17. Strategi, Cinta, Dan Persangkaan

Kumite yang diikuti Seti di Kejurnas sangat keras dan ketat di kelas 55 kg ke bawah. Setelah tiga babak yang melelahkan, langkah Seti terhenti di babak semi final.

Kecolongan tendangan mawashi di rahangnya saat lawannya sama-sama melakukannya membuat Seti terjatuh tak mampu meneruskan kumite. 

Permainan itu bukan melulu tentang teknik tetapi juga strategi.

Tak terbiasa ber-kumite dengan lawan kidal membuat Seti takluk. Itulah keunggulan strategi .... Mengenali lawan main dalam suatu permainan. 

Seberapa hebat teknik suatu permainan, tak akan berarti jika berhadapan dengan lawan yang sudah terbiasa dengan teknik itu. 

Jika teknik lebih kepada teori, ... maka strategi lebih kepada kebiasaan. Pelajaran itu kini dicatat seksama oleh Seti.

Kegagalan menembus final tidak ditangisinya. 

Ada kepuasan memahami sebab kekalahan dirinya .... Memahami bahwa tendangan berputar bisa saja dari arah kiri dan tidak harus dari sisi kanannya.

...----------------...

Tak mau berlarut dalam kegagalan Kejurnas, Seti menenggelamkan dalam keseriusan buku-buku pelajarannya. Ujian Nasional sudah di depan mata. 

Dari soal yang paling sederhana sampai yang paling rumit dikerjakannya dengan target waktu yang dibuat dan jumlah soal yang semakin banyak. Semakin hari waktunya diperpendek. Membiasakan berpikir cepat. Strategi ujian mulai diasahnya.

Duduk di teras rumah joglo setelah seharian berkutat dengan hitungan kalkulus yang rumit tetapi mengasikkan, Seti mencoba mengistirahatkan pikirannya. Bayangan daun matoa yang teduh melenakan lelah pikirannya.

Dilihatnya Ibu asik menata pot-pot tanah liat kecil berisi anakan anggrek tanah yang mulai mengeluarkan kuncup bunga. 

Koleksi anggrek ibu tak sempat banyak. Anakan anggrek yang baru bertunas tak sempat besar. Berpindah tangan diminta temannya.

Tak enak membiarkan Ibu sibuk dengan anggreknya, Seti berdiri mengambil sapu lidi di pojok halaman. Menyapu latarnya pelan-pelan. Ibu melirik, masih dengan anggrek dan pot-pot kecilnya.

"Kapan ujianmu Set ?" Tanya Ibu sambil menyudahi siraman terakhir di pot anggrek.

"Masih empat bulan lagi bu,"

"Jadi ke Jogja setelah lulus ?"

"Jadi bu ... sukur bisa diterima di UGM,"

"Amin ...." Harap Ibu sambil berlalu ke arah teras, lalu duduk di kursi jengki di sudut teras. 

"Bapak belum pulang bu ?" Masih menyapu Seti menanyakan Bapak. Sudah dua hari ini Bapak ke luar kota mengantar pesanan kembang gula.

"Mungkin nanti malam," jawab Ibu.

"Wah makan enak nanti." Kata Seti. Tahu kebiasaan Bapak setiap pulang dari luar kota. Kalau tidak ayam goreng porsi besar pasti sate bertusuk-tusuk.

"Ah Bapak-mu itu kayak Seto ... makan enak saja yang dipikirkan," Ibu tertawa," Eh piye si Seto... ?" Tiba-tiba Ibu menanyakan Seto.

"Katanya sih masih di Singapura bu ..."

"Oh ... Mas-mu itu nglaut terus ... Suruh kawin Set biar gak buat foya-foya terus duitnya,"

"Ah Ibu ... Mas Seto gak pernah foya-foya ... duitnya selalu habis buat aku," bela Seti walaupun tahu Ibu hanya bercanda.

"Iya iya ... mas-mu itu eman sama kowe," Ibu tersenyum. Tahu Seti pasti akan membela kakaknya.

"Eh bu ... mas Seto ngajak aku ke Labuan Bajo nanti setelah lulusan,"

"Labuan Bajo ? Di mana itu ? Amerika ?" 

"Flores bu ... Nusa Tenggara Timur ... Katanya banyak Komodo di sana,"

"Komodo itu apa ?"

"Sejenis biawak bu," jawab Seti sambil meletakkan sapu ke tempatnya lalu menghampiri duduk Ibu. Halaman rumah joglo terlihat bersih.

"Hiiii ... mending mas-mu suruh cari jodo Set," Ibu tertawa," Padahal dulu ... ampun ... bikin ribut anak gadis orang sekampung," lanjut Ibu masih tertawa.

"Mungkin mau cari bule bu," Seti membalas sambil tertawa.

...----------------...

Jam delapan malam terdengar suara Bapak. Seti yang sedang memandang lukisan Mercu Suar pemberian Hening beringsut ke luar mendengar panggilan Bapak.

Seperti tebakannya, sepiring besar ayam goreng dengan lalapannya ada di meja makan. Bapak dan Ibu terlihat makan bersebelahan. 

Tak mau berlama-lama Seti bergabung dengan Bapak dan Ibu. Mengambil sepiring nasi. Kepala ayam kesukaannya di ambil dari piring besar. Irisan mentimun dan selada serta sambal terasi tak ketinggalan.

"Piye pipimu ? Dah gak ngilu lagi ?" Tanya Bapak ke Seti di sela-sela makan.

"Sudah sembuh pak," jawab Seti. 

Mawashi geri lawan Seti dulu sangat telak. Rahangnya sakit berminggu-minggu sepulang dari Jakarta. 

Bapak dan Ibu sempat mengkuatirkan rahang Seti patah. Untungnya hanya bergeser sedikit setelah diperiksa dokter.

"Tapi hebat loh .... Anaknya Jono supir  juara empat Nasional," Bapak membesarkan hati Seti sambil menyebut namanya.

Di kampung Nenek dulu, ada banyak nama Jono.

Ada Jono wedus penjual kambing, Jono becak tukang becak, Jono semprit tukang parkir terminal, Jono ban tukang tambal ban dan Jono supir bapak Seto dan Seti .... Yang semuanya sampai sekarang masih sering berkumpul, apalagi jika pesta politik digelar.

"Tapi memang aku salah strategi pak," 

"Kudu berlatih strategi .... Ibumu juga begitu dulu ... strateginya cuma  kemayu ...  kemayu ... kemayu ... tiap hari di depan Bapak ... hahahaha ..." Seolah tak ingin Seti berlarut atas kekalahannya, Bapak mengalihkan menggoda Ibu.

"Eh ... sori lah ya .... Bapak-mu itu Set ... strateginya cuma ngrayu cinta ... cinta ... cinta," Ibu balik mengolok Bapak mesra.

Perbantahan strategi cinta Bapak Ibu di sela makan itu mengajarkan Seti, betapa kata cinta itu tidak melulu tentang kata-kata rayuan. Saling olok pun ketika dalam suasana hati yang tepat menunjukkan kedekatan dan arti cinta yang sesungguhnya.

...----------------...

Memutuskan meneruskan membaca  Max Havelaar, setelah makan malam. Seti bersandar di dinding papan kamarnya. 

Setelah Bab 1 sampai 15 yang memusingkan dirinya. Bab 16 tentang Saijah dan Adinda coba dipahaminya sebaris demi sebaris saat persangkaan Saijah terhadap Adinda menarik hati Seti.

Persangkaan itu tentang sebab kekalahan adu layang-layang desa Badur melawan Cipurut yang menurut Saijah akibat kesalahan Adinda memintal benang. 

Penyesalan Saijah adalah tak sempat meminta maaf kepada Adinda saat memutuskan meninggalkan desa Badur beberapa saat setelah persangkaannya.

Bagaimana jika nanti dirinya mati di perantauan dengan meninggalkan persangkaan dan kata-kata kemarahan kepada Adinda ? Sementara persoalan kekalahan desa Badur sebab kalah strategi si kecil Jamin desa Cipurut lewat pecahan kaca yang memutuskan tali layangan.

Pahamlah Seti, kenapa Seto memberikan novel ini padanya.

Betapa kebahagiaan ada setelah suatu persangkaan  menjadi terang benderang tanpa ada amarah seperti Saijah yang bertengkar dan memaki-maki Adinda sebab kalah bertaruh adu layang-layang.

Betapa Saijah meraung-raung seperti orang gila, mendapati rumah Adinda tak ditemuinya lagi sepulang tiga puluh enam bulan perantauannya di Batavia.

Persangkaannya terhadap Adinda sangat melukai Saijah. Tak ada gunanya tiga ekor kerbau yang sudah mampu dibelinya seperti impiannya bersama Adinda saat kecil, saat menyadari tak ditemuinya lagi Adinda di desa Badur. 

Dan betapa tersiksanya Saijah saat menyusul Adinda ke Lampung  berharap maaf tentang persangkaanya tetapi ternyata  hanya mayat Adinda yang ditemuinya.

Menjadi gila karena persangkaannya yang tak termaafkan Adinda. Saijah menyambut bayonet tentara Belanda, menghunjamkan dalam-dalam ke dadanya .... Meninggalkan tiga puluh dua coretan lesung persangkaannya di desa Badur.

Semakin pahamlah Seti .... Betapa kebahagiaan Seto dan Bening bukan melulu tentang cinta .... Melainkan melepaskan suatu persangkaan dengan suatu kemaaf-an.

Seti mengulang lagi Bab 16 Max Havelaar dari awal. Berharap tak ada lagi persangkaan antara dirinya, Asri dan Hening ...

 -------------------------

*Nglaut : pergi ke laut dalam bahasa Jawa.

*Eman karo kowe : sayang sama kamu dalam bahasa Jawa.

Terpopuler

Comments

Setia R

Setia R

masak sih?😀😀😀😀

2023-09-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!