Kafe Mantan

Happy reading...

☘️☘️☘️☘️

📩 Lili jangan lupa jam lima sore aku tunggu di Kafe Mantan.

Pesan WhatsApp dari Lia tadi pagi untuk mengajak ketemuan lagi.

Dan kini Lili sedang duduk sendirian menunggu kedatangan Lia, sahabatnya. Ia asik mengamati orang-orang yang berlalu lalang. Angin sepoi-sepoi menghembuskan dedaunan kering dari rantingnya, burung-burung bercanda beterbangan di angkasa menambah keindahan sore hari menjelang senja.

Jam kerja pun telah berakhir, karyawan dan karyawati juga sudah mulai meninggalkan tempat kerjanya. Semakin menambah kemacetan jalanan Ibukota.

Lili hanya bisa tersenyum tipis dan menerawang jauh melihat sepasang sejoli yang sedang bercanda gurau dengan penuh kebahagiaan di sebrang tempat duduknya, saat ini.

"Andaikan kisahku tak berakhir dengan Adam. Mungkin saat ini aku bisa menikmati senjaku dengan bahagia bersama orang yang aku cintai. Semoga tidak ada yang memisahkan pasangan sejoli itu hingga ajal menjemput dan mempertemukan nya kembali di Surga Allah" guman dan doa Lili dalam hati.

Tangannya bergerak membuka galeri foto dalam ponsel yang di genggam nya. Ia terus menscroll foto-foto itu, dan berhenti pada satu foto yang penuh dengan kenangan dalam hidupnya.

"Apakah masih ada rindu yang sama di hatimu? Aku sangat merindukanmu. Satu nama yang selalu terukir di hatiku."

Lili memejamkan matanya sejenak, ia merasakan irama detak jantung yang sedang bergejolak. Tak terasa air mata mulai merembes berjatuhan di pipi mulusnya.

"Kenapa hari itu datang, Ya Allah? Kenapa harus aku yang Engkau berikan ujian hidup ini? Dia lelaki brengsek yang paling aku benci! Andaikan aku tidak bertemu dengan dia, pasti aku telah bersanding denganmu, Adam!"

Disaat Lili tengah larut dalam lamunan dan perasaan yang mengharukan. Tiba-tiba saja dari arah belakang tubuhnya, ada seseorang yang memeluknya dengan hangat dan memanggil namanya.

"Lili sedang apa?" Lia telah datang di Kafe Mantan untuk bertemu dengan Lili.

Perlahan Lili mengusap air mata yang tersisa di pipi dan membuka matanya. Ia menoleh kebelakang untuk melihat orang yang sedang memeluknya. Senyuman Lili terbit setelah mengetahui bahwa Lia, sahabat nya yang ditunggu dari tadi telah datang.

"Lia, bikin kaget aku aja" cemberut Lili.

"Udah lamakah?"

"Barusan." jawab Lili tersenyum.

"Barusan apa udah satu jam?" kekeh Lia.

"Hehehe.. Lumayan sambil menikmati senja di negri sendiri" balas Lili.

"Kamu udah pesankan aku makanan dan minuman, Li?"

"Belum, Lia"

"Ya udah, biar aku pesan sendiri" jawab Lia sembari memanggil pelayan kafe.

***

Sambil menikmati makanan yang telah disajikan pelayan Kafe Mantan. Lia dan Lili mengobrol dengan bersenda gurau.

"Kamu mau minta tolong apa, Lia? Tadi pagi kamu bilang ada hal penting." tanya Lili.

"Tolong bantu aku, ya Lili. Untuk menghandle sementara waktu tugas kantor wedding organizer ku, dalam waktu satu minggu ini." ujar Lia.

"Apa kau sudah gila!"

"Please, Lili. Bantu aku, ya. Kamu hanya mengawasi dan menemani karyawanku saja, nanti mereka yang mengurusnya untuk berbagai keperluan calon pengantin."

"Sungguh diluar jangkauan, Lia."

"Aku yakin kamu pasti bisa membantu aku dalam menyelesaikan tugas ini."

"Ini bukan bidang aku, Lia."

"Please, Lili. Kali ini kliennya berasal dari keluarga Sultan. Dia menginginkan resepsi pernikahannya digelar dengan sangat mewah."

"Kalau aku gagal? Bisa hancur nanti reportasi kamu, Lia."

"Please, help me" Lia menangkupkan kedua tangan nya di dada memohon pada Lili, agar mau membantunya.

"Aku tau kinerja kamu, Li."

"Tapi, ini sungguh berbeda, Lia."

"Aku nggak mau tau bagaimana cara nya. Kamu harus bantu aku!"

"Maksa nih ceritanya!"

"Pasti!"

"Hmmm"

Ketika asik berdebat dengan Lia, tanpa sengaja manik mata Lili menangkap sosok laki-laki berwajah tampan yang menusuk jantungnya. Bola mata beriris coklat milik Lili memperhatikan pria yang memiliki dada bidang, hidung mancung, dan juga sepasang mata beriris hitam legam sangat serasi dengan penampilan rambut hitam yang terpangkas rapi.

Pria itu kini, sedang duduk bersebrangan dengan meja Lili.

"Betulkah itu, dia?" lirih Lili dengan ekspresi wajah yang sangat ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat, keringat dingin mulai bercucuran di kening mulusnya. Pompaan jantung yang begitu cepat, iramanya tak lagi beraturan. Ingin rasanya ia menghilang dari pandangan pria itu. Masa lalu yang ingin dilupakan, kini telah terbuka lebar di hadapannya.

"Hai, Lili. Ada apa? Apa yang kau rasakan saat ini?" tanya Lia menelisik ke dalam manik Lili. Karena Lia menangkap gelagat aneh pada sahabatnya itu.

"Aku sedang tak baik-baik saja, Lia. Perutku tiba-tiba merasa mual, ingin mengeluarkan semua makanan yang ada dalam lambungku." ucap Lili dengan suara bergetar dan juga wajah yang pucat pasi.

"Apa kau salah makan?" tanya Lia lagi.

"Aku mau ke toilet sebentar. Kamu tak usah menghawatirkan aku, Lia. Lanjutkan saja makanmu itu." ucap Lili dengan sedikit berlari. Tanpa ia sadari, lengannya menyenggol nampan yang berisi piring dan gelas kotor dibawa oleh pelayan Kafe. Hingga pecah berhamburan ke lantai Kafe.

"Maaf, aku terburu-buru. Nanti aku kembali untuk menggantinya." Lili berlari ke arah toilet yang disediakan oleh Kafe Mantan, dengan menutup mulutnya.

Lia yang kaget dengan kegaduhan itu segera menghampiri pelayan Kafe yang sedang membersihkan lantai dari pecahan piring dan gelas.

"Astaga, ada apa dengan Lili? Sampai pucat pasi wajahnya" bathin Lia mencari jawabannya sendiri.

"Maafkan teman saya ya, mbak. Dia lagi nggak enak badan, jadi terburu-buru ke toilet. Nanti saya akan menggantikannya semua." jelasi Lia pada pelayan Kafe tersebut.

"Iya, mbak. Tidak apa-apa. Nanti mbaknya langsung menemui manajer saya saja." jawab pelayan Kafe itu, sambil terus membersihkan lantainya.

***

Di dalam toilet Kafe Mantan.

Lili berdiri di depan cermin besar di atas wastafel dan menangis sesenggukan.

"Kenapa dia harus hadir kembali dalam hidupku, Ya Allah. Takdir apa yang sedang Engkau tulis untukku? Waktu lima tahun belum cukup kah untuk melupakan semuanya? Serasa dunia ini sempit, hanya selebar daun kelor! Kenapa Engkau masih memberikan dia nafas, Ya Allah. Masih pantaskah orang seperti dia menginjakkan kakinya di bumi ini! Ataukah aku yang terlalu hina di dunia ini? Apakah hanya orang-orang yang berduit, yang lebih pantas menduduki jagat raya ini dengan segala cara yang mereka inginkan. Menghalalkan segalanya untuk memenuhi kelakuan bejatnya yang minim akhlak!" Lili terus saja mengeluarkan kata-kata yang mendefinisikan seorang pria yang telah membuat kehidupannya hancur.

BRAKK..

"Lili, ada apa dengan kamu?"

"I am fine, Lia"

"Apanya yang baik-baik saja! Lihat aku, Lili!" teriak Lia, membalikkan badan Lili kehadapan.

"Kau menangis, Lili?"

🌟🌟🌟🌟🌟

Bersambung..

Selamat malam.. Selamat beristirahat, jangan lupa kalau sudah membacanya pencet tombol 👍 hingga berubah warna merah dan juga tinggalkan jejak cinta kalian di kolom komentar. Terimakasih 🙏🏻🥰

Terpopuler

Comments

🍭ͪ ͩ❤️⃟Wᵃf៹𝒯ᎷεĩꙆĩ𐌽ց♡✨

🍭ͪ ͩ❤️⃟Wᵃf៹𝒯ᎷεĩꙆĩ𐌽ց♡✨

kasihan banget lili pasti masih trauma sama apa yang pernah terjadi di masa lalunya.

2022-12-14

1

❤️⃟Wᵃf𝗥ҽȥȥα ⍣⃝కꫝ 🎸

❤️⃟Wᵃf𝗥ҽȥȥα ⍣⃝కꫝ 🎸

kafe mantan itu emang nama kafe nya apa gimana

2022-12-14

1

⸙ᵍᵏ 🅟🅡🅔ᵉ⏤͟͟͞Rεɳ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ Kᵝ⃟ᴸ🦎💞

⸙ᵍᵏ 🅟🅡🅔ᵉ⏤͟͟͞Rεɳ🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ Kᵝ⃟ᴸ🦎💞

nama kafe nya bikin males makan apa2 dong wkwk🤣

2022-12-14

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!