Happy reading...
...Apa kau tidak merasa bahwa ada seseorang yang selalu menunggumu dalam diam, Gadis Unik? Dan seseorang itu adalah Aku...
...Giordan Adhitama ...
☘️
☘️
☘️
"Maafkan aku datang terlambat, sayang."
Seorang wanita langsung memeluk manja Giordan yang sedang duduk sendirian, menunggu kedatangannya sedari tadi.
"Ayra," Giordan terlihat kaget dengan kedatangan kekasihnya, secepat mungkin ia memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya.
"Apakah kau tidak merindukan aku, sedetik pun?" bisik lembut Ayra ke telinga Giordan, setelah dia mendapatkan pelukan balasan dari Pria tampan yang memakai kacamata hitam itu.
Giordan masih membeku, dia tidak menjawab pertanyaan kekasihnya. Ia menarik lebih dekat tubuh Ayra ke dalam pelukannya. Aroma parfum yang beda itu, semakin jelas di indra penciuman Giordan. Sejenak pikirannya mendadak blank, bayangan Ayra berpelukan dengan laki-laki lain selain dirinya ataukah Ayra masih saja sering berselingkuh dibelakangnya.
"Hai, sayang. Kenapa malah bengong?"
Suara yang selalu terdengar manja di telinga Giordan, langsung membuyarkan lamunannya.
"Nggak apa-apa," Giordan sempat terkejut dengan teguran Ayra, tetapi dia segera menguasai keadaan dengan tenang. Itulah keahlian Giordan dalam mengatasi situasi yang sangat terjepit sekalipun. Ia pasti bisa menghindar dari serangan pertanyaan dari lawan bicaranya.
"Aku juga sangat merindukanmu, baby." segera Giordan merengkuh pinggang Ayra dengan mesra. "Kapan kamu ada waktu luang buat aku! Jadwal pemotretanmu selalu padat! Kau menjadi semakin sibuk, baby!" protes Giordan.
"Sabarlah, sayang. Sebentar lagi kita akan menikah." Ayra dengan santai membalas ucapan Giordan.
Giordan melepaskan tangannya dari pinggang Ayra, pria tampan itu mempersilakan Ayra untuk duduk. Setelah ia menarik kursi kebelakang yang berada di sebelahnya.
"Aku sudah bosan jadi jomblo karena harus menunggumu selama 5 tahun." celetuk Giordan kesal.
"Maafkan aku, sayang! Aku sudah menandatangani kontrak kerja dengan salah satu produk waktu itu!" potong Ayra cepat.
"Apa kau tidak bisa membatalkannya!"
"Tidak bisa, sayang. Aku pasti terkena pinalti sebesar 5 miliar, jika aku membatalkan kontrak kerja secara sepihak!"
"Hufft, menunggu adalah waktu yang membosankan!"
"Apa kau bosan menunggu?" tanya Ayra dengan suara lantang.
"Selalu itu, jawaban yang kau berikan untukku!"
Mendengar hal itu, membuat Ayra semakin uring-uringan. Jika memang dirinya sangat spesial di hati Giordan Adhitama. Tak akan ada kata bosan yang terlontar dari bibir kekasihnya itu. Lantas untuk apa dia mempertahankan hubungan itu.
Getaran ponsel di dalam tas branded milik Ayra terasa jelas, tanda ada pesan masuk. Ia segera mengecek ponsel dan membaca pesan chat yang masuk.
📩 "Segera kembali ke lokasi pemotretan dalam waktu 15 menit." info chat yang mengabari Ayra untuk segera datang ke lokasi pemotretan.
Setelah membaca pesan itu, dan memasuki kembali ponselnya ke dalam tas. Ayra segera beranjak dari posisi duduknya sekarang.
"Sayang, maaf aku harus segera kembali ke lokasi pemotretan." ucap Ayra seolah-olah menyesal.
"Apa harus secepat itu? Apa kau tidak ingin minum sesuatu? Minuman kesukaan kamu, misalnya?" cegah Giordan agar Ayra tidak meninggalkannya.
"Maafkan aku, sayang. Lain kali ya, aku temani kamu lebih lama. Sekarang aku harus segera kembali." Ayra memberikan kecupan singkat di bibir Giordan, sebelum ia benar-benar pergi.
Untuk sesat Giordan hanya terdiam menatap Ayra mengecup bibirnya singkat.
"Selalu aku yang mengalah!" keluh Giordan.
"Please, jangan marah." pinta Ayra memelas untuk melunakkan hati Giordan Adhitama.
"Apa tidak penting bagimu hari pernikahan kita?"
"Sangat penting!" jawab cepat Ayra.
"Jika penting, kenapa kamu----."
"Sayang, please! Jangan ungkit masalah ini! Kita sudah pernah membahasnya, bukan? Lagian kita sudah memakai jasa WO kenapa harus capek memikirkannya! Serahkan saja pada jasa WO, kita tinggal menikmati hasilnya! Bereskan!"
Giordan mengusap wajahnya kasar, menaruh kacamata hitamnya di atas meja.
"Dengan jasa WO, bukan berarti kita lepas tangan juga!" marah Giordan.
Wanita itu memeluk Giordan, untuk bisa meredamkan emosi kekasihnya yang mulai meledak. Sayang sekali Giordan mendorong tubuh Ayra beberapa detik setelah berusaha membujuknya.
"Terserah kamu! Menyebalkan!" umpat Giordan.
"Aku harus pamit dulu, sayang" Ayra melambaikan tangannya, meninggalkan Giordan terpaku di tempatnya.
"****! Aku tidak boleh seperti ini! Kenapa aku jadi lemah, ketika berhadapan dengan wanita kalajengking itu?" Giordan mengacak-acak rambutnya yang tertata rapi.
"Dimana kamu, Gadis Unikku! Aku ingin meminta maaf padamu!"
****
Lili masih berdiri di depan cermin besar yang memantulkan kembaran dirinya.
"Kenapa dia muncul lagi? Sia-sia sudah pelarianku selama 5 tahun ini! Kenapa juga aku harus menginjakkan kakiku di sini? Apa belum usai ujian aku, Ya Allah? Padahal aku sudah mengisi lembar demi lembar kerta ujian waktu itu, tapi kenapa sekarang muncul kembali soal yang lebih rumit lagi, Ya Allah? Apa makhluk itu terhempas dari neraka, hingga mendarat di bumi ini lagi?" Lili berbicara sendiri sambil menatap lurus ke dalam kembarannya.
"Cantik?"
"Siapa?"
"Kamu!"
Lili terus berbicara sendiri di kesunyian toilet Kafe Mantan tanpa penghuni yang terlihat mata.
"Buat apa cantik, jika tak suci lagi!"
"Jangan berputus asa, masih banyak jalan menuju surga." sisi baik Lili memberikan semangat, namun sedikit membuat jengkel Lili.
"Kau pikir mau mati, mencari jalan menuju surga." sisi buruk Lili mengumpat kesal.
"Kan harus begitu, kita tak tau umur sudah sampai mana." bela sisi baik Lili.
"Kau mendoakan buruk ke Lili!"
"Ah, stop! Pusing dengar ocean kalian!" Lili menjerit dan mengepalkan tinju ke udara, yang sengaja diplesetkan.
"Hampir aku tinju, ini kaca. Bisa berabe nanti! Uang gajian buat gantikan kaca yang pecah."
Disaat Lili sibuk dengan pikirannya, tiba-tiba terdengar pintu toilet dibuka dengan kasar.
BRAKK..
"Lili, ada apa dengan kamu?"
"I am fine, Lia"
"Apanya yang baik-baik saja! Lihat aku, Lili!" teriak Lia, membalikkan badan Lili kehadapan.
"Kau menangis, Lili?"
"Tak ada yang menangis!"
"Kenapa mata kamu, basah?"
"Aku habis cuci muka, Lia. Nggak usah panik gitu." elak Lili menutupi kebenaran yang ada.
"Bohong kok nggak cerdas!" ejek Lia.
"Maksudnya?"
"Trend baru, cuci muka yang basah cuma sekitar Jabodetabek lingkaran mata dewa!" semprot Lia.
"Kamu itu, biang reseh. Aku belum selesai membasuh wajahku dengan rata, sudah kamu kagetin dengan suara kaleng susu formula milik kamu."
"Suara merdu begini, kau bilang kaleng susu formula! Dikasih pak rombeng laku 3rb, aja pastinya!"
"Biasa harap maklum, sekolahnya pak rombeng itu. Nggak jauh-jauh dari 3rb, 5rb, 10rb." kekeh Lili menghibur diri.
"Hafal betul, jangan-jangan bapak kamu, kang rombeng ya." tawa kedua wanita itu mulai meramaikan toilet yang dihuni penduduk kasat mata.
"Kang rombeng apa kang gimbil."
"Hahahaha.. 🤣🤣🤭" pecah sudah kebisingan mereka berdua memenuhi ruangan toilet cewek itu.
🌟🌟🌟🌟🌟
Bersambung...
Selamat hari Senin.. Selamat memulai aktifitas di awal Minggu..
😂😂😂
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
𝐃𝐞𝐠𝐚𝐧
hedeuh gadis unikku, prett
2023-01-04
0
🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸
bisa aj lili ngeles nya biar g ketau an ama lia padahal mha g ngomong juga lia tau kamu abis nangis 😂😂
2022-12-14
11
⧗⃟ᷢʷJayJevan🏀
udah tau wanita kalajengking masih luluh aja lu bro
2022-12-14
0