pintu dibuka dengan keras.

BRAKK..

"Apa yang terjadi, Bos?" tanya Ardo dengan nafas yang tersengal-sengal. Akibat lari kencang setelah mendengar ada barang jatuh dari ruangan kerja Bosnya.

"Tidak ada apa-apa, Ardo! Jangan khawatirkan kita!" jawab Giordan santai dan mengisyaratkan kepada Ardo, agar segera meninggalkan ruangan tersebut.

"Hai, jangan pergi dulu! Tolong aku! Tuan, kamu mau berbuat mesum kepadaku!" teriak Lili kepada Ardo, agar terbebas dari Giordan.

"Maaf, Nona Lili. Bagaimana Bos saya mau berbuat mesum kepada nona? Melihat Nona Lili saja, Bos saya tidak bisa. Bagaimana mau berbuat mesum? Pasti Nona Lili yang telah menggoda Bos saya." jawab Ardo membela Bos nya.

"Ahh, sialan! Apa benar, dia buta?" gumam Lili.

"Terserah kalian! Lepaskan aku, sekarang!" teriak Lili lagi.

Giordan memerintah Ardo segera pergi dari ruangan kerja nya. Dengan cepat Ardo pergi meninggalkan ruangan itu, sebelum Bosnya marah besar padanya.

"Jangan membuat aku semakin membenci anda, Tuan Giordan Adhitama!"

Hati Lili semakin geram dan kesal. Tak sadar tangan Lili, tiba-tiba terangkat ingin menampar wajah Giordan Adhitama.

"Kamu mau tampar aku? Tampar aja, aku layak untuk ditampar! Keluarkan semua rasa marahmu itu kepadaku, sekarang ini!"

"Apa sebuah tamparan bisa mengembalikan keadaan, Tuan Giordan Adhitama yang terhormat!"

"Aku rela buta selama ini, demi untuk mendapatkan maafmu, Lili!"

"Ohh, buta! Hanya dengan buta dan tak bisa melihat keindahan dunia ini, bisa membuat masa depan Lili menjadi baik-baik saja!"

"Maafkan, aku!" Gio memohon maaf kepada Lili.

"Bulshit! Kemana hati nurani kamu waktu itu! Pernahkah memikirkan hati dan jiwaku, saat itu!"

"Biarkan aku bertanggung jawab, atas perbuatanku padamu waktu itu."

"Cukup! Aku malas berdebat dengan pria brengsek seperti anda!" Lili berusaha turun dari pangkuan Giordan.

Beda dengan reaksi Giordan Adhitama, dari tadi menghirup bau parfum lavender yang menempel di tubuh Lili, semakin membuat dia frustasi. Dia harus bersusah payah menahan has rat yang semakin bergelora di dalam tubuhnya. Dia mengusap kasar wajahnya.

Setelah berhasil meloloskan diri dari dekapan Giordan. Lili duduk di sofa tunggu yang ada di ruang kerja Giordan.

Lili mengambil ponsel dari dalam tas selempang nya, mulai menscroll aplikasi berwarna hijau itu. Matanya membulat sempurna saat melihat banyak sekali chat dari sahabat semprull nya itu.

"Buset dah, si Lia! Niat banget spam chat di WhatsApp, aku. Minta di-PHK sepihak jadi sahabat nih, anak!" dumel Lili.

Baru saja Lili, berniat untuk menghubungi balik ke no Lia. Tiba-tiba layar ponselnya berganti gambar dengan PP sahabat nya yang cerewet. Dan tertera nama LIA JUTEK.

"Lili..."

Suara cempreng Lia menusuk telinga indah milik Lili.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Lili.

"Eh, iya. Lupa belum salam. Assalamualaikum" ralat Lia.

"Telat!" balas Lili.

"Di mana kau sekarang?"

"Pertanyaan yang aneh! Tentu aku di klien Sultan mu itu, Lia Wakcomel!"

"Jangan bercanda!" sahut Lia, meskipun dia mendengar serius sekali Lili memberikan jawaban padanya.

"Aku bercanda pada tempatnya, Lia! Aku tau kapan waktunya!" balas serius Lili.

"Tolong jangan kecewakan klien aku, Lili. Please.. Kalau kau tidak bisa memberikan pelayanan yang terbaik, dia akan menuntut ku sebesar 10 M, Lili!" suara Lia terdengar bergetar.

"Gila!"

"Aku tidak bercanda, Lili. Assisten pribadi nya telah memberikan ultimatum padaku. Tolong aku, Lili. Selamatkan WO Pucuk Bersemi dari ambang kehancuran."

Lili mematikan sambungan telepon begitu saja, tanpa berpamitan pada Lia. Mendadak perubahan ekspresi wajah Lili, membuat pria tampan yang duduk di kursi kebesarannya itu menatapnya heran.

"Ya Allah, beginikah rasanya antara benci dan tugas. Aku harus betul-betul bisa mengesampingkan rasa benciku dan menurunkan egoku, juga menahan emosi yang sudah meletup-letup ingin menyembur keluar."

"Ternyata menjadi pintar itu biasa. Cerdas bisa dimiliki setiap insan manusia, akan tetapi menjadi manusia yang lebih dewasa dan bijaksana itu sangatlah susah. Semakin tinggi jabatan seseorang akan terlihat jelas kecerdasan dan kebijakannya disaat dihadapkan antara rasa benci dan ego. Emosi yang akan bisa menghancurkan segalanya."

"Maka bersikaplah yang sewajarnya saja, Lili. Jangan memperlihatkan kebencianmu pada seseorang, karena kita tidak pernah tau, ketika Allah SWT. Membolak-balik hati hamba-Nya. Dan jangan terlalu memuja seseorang, dikala kita merasa suka dengan begitu besar. Karena kita juga tidak akan pernah tau, disaat Allah SWT. Menguji kesetiaan kita pada-Nya." Lili berusaha menguatkan dirinya.

"Semangat Lili, kamu pasti bisa melalui ini dengan baik dan lancar! Anggap saja kau baru dilahirkan kembali ke dunia ini!"

Suara pintu terbuka kasar, membuat Lili yang duduk di sofa tunggu mendongak ke arah pintu.

"Honey.."

🌟🌟🌟🌟🌟

Bersambung...

Terpopuler

Comments

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Karisma Ad🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Karisma Ad🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ

waduh gak bisa di bohongi anak buahnya, sungguh kepercayaan yang luar biasa

2023-01-03

0

❤️⃟Wᵃfᴍ᭄ꦿⁱˢˢᴤᷭʜͧɜͤіͤιιᷠа ツ

❤️⃟Wᵃfᴍ᭄ꦿⁱˢˢᴤᷭʜͧɜͤіͤιιᷠа ツ

ya ampun lili sampai segitunya lihat orang sampai gak kedip gitu,emang siapa yang di lihat Lili 🤔

2022-12-14

5

Nyai💔

Nyai💔

astga pengganggu datang lagi ahk

2022-11-23

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!