Maafkan Lili, Mama

Keesokan harinya.

Sinar mentari mulai masuk ke celah jendela kamar seorang wanita yang sedang terlelap. Tirai putih yang tersingkap tertiup angin mengeluarkan suara berisik yang mengganggu tidurnya.

Cahaya yang berwarna keemasan itu sudah mulai menghangat, menandakan pagi sudah berganti siang.

Lili membuka mata perlahan-lahan menyesuaikan cahaya yang masuk, tangannya meraba-raba nakas disebelah ranjang untuk mencari ponselnya. Belum sempat Lili meraih benda ajaibnya itu. Tiba-tiba suara berisik tanpa jeda itu telah mendahuluinya.

"Siapa sih yang mengganggu tidurku!" Lili mengembuskan nafas kasar. Ia berusaha bangun dengan malas untuk menerima panggilan telponnya di pagi buta.

"Hallo" Lili mengangkat panggilan teleponnya dengan malas dan tanpa melihat nama yang tertera.

"Pagi, Lili. Bagaimana kabar kamu di sana?" sapa seseorang dari sebrang telpon.

Lili menggangah tak percaya. "Bu Detti?"

Seketika mata Lili terbuka lebar, rasa kantuk yang sedari tadi masih melekat. Kini pergi entah kemana. Ia terduduk di pinggir ranjang masih dengan hot pant, rambut acak-acakan dan muka bantal. Terlihat jelas kalau dia baru terbangun dari mimpi.

"Lili, kamu masih tidur?"

"Eh, ah, tidak Bu Detti. Saya sudah bangun dari tadi" bohong Lili, malu jika harus menjawab baru bangun tidur. Tapi bagaimana lagi, perjalanan yang jauh membuat capek badannya.

"Baiklah. Ibu hanya memberitahukan bahwa pembukaan anak cabang yang di Surabaya itu terpaksa harus ditunda sementara waktu. Karena Presdir kita akan melangsungkan acara pernikahannya dalam waktu dua minggu lagi. Jadi untuk dua minggu yang akan datang itu, manfaat untuk kamu bisa bertemu kangen dengan keluargamu."

"Maksudnya gimana ya, Bu?"

"Kamu dibebaskan tugas untuk waktu dua minggu itu, Lili. Karena acara peresmiannya menunggu setelah acara pernikahan Presdir kita."

"Siap, Bu Detti"

"Kamu bisa juga berkoordinasi dengan Pak Ardo, assisten pribadi Presdir GA Group. Habis ini, saya akan mengirimkan no kontak Pak Ardo, ke WA kamu."

"Siap, Bu Detti. Saya tunggu perintah Bu Detti selanjutnya."

"Selamat berlibur dan bertemu kangen dengan keluarga kamu di Indonesia, Lili."

"Terimakasih, Bu Detti. Telah mempercayakan tugas ini kepada saya."

"Sama-sama, Lili. Tetap jaga diri baik-baik di sana." pesan Bu Detti kepada Lili, yang sudah dianggap seperti putri kandungnya sendiri.

Tuuuuutt..

Panggilan terputus.

Bu Detti adalah pimpinan Lili yang berada di London. Semenjak dirinya bekerja di Perusahaan GA Group, belum pernah dia bertemu sekali pun dengan Presdir GA Group yang di London. Karena semua tugas nya telah dipercayakan kepada Bu Detti.

***

Lili POV

Aku berdiri di depan jendela kamar apartemen, menikmati pemandangan pagi ini di kota Jakarta. Hiruk pikuk lalu lalang orang yang mulai berangkat untuk mengais rezeki. Aku hanya bisa terdiam terpaku mengenang masa lalu yang kelam itu.

Andaikan malam itu, aku tidak menginjakkan kaki ke apartemen Adam calon suamiku. Untuk memberikan kejutan di hari bersejarah dalam hidupnya. Mungkin kejadian naas itu takkan terjadi.

Dan laki-laki gila itu tidak merenggut harta yang paling berharga milikku, mungkin saat ini aku sudah menjadi wanita yang paling bahagia di negeri ini.

Ya, wanita yang paling bahagia mendampingi seorang Adam Demitri, pengusaha muda yang sukses dengan segala bisnisnya.

Tak terasa bulir bening telah menetes di pipi. Aku harus pergi menjauh dari orang yang aku cintai dan sayangi. Bahkan aku harus merelakan dan mengikhlaskan cinta pertamaku dan menghancurkan hari pernikahan yang tinggal menghitung hari. Undangan telah tercetak dan tersebar, gaun pengantin yang sangat cantik untuk kupakai di hari yang bahagia itu. Semua nya hanya tinggal angan-angan dan kenangan yang tak mungkin aku lupakan.

Hanya cincin ini yang bisa menemani hari-hari sepiku di negari orang. Keputusan sepihak yang aku buat pasti membuat orang-orang yang aku sayangi sangatlah kecewa. Apalagi Adam yang tak tau alasan dari permasalahan ini.

Tiba-tiba aku pergi menjauh dari sisi Mama, Adam dan sahabatku. Aku merasa kotor di hadapan mereka semua. Aku tidak bisa menjaga kehormatanku.

Dan kembali air mata menetes, mewakili hati yang sangat pedih. Akan kah aku mampu, jika harus bertemu kembali dengan mereka.

Mama, aku sangat merindukanmu. Rindu akan pelukan hangat mu di setiap hariku. Rindu senyumanmu, yang selalu mengantarkan semangat pagiku untuk meraih kesuksesan. Rindu masakanmu, yang terlezat dari restoran manapun.

Aku rindu semua tentang Mama. Apakah Mama baik-baik saja di sana? Maafkan Lili, Mama.

Lili POV end.

***

Giordan Adhitama POV

Dimana dirimu gadis unik? Kenapa kau tak pernah muncul kembali di hadapanku, hingga kini? Kau menghilang bagaikan ditelan bumi. Aku sudah gila karena dirimu. Harum wangi tubuhmu itu, telah menjadi canduku. Aku rela buta demi untuk mendapatkan cintamu, gadis unik.

Maafkan aku yang telah mengambil dengan paksa kehormatanmu. Aku telah dijebak oleh seseorang yang ingin menghancurkan hidupku. Muncullah di hadapanku sekarang ini, aku akan mempertanggungjawabkan perbuatanku kepada dirimu.

Tuhan, berikan aku petunjuk di mana gadisku berada. Aku sangat merindukannya, dan aku yakin dia pasti masih hidup di dunia ini. Firasatku tak akan membohongiku.

Aku sangat mencintaimu gadis unik, yang telah membawa pergi hatiku.

Giordan Adhitama POV end.

***

"Aaaaaarrrggghh," teriak Giordan frustasi sambil mengacak rambutnya, ketika ia memasuki apartemennya.

Ia berjalan ke dapur untuk mengambil air minum dalam lemari es. Setelah menuangkan air dari botol ke gelas yang dipegangnya.

Terasa sejuk tenggorokannya, setelah teraliri air putih yang membasahi.

Hawa dingin dan sepi di dalam apartemen mewah miliknya, hanya Gio yang menempatinya. Tidak ada orang lain pun yang berani menginjakkan kaki nya di apartemen itu, terkecuali Ardo.

"Hallo, ada apa kamu mengganggu waktu sendiriku, Ardo!" bentak Gio.

"Maaf, Tuan Muda. Saya telah lancang mengganggu waktu istirahat, Tuan Muda. Tapi saya ada informasi yang penting buat Tuan Muda," balas Ardo dengan sedikit gugup.

"Berita baik atau buruk yang kamu bawa, Ardo!" tanya Gio.

"Ada berita baik dan buruk, Tuan Muda"

"Berita baiknya saja kau ucapkan buat hatiku senang dan berita buruknya, aku akan tutup telingaku."

"Cepat katakan!"

"Baik, Tuan Muda. Berita baiknya adalah tentang keberadaan gadis unik yang Tuan Muda cari selama ini dan berita bur---" Ardo belum menyelesaikan ucapannya, namun Gio telah memotong pembicaraan itu.

"Dimana gadis itu, sekarang!"

"Dia berada di kota Jakarta, Tuan Muda."

"Bawa cepat dia ke hadapanku, Ardo!"

"Baik, Tuan Muda. Dan untuk berita buruknya adalah ---."

"Aku tidak ingin mendengarkan nya, Ardo!"

"Tapi ini sangat penting, Tuan Muda."

"Sepenting apa berita buruk itu, aku tidak perduli! Aku hanya butuh gadisku! Paham kamu!"

"Ini perintah Nenek Sofia, Tuan Muda."

"Nenek Sofia!"

"Iya, Tuan Muda."

"Apa perintahnya?"

"Pernikahan Tuan Muda harus dipercepat, kalau tidak. Tuan Muda akan dicoret dari KK, penerima harta warisan dari Nenek Sofia."

"Aarrrggghh.."

Tuut.. Tuut.. Tuut..

🌟🌟🌟🌟🌟

Bersambung..

Jangan lupa tetap goyangkan jempolnya agar tombol 👍 berganti warna merah dan tinggalkan jejak cinta kalian di kolom komentar. Terimakasih 🙏🏻💖

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ𝕸𝖊ⷩ𝖎ɩͥ𝖎𝖓ᷧ𝖌ⷮ❤️⃟Wᵃf

🍌 ᷢ ͩ𝕸𝖊ⷩ𝖎ɩͥ𝖎𝖓ᷧ𝖌ⷮ❤️⃟Wᵃf

Astaga Gio gak sabaran banget sih masak iya main bawa2 anak orang kek bawa boneka aja, emang tuh cewek mau apa di bawa

2022-12-14

4

🍌 ᷢ ͩ𝕸𝖊ⷩ𝖎ɩͥ𝖎𝖓ᷧ𝖌ⷮ❤️⃟Wᵃf

🍌 ᷢ ͩ𝕸𝖊ⷩ𝖎ɩͥ𝖎𝖓ᷧ𝖌ⷮ❤️⃟Wᵃf

haist nih tuan muda gak sabaran banget jadi orang,coba biarkan Ardo selesai in ngomongnya baru tanya.

2022-12-14

3

༄༅⃟𝐐Vee_hiatus☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

༄༅⃟𝐐Vee_hiatus☂⃝⃞⃟ᶜᶠ

pasti kamu yang mengambil mahkota kehormatan lili

2022-12-14

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!