14. Sebuah Jawaban

Berdebar dengan keras jantung Seti ketika Seto mengarahkan si Denok masuk ke gang yang sudah sangat dihapalnya.

Melewati mulut gang yang masih gelap seperti dulu, Si Denok masuk ke halaman rumah jengki.

Kenapa Seto mengajakku ke rumah ini ? Gumam hati kecil Seti.

Lampu depan terlihat menyala. Tampak dari depan pintu ada dua perempuan yang sedang mengobrol saat Seto mengetuk pintu. 

Mendengar ketukan, sosok yang dikenal Seto berdiri mendekat ke arah pintu. Bening terpana di hadapan Seto dan Seti setelah pintu terbuka. Kenapa Seto bisa bersama Seti ? Tanya hati kecil Bening.

...----------------...

"Selamat malam Ning," suara Seto lirih.

"Malam ..." Jawab Bening. Masih tak tahu harus melakukan apa.

Seti memandang keduanya. Sorot matanya penuh pertanyaan mengetahui keduanya sudah saling mengenal.

"Boleh kami masuk ?" Lanjut Seto di antara kecanggungan teras depan rumah jengki.

"Eh ... Masuk ..." Bening tergagap lalu masuk mendahului Seto dan Seti yang mengikuti.

"Seti ..." Kali ini suara Hening yang melihat Seti masuk mengagetkan Seto.

Hening lalu masuk ke dalam, meninggalkan Bening menemui Seto dan Seti.

"Aku ganti baju dulu ya," pamit Bening setelah melihat Seto dan Seti duduk. Pikirannya masih ke mana-mana.

...----------------...

"Kok kamu sudah kenal gadis itu ?" Tanya Seto setelah Bening dan Hening masuk ke dalam.

"Teman sekolah," Seti menjawab masih dengan pertanyaan hubungan Seto dan Bening, "Kok mas kenal mbak Ning?" Lanjutnya dengan nada heran.

"Kamu kenal  Ning juga ?" Seto memandang Seti.

"Keduanya aku kenal baik mas."

Seto terdiam. Mengambil rokok dari jaketnya, menyalakan lalu menghisapnya dalam-dalam.

"Kamu sering kemari ?" Tanya Seto lagi.

"Dulu ... Tapi sudah lama aku tidak ke sini,"

"Bapak dan Ibu mereka ?"

"Sudah lama meninggal mas ... Katanya kecelakaan," jawab Seti lirih.

Kecelakaan itu diketahui Seti, saat Hening menceritakan siapa saja yang tinggal di rumah jengki.

Seto terperangah mendengar jawaban Seti tentang kecelakaan itu. Mengakui, keputusannya meninggalkan Bening begitu saja adalah keputusan yang paling bodoh.

Tidak bisa dibayangkan kebencian dan kemarahan Bening kepadanya selama ini.

Memainkan asap rokok, Seto memikirkan kata yang tepat untuk menyampaikan maafnya sekaligus membiarkan Bening dengan kebahagiaannya bersama Joko sebelum dirinya pergi berlayar.

...----------------...

Berias seperlunya. Tak mau hatinya berlama-lama dengan segala macam pertanyaan tentang Seto dan Seti, Bening ke luar kamar beranjak ke ruang tamu. 

Menyuruh Hening yang dilihatnya ada di teras belakang untuk membuatkan teh dan kopi.

Masih ada raut canggung di ruang tamu setelah Bening duduk di depan Seto dan Seti.

Menatap kemiripan Seto dan Seti. Bening mencoba menebak mereka adalah kakak beradik.

"Seti adikku Ning," menyadari Bening mengamati Seti dan dirinya, Seto mencoba melepas kecanggungan mereka.

"Pantaslah ... Dari awal bertemu Seti, aku merasa wajahnya pernah kukenal," jawab Hening.

Pertanyaan hatinya tentang siapa Seti selama ini akhirnya terjawab ...

Selama ini, perawakan dan ketampanan Seti mengingatkan Seto di masa SMA-nya dulu. Perlahan kenangan masa lalu itu muncul kembali di ingatan Bening.

Kecanggungan mulai mencair ...

"Ada banyak hal yang ingin kusampaikan Ning. Kalau kamu berkenan," suara Seto masih dengan kekuatiran Bening tak akan mau menerima kata-katanya nanti.

"Di sini ?" Jawab Bening sambil melirik Seti. 

Merasakan Bening tak berharap ada Seti di antara pembicaraan mereka. Seto menyuruh Seti untuk pulang dan menjemputnya nanti. Tapi Bening melarang Seti pulang, dan menyuruhnya berpindah ke teras belakang.

Berpapasan dengan Hening yang mengantarkan minum ke ruang tamu. Gejolak hati Seti muncul lagi.

...----------------...

Bening mengenalkan Seto saat Hening muncul di ruang tamu dengan nampan minuman.

"Temani Seti di belakang Hen ... Ada sesuatu yang harus kami bahas,"

"Ya mbak." Tidak membantah Hening undur ke teras belakang setelah meletakkan dua gelas teh dan kopi panas di meja.

"Kopinya diminum," suara Bening beberapa saat kemudian. Pipinya terasa panas, tak sengaja bertatapan dengan Seto saat menawarkan kopi. Joko mengendap entah ke mana menyadari sosok Seto sekarang ada di hadapannya. 

"Maafkan aku Ning," sambil meletakkan gelas kopi yang dicicipinya ke meja, Seto mengawali percakapan.

"Sudah kumaafkan ..." Jawab Bening pendek diantara perasaan marah dan rindu masa lalu.

"Selama ini aku bodoh meninggalkanmu begitu saja,"

"Kenapa baru sekarang kamu menyadari kebodohanmu ?"

"Dulu aku  berpikir  pendek. Tak mampu menjawab keinginanmu."

"Sudah terjadi."

"Ceritakan perjodohanmu dan Joko,"

"Pentingkah ?"

"Jika aku tahu cerita itu darimu, hatiku lega sebelum aku berlayar lagi,"

"Jadi selama ini kamu pergi berlayar ?"

"Ya ..."

"Aku terlalu muda saat itu To ... Tak ada keberanian untuk menolak kehendak Bapak dan Ibu." Bening menyinggung perjodohannya dulu.

"Akupun terlalu muda untuk memenuhi permintaanmu. Membawamu pergi saat itu aku tak mampu ..." Kata Seto sambil memandang Bening dalam-dalam.

"Lalu Bapak dan Ibu meninggal. Perjodohan itu tak pernah ada ..." Suara Bening lirih. 

"Maafkan aku Ning ..." Seto mengulangi permintaan maafnya.

"Tahukah ... Betapa dulu aku selalu mengharapkan dirimu muncul di hadapanku ?" Sela Bening.

Seto terdiam sejenak. Menghisap rokoknya dalam-dalam.

"Aku tidak akan berlama-lama mengganggumu dengan Joko Ning. Aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja dan mau memaafkanku"

"Aku baik-baik saja ... Sebelum kemunculanmu..." Sela Bening lagi. Keduanya lalu terdiam masih dengan tatapan masa lalunya.

...----------------...

Seti menggeser duduknya saat Hening menyebelahinya. Lama tidak bertemu membuatnya sungkan duduk terlalu rapat. Masih memikirkan ada hubungan apa Seto dan Bening.

Hening  juga dengan pikiran yang sama.

"Apakah mas Seto yang dulu pernah dekat dengan mbak Ning Set ?" Tak tahan Hening mengungkapkan pertanyaan hatinya.

"Aku tak tahu Hen,"

"Sejak bertemu denganmu, berkali-kali mbak Ning menanyakan dirimu. Kamu mengingatkannya dengan seseorang yang pernah membuatnya jatuh cinta,"

"Lalu ?" Seti mencoba mencari tahu.

"Mereka berpisah... Aku sendiri tidak tahu sebabnya,"

"Mas Seto tak pernah bercerita kepadaku tentang perempuan Hen... Sama dengan diriku,"

"Nanti aku coba tanyakan ke mbak Ning. Jika ada sesuatu yang mengganggu perasaannya, mbak Ning pasti bercerita banyak padaku," lanjut Hening.

"Kata mas Seto, mbak Ning sudah punya teman dekat laki-laki ?"

"Ya ... Mas Joko," kata Hening, "Aku dan Asri yang menjodohkannya." Lanjutnya.

"Oh ...," nada terkejut keluar dari mulut Seti mendengar kata-kata Hening.

Keduanya memainkan gelas teh yang ada dihadapannya... Tak ada percakapan lagi.

...----------------...

Jam sembilan malam si Denok meninggalkan rumah jengki. 

Seto yang ada di depan menjalankannya pelan-pelan. Kata-kata Bening tadi sedikit melegakan kegelisahaannya.

Bening memaafkan kebodohannya, sekaligus telah memutuskan Joko menjadi kekasihnya. Tak ada penyesalan di hati Seto, mendengar Bening bahagia dengan keputusannya.

Kedewasaan menumbuhkan kebijaksanaan. Membenarkan cinta tidak harus memiliki adalah salah satu wujud kedewasaan.

Ada ego di situ ketika kebijaksanaan belum ada dalam roman percintaan Seto dan Bening. Dan ketika kebijaksanaan itu hadir. Masing-masing tidak akan mempermasalahkan suatu keputusan. 

Jika kenaifan masa muda Seto adalah tanpa kejelasan kelanjutan kedekatannya dengan Bening. Kali ini kedewasaan Seto memilih membiarkan Bening dengan kehendak bebas kebahagiaannya bersama Joko. 

Beningpun berdamai dengan keputusannya. Membiarkan Seto dengan kegembiraan samudra luasnya.

Tak ada pemaksaan kehendak kepada Seto, seperti dulu saat Bening memaksa Seto untuk membawanya keluar dari ikatan perjodohan. Cerita masa lalu hanyalah romantika sesaat. Ada yang lebih penting sesudahnya. Ketika kebijaksanaan hadir.

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!