Rawa-rawa

Happy reading...

☘️

☘️

☘️

Pukul 05.00 WIB..

Benda mungil yang berada di atas nakas itu, kini mengeluarkan suara berisiknya tanpa jeda. Karena jarum jam telah menunjuk tepat di angka 12 untuk jarum panjangnya dan di angka 5 untuk jarum pendek.

Suara nyaring yang menggema memenuhi ruangan yang bernuansa pink itu telah mengganggu tidur seorang wanita yang sedang bersembunyi dibalik nyamannya selimut yang membungkus tubuh rampingnya.

"Berisik kamu, pagi buta sudah berteriak-teriak. Buyar semua mimpi indahku, karena kegaduhanmu!" omel absurd Lili pada benda mungil yang dimatikan sebelum bertambah bising merusak mood paginya hari ini.

Lili membuka kedua matanya secara perlahan, mengedipkan beberapa kali untuk menetralkan cahaya yang masuk. Kemudian dia terdiam duduk di pinggiran ranjang setelah merapikan selimut yang menjadi penghangatnya semalam. Seingatnya tadi malam dia lagi menonton drama Thailand, favoritnya. Tapi kini layar di laptop telah berhenti memutar tontonan yang ia lihat semalam sebelum tidur.

Pasti ketiduran!

Lili mengambil segelas air putih untuk membasahi tenggorokannya disetiap pagi dan menjelang tidur malam, demi menjaga kesehatan badannya. Sesaat dia menghela nafas, lantas menatap isi gelas yang tinggal setengah, kemudian meneguk hingga tandas isi dalam gelas bening yang dipegangnya. Sesuai pesan Mamanya dari dulu yang selalu dia ingat.

Ngomong-ngomong, sekarang sudah jam berapa, ya?

Lili beranjak dari posisi duduknya yang nyaman menuju ke kamar mandi, setelah melirik jam sudah menunjukkan pukul setengah 6 pagi.

"Aku tidak boleh terlambat, datang ke kantor si Sultan Angkara (antara murka atau mencari perkara)" Lili terkekeh sendiri memberikan julukan pada klien Lia yang makai jasa WO nya.

"Uuhh.." Lili mendengus singkat. Semoga saja si Sultan Angkara itu, tidak meminta sesuatu yang menyulitkan dirinya. Selama mengemban tugas dari sahabatnya itu.

Setelah keluar dari kamar mandi, yang memakan waktu hampir setengah. Kini, Lili mematut diri di depan cermin. Memutar badan ke kiri dan kanan, melihat apakah pakaian dan dandanannya sudah pantas atau belum untuk bertemu dengan Sultan Angkara.

"Hufft! Pekerjaan yang benar-benar membuatku frustasi! Rasanya kegugupan ini mengalahkan sidang skripsiku, 5 tahun lalu!" sungut Lili sambil menekan dahinya yang terlihat kinclong.

Hari ini adalah hari yang menyebalkan bagi Aulia Anastasia. Hari awal pertemuan klien Lia yang Sultan itu. Gugup, nervous? Tentu iya. Bahkan dia semalam tidak bisa tidur, hanya karena memikirkan orang dan pekerjaan yang tidak ada hubungannya dalam hidup seorang Lili. Tapi, ia harus tetap bekerja secara profesional. Menunjukkan bahwa ia mempunyai kwalitas kerja yang sangat baik dan loyalitas tinggi untuk bertanggung jawab serta amanah pada pekerjaan yang telah dipercayakan kepadanya.

Apakah dandanan aku sudah terlihat menarik? Apakah cara berpakaian aku sudah bagus? Bagaimana, jika wajah dan pakaianku tidak nyaman dilihat oleh si Sultan Angkara itu?

Semua itu benar-benar sangat menggangu pikiran Lili, pagi hari ini.

Lili menghembuskan nafas panjang, kemudian melirik jam digital yang terpajang di atas meja. Pukul 07.00 WIB, pagi. Ia sudah membuang waktunya sia-sia selama satu jam hanya untuk berdandan menyiapkan diri demi kesuksesan pekerjaan yang diemban dari sahabatnya itu.

Blouse biru muda dengan jeans biru gelap dan tas selempang kecil mendukung penampilan Lili, serta polesan make up yang simpel dan rambut yang dicepol tinggi untuk mempercantik penampilannya hari ini.

"Aku tidak boleh mempermalukan diriku sendiri dihadapan Sultan Angkara itu, bisa-bisa dianggap tak profesional pekerjaanku, nantinya. Karena dari penampilan wajah dan berpakaian juga bisa menghilangkan mood klien yang kita temui"

Dddrttt.. Ddrtt..

Ponsel di atas meja rias bergetar. Lili memicingkan matanya saat melihat layar ponsel mahal itu menampilkan satu nama yang membuat pusing kepalanya.

"Lia? Ada lagi dia menghubungiku? Semakin ribet kembali di sini" seketika Lili menghentikan kegiatannya dan meletakkan kembali peralatan make up yang dipegangnya sedari tadi.

"Pagi, Lili!"

"Iya Bu Bos, kenapa pagi-pagi sudah menelponku? Kangen, ya?" kesalku.

"Kamu udah dandan yang cantikkan?"

"Hmmm.." saut Lili malas.

"Jangan buat mood si tampan, hilang ya!"

"Menyebalkan! Yang ada moodku yang hilang pagi ini, hanya gara-gara mempersiapkan buat klien Sultan Angkaramu itu, yang tak jelas ketampanannya!" sungut Lili, berapi-api.

"Apa? Siapa? Sultan Angkara yang mana, Lili?" pertanyaan bertubi-tubi dilontarkan Lia untuk Lili.

"Woi, kasih pertanyaan jangan diborong, Bu Bos! Susah jawabnya!" balas Lili.

"Jawab aja, kan mudah pertanyaannya"

"Dasar cerewet! Aku kalau punya Bos, seperti kamu. Beneran dah, satu hari kerja. Besoknya langsung mangkir, malas masuk lagi!" sisi cerewet Lia mulai keluar, kalau sudah menyangkut keprofesionalan dalam bertugas menyelesaikan tanggung jawab yang diembannya.

"Tentu pasti cerewet biar menjadi orang sukses! Sudah jawab dulu itu semua pertanyaan dari aku!"

"Malas! Cari jawabannya!"

"Kok gitu, Lili..!"

"Iya karena jawabannya masih mencari sarapan pagi biar bisa buat jawab semua pertanyaan kamu, Bu Bos!"

"Semprull! Oleng gak jelas kamu, Lili!"

"Gara-gara kamu, aku jadi begini!"

"Aku pastikan hari ini, nggak bakal sia-sia kamu berdandan untuk bertemu orang tampan!"

"Tampan dari mananya! Bertemu aja belum, sudah bisa seyakin itu! Ehh, lupa. Tapi kalau kamu kan emang sudah tau wajah pria itu, jadi bisa mengatakan dia tampan!"

"Pastilah, dia tampan! Aku sudah bertemu dia!"

"Level pengukuran tampan kamu dengan aku pasti beda, Lia! Bagi kamu tampan, tidak bagiku. Sebaliknya bagi aku tampan, tidak untuk kamu! Itu lah pendapat masing-masing pribadi, tidak bisa ditebak!"

"Betul!"

"Karena pemikiran dan pendapat satu sama lain jelas berbeda, Lia. Isi kepala seseorang tidak harus sama dengan dengan harapan kita. Jadi kita harus bisa bersikap dan mengartikannya secara global. Karena kebanyakan orang itu melihat dan berpendapat dengan asumsi mereka sendiri."

"Dilihat.. Dirasakan.. Diucapkan.. Itulah hobby para netizen! Hahahaha.." kekeh Lia.

"Salah bestie!"

"Terus yang benar, apa?"

"Dilihat.. Disimpan.. Didiamkan dan dirasakan sendiri.."

"Itu kamu, Lili. Bukan aku"

"Kan beda! Itulah kenapa Allah SWT, memberikan isi kepala kepada hambanya. Karena kita bisa bertukar pikiran, membuat ide-ide yang cemerlang, beradu argumentasi dalam mencari solusi yang terbaik. Bukan mencari alibi untuk menghilang dari dunia ini, karena ada sesuatu hal yang terjadi."

"Itu kamu, Lili! Menghilang tanpa jejak selama 5 tahun dengan alasan yang nggak jelas! Ingat kamu masih punya hutang penjelasan padaku!"

"Hutang penjelasan apa, Bu Bos!"

"Udah jangan mengelak terus! Besok saja itu dibahas, kalau kamu udah menyelesaikan semua tugasmu! Hehehe..!"

"Enak aja! Asal perintah! Kalau bukan sahabatku, sudah aku buang kamu ke-----" belum selesai Lili berbicara sudah dipotong oleh Lia.

"Dibuang dimana, Lili...!" teriak Lia.

"Ke rawa-rawa!" balas kencang Lili.

Tuuttt... Tuut..

Terputus sudah sambungan telpon diantara dua sahabat yang sama-sama semprull...

🌟🌟🌟🌟🌟

Bersambung...

Biarkan saja sambungan telpon mereka yang terputus.. Asalkan jangan cinta si dia yang terputus seperti layang-layang.. 🙈🤣🤣🏃🏃🙈 AMBYAR..

Terpopuler

Comments

Kᵝ⃟ᴸ🦎🅐🅝🅤ⁿʸᵃ🄳🄴🄶🄰🄽

Kᵝ⃟ᴸ🦎🅐🅝🅤ⁿʸᵃ🄳🄴🄶🄰🄽

wkwkwkw marah sama weker

2023-01-04

0

🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸

🎯™ Zie ⍣⃝కꫝ 🎸

sudah menghilang lima tahun dan sekarang harus bantuin klien nya lia yang mungkin akan membuat lili menjadi sesuatu dehh 😱

2022-12-14

11

JANCOKKK🖕

JANCOKKK🖕

hn siapa tuh kliennya

2022-12-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!