Happy reading..
☘️
☘️
☘️
"Liaaaa.."
Teriakan Lili yang kencang keluar sudah dari bibir ranumnya. Ia mengeluarkan keluh kesahnya di dalam toilet, yang sepi.
"Haruskah aku bertahan dan tetap melanjutkan tugas yang Lia berikan padaku? Akankah aku mampu menyelesaikan tugas ini dengan baik, jika hatiku tidak baik-baik saja! Kenapa, disaat melihat dia dengan wanita lain. Hati ini terasa muak, enek banget. Hingga perut menjadi mules dan mual. Apalagi jantung ini! Kenapa dengan jantungku? Apakah aku terkena serangan jantung mendadak, ketika berhadapan dengan pria brengsek itu!"
Aahhh..
Kenapa dan bagaimana?
Dua kata itu yang sekarang menjadi pikiran Lili. Kenapa? Kenapa harus kembali ke masa lalu yang kelam. Dan bagaimana? Bagaimana dia harus bersikap dan mengatasi semua ini?
"Berhenti atau lanjut?"
Dua pilihan yang harus dipilih salah satu oleh Lili. Menyudahi atau meneruskan semuanya, sebelum dia masuk lebih dalam lagi kedalam masalah yang rumit.
"Aku harus segera menghubungi Lia" kata hati ingin berhenti saat ini, tidak melanjutkan semuanya.
**
Lili segera mengambil ponselnya dari dalam tas kecilnya, lalu memencet tombol yang tertera nama seseorang di sana. Dan mulai terhubung sambungan telponnya.
"Hallo, Assalamualaikum. Lili" sapa Lia di sebrang sana.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Aku berhenti, Lia!" sahut Lili lirih.
"Apa maksudnya?"
"Aku tak sanggup, Lia. Maafkan aku" sambung Lili, lagi.
"Kenapa, Lili? Bahkan ini belum ada sehari"
"Boleh, aku bertanya padamu, Lia?" tanya Lili.
"Bertanya apa?"
"Cukup kamu menjawabnya! Jangan membalas dengan sebuah pertanyaan!" jawab Lili.
"Ok, ok"
Diseberang telpon, Lia terlihat berpikir. Ada apa dengan Lia, sekarang ini.
"Jika aku sedih, kamu bisa apa?"
"Aku bisa menghiburmu" balas cepat Lia.
"Jika aku terluka, kamu akan apa?"
"Aku akan mengobatinya"
"Jika aku jatuh sakit?"
"Aku akan membawamu ke rumah sakit"
"Jika aku jatuh ke dalam pelukan---" belum selesai Lili berbicara, namun Lia langsung memotongnya.
"Kamu jatuh ke dalam pelukan siapa, Lili?" tanya Lia kencang.
"Hello.. Aku belum selesai, Lia! Kenapa kamu mendiskon nya! Jadi terputuskan, ya sudahlah!" Lili tak berminat untuk melanjutkan kembali.
"Lili.. Pada siapa kamu jatuh ke pelukannya?" cerca Lia, semakin penasaran.
"Tak usah dibahas, sudah tak mood!" jawab Lili, tak bersemangat.
"Lili, aku ingin tau! Cepat lanjutkan!" tanya Lia menggebu.
"Tak usah, Lia. Lebih baik pulang dari sini aku segera memeriksakan jantungku pada dokter ahli jantung" jawab Lili berbelok.
"Ada apa dengan jantungmu, Lili?"
"Ada dia di setiap detak jantungku" jawab Lili, asal.
"Astaga, ini bocah semakin membuat aku kevo! Cepat katakan, Lili!"
"Bye.. Bye.. Lia" Lili memutuskan sambungan telponnya dengan sahabat semprull nya itu, tanpa jawaban yang pasti.
Sedangkan di sebrang sana, Lia mendengus kesal. Karena belum mendapatkan jawaban dari pertanyaannya yang ditujukan pada Lili.
Setelah merasa lega di hatinya, yang mengganjal sedari tadi, Lili merapikan kembali dandanannya dengan menambahkan tipis bedak di wajahnya serta mengoleskan pemanis di bibirnya yang terlihat pucat.
Hampir 15 menit, Lili berada di toilet untuk menghilangkan rasa jenuhnya. Dan akhirnya dia kembali juga ke ruangan CEO GA GROUP.
**
Karena berjalan dengan tergesa-gesa, Lili tidak memperhatikan lantai yang habis di bersihkan oleh office boy. Dia tidak bisa menghindari kejadian yang menimpanya hari ini.
"Aw.." kaki Lili terpeleset di lantai yang licin, hingga membuat tergelincir kakinya. Ia berusaha menyeimbangkan badannya, namun karena tidak mendapatkan sesuatu untuk berpegangan. Akhirnya tubuh Lili meluncur di atas lantai yang selesai dibersihkan office boy itu.
Dan bertepatan Giordan Adhitama membuka pintu ruangan kerjanya dan mendengar teriakkan Lili.
Sedangkan Ardo yang terkejut melihat Lili terpeleset, segera ia berlari ke arah Lili hendak menolong, "Hati-hati, Nona Lili" Ardo hampir memegang tubuh Lili.
Namun ia diberhentikan dengan suara bariton Giordan Adhitama, "Stop Ardo! DON'T TOUCH MY ANGEL!" seketika Ardo terdiam, mengurungkan niatnya. Dia hanya berdiri terpatung melihat tubuh Lili yang terhuyun ke arah lantai.
Dan terjadilah adegan slow motion antara Giordan dan wanita pujaan hatinya. Lili hanya bisa memejamkan kedua matanya, dia tak bisa membayangkan betapa malu dan kesal bercampur menjadi satu saat itu.
Gedebuk..
Suara keras sesuatu yang terjatuh dan membentur lantai.
Dua gulali yang saling menempel sempurna, akibat tubuh ramping Lili yang terjun bebas dengan posisi di atas tubuh seseorang yang tak tau siapa.
Persekian detik jantung Lili berhenti berdetak, kedua pupil indahnya tak berani untuk dibukanya.
"Aku terjatuhkah? Tapi kenapa tubuhku tidak menyentuh lantai yang dingin itu? Melainkan tercium di indera penciumannya, bau wangi maskulin yang mencekat hidungnya. Siapa dia, Ya Allah? Betapa malunya aku saat ini! Posisi apa ini, Ya Allah? Kenapa hari ini begitu sial!" gumam Lili.
Sedangkan pikiran Giordan melayang sesaat setelah hidungnya menghirup bau harum aroma lavender yang melekat di tubuh Lili.
Lama keduanya saling diam, hanya terdengar detak jantung yang saling berlomba memacu seperti di area pacuan kuda.
Giordan terus memeluk erat tubuh Lili sambil membelai ujung kepala Lili. Sangat jelas kalau dia sudah merindukan seseorang itu sejak lama. Sedangkan Lili hanya bisa terdiam membatu dalam pelukan Giordan, posisi yang nyaman. Kepala Lili berada tepat di dada bidang pria tampan nomer satu di GA GROUP, seakan tidak rela pria itu untuk melepaskannya.
Nyaman?
Tentu tidak bagi Lili, anggap saja shock terapi awal untuk menetralkan hatinya. Antara benci dan pekerjaan. Pekerjaan yang benar-benar menguji nyalinya, sesulit apapun cobaan yang dia dapat. Dia benar-benar harus bertahan demi untuk sahabatnya, ia tidak boleh terlihat egois.
"Kau mau diam saja di sini? Apa kau sangat merindukan pelukanku?" suara lembut itu mengagetkan Lili yang belum sadar sepenuhnya.
"Sial, bisa saja dia bicara seperti itu? Siapa juga yang merindukan pelukannya! Tapi nyaman juga sih, dada bidangnya untuk bersandar!" gerutu absurd Lili.
Perlahan Lili membuka kedua matanya, ia mendongak kepalanya. Pandangan mereka bertemu, Lili benar-benar merasa malu. Mata Giordan terus tertuju padanya, namun dia tak berani untuk mengedipkan matanya dihadapan Lili. Ada rahasia besar yang disembunyikan oleh Giordan.
Jantung Lili berdetak kencang, ketika melihat wajah tampan pria dihadapannya itu yang bersinar, bening banget.
"*Ini wajah apa air ya? Bening banget, bikin fresh penglihatanku."
"Hu.. hu..," Lili berusaha menarik nafas dalam-dalam agar jantungnya tidak terus berpacu kencang. Ia takut pria tampan itu bisa mendengarkan detak jantungnya, saat ini*.
"MY ANGEL"
Sebuah suara serak Giordan Adhitama terdengar kembali di pendengaran Lili. Ia membelalak dengan tubuh spontan membeku dan menegak. Dadanya bergemuruh.
Lili dengan kaku, berdiri dan sedikit memberi jarak.
"Selamat berjumpa kembali, My Angel!" Giordan bersuara, menyapa wanita yang berdiri di hadapannya. Nada suara yang terdengar sangat rendah dan begitu serak. Namun, satu sisi terkesan seksi dan menggoda di telinga Lili. Tapi di sisi lain sangar terdengar horor dan menakutkan bagi jiwa Lili.
🌟🌟🌟🌟🌟
Bersambung...
Akankah Lili benar-benar terjerat jaring laba-laba pesona Giordan Adhitama yang terbentang luas.
Kevoin terus yuk hingga Lili terjatuh dan terjatuh lagi di pelukan Giordan. 🤭🙈😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
✤͙❁͙⃟͙Z͙S͙༻Karisma Ad🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ
ikutilah Kata hatimu, karna biasanya kata hati itu benar
2023-01-03
0
❤️⃟Wᵃf♡᭄⃟ន𝒶𝒹 𝓖𝓮𝓪♡ᥫ᭡💯
Semangat lili kamu bisa menyelesaikan tugas dari Lia
2022-12-14
9
Nyai💔
jangan suruh jatoh terus lah 🤭
2022-11-23
2