4. Empat Hati Gelisah

Senin, 20 Juli 1987

Siang tadi aku mengenal Hening...Cantik, mungil, ramah, lucu, jail mirip polahku

Kesalku hilang ...

Lalu aku bertemu denganmu lagi ... Baiknya kupanggil Davos atau Seti ?

Matamu dingin menatapku ...Sepertinya tidak peduli denganku ...

Jam di dinding kamar  sudah di angka sebelas malam, ... kantuk Asri belum terasa seperti malam-malam sebelumnya. 

Pikiran-nya masih terpaku dengan jabat tangan Seti yang begitu membekas sore tadi di kelas Satu Delapan-nya ... Tangan yang membalas genggamannya itu terasa keras dan kaku seperti tangan pekerja.

"Menyenangkan dekat denganmu ... Tatapanmu tidak seperti anak laki-laki lain. Yang selalu menatapku dengan tatapan yang membuatku risih... " Gumam hati kecil Asri. 

...----------------...

Tangan  Asri terus mencoretkan kegundahan hatinya ... Tak menduga waktu kembali mempertemukan-nya dengan Seti.

"Aku tahu rumahmu loh," 

"Dari mana kamu tahu ?" 

"Tidak sengaja kulihat saat berangkat sekolah kemarin,"

"Kenapa tidak menyapaku ?"

"Menyapa bagaimana ? Waktu itu aku belum mengenalmu,"

"Sekarang sudah kenal,"

"Pasti akan kusapa kalau kulihatmu lagi."

Huuuft ... Asri menarik nafas panjang di sela kegelisahan hatinya, teringat keriangan di pojok kelas Satu Delapan sore tadi ... 

"Tetapi kenapa kamu tidak menanyakan boleh main ke rumah ?" Protes hati kecilnya lagi.

Binar mata itu meredup ... Tak terucap kata  tadi dari mulut Seti.

Ah Asri .... Kamu  berkhayal .... Hati kecilmu berharap terlalu cepat .... Seperti paragraf tanpa spasi.

Bayangan mata dingin itu tetap tak mau hilang .... Sedingin kemarau panjang yang mengganggu. Asri menarik selimut dalam-  dalam sampai batas leher. Berharap kantuk membelainya .... Diary-nya tertepikan sejenak.

...----------------...

Hening terbangun tengah malam. Separuh senja dia pulas tertidur. Sekolah di siang hari merubah ritme tidurnya .... Biasanya dia tidur siang sepulang sekolah. Belajar sampai jam delapan malam. Membaca apa saja yang menarik hatinya. Sampai mengantuk.

Tidur siangnya yang hilang membuatnya mengantuk setelah makan malam. Jam tujuh tertidur pulas di kamarnya. 

Tak menyadari, Bening kakak perempuannya membuka pintu, tersenyum melihatnya pulas. Menyelimuti lembut, tak tega mengganggu lelapnya.           

...----------------...

Sejak SMP Hening diasuh Bening, setelah Bapak dan ibunya meninggal dunia karena kecelakaan motor.

Masa-masa berat menjadikan kakak beradik itu dekat dan terbiasa mandiri. Tinggal berdua di rumah peninggalan orang tuanya. 

Bening kakaknya bekerja di suatu bank sejak dua tahun lalu.                 

...----------------...

Keluar kamar, Hening merebus air. Segelas susu hangat mungkin bisa membuat kantuk pikirnya . 

Lelah jalan kaki di siang terik, dan pulang menjelang sore masih dirasakan Hening. Tidak terlalu jauh, tapi lumayan pegal kalau jalan kaki dari rumah ke sekolah. Apalagi di siang hari saat matahari sedang panas-panasnya saat puncak kemarau  yang tampaknya akan panjang. 

Lampu kamar  belakang menyala. Tak lama Bening keluar dari kamar. Mungkin mendengar suara adukan gelas susu yang sedang dibuat Hening.

"Maaf mbak Ning ..," tak enak hati Hening melihat kakaknya terbangun.

"Kamu terbangun Hen... lapar ?" Mendekati adiknya, Bening membelai rambut poni-nya. 

"Enggak mbak. Aku pikir sudah pagi, ternyata baru jam satu."

"Tadi sepulang kerja kulihat kamu sudah pulas ... Goreng telur sana kalau lapar,"

"Atau mbak yang lapar ? Aku buatkan nasi goreng kalau mau ?"

"Boleh .. sepiring aja dibagi dua. Tidak baik makan tengah malam .... Gendut loh,"

"Ah mbak Ning takut gendut ni yeeee... hihihi ..." Canda Hening, ... Agak berlari dia pergi ke arah ke dapur menghindari tatapan kakaknya.

Bening tertawa kecil. Si mungil centil sudah remaja. Tak sia sia dia mengasuhnya. Membuatnya bangga saat diterima di SMA-nya dulu. SMA yang pernah mengenalkan padanya sebuah cerita roman .... Seperti romannya Motinggo Busye.  

...----------------...

"Nih mbak," Hening membawa sepiring nasi goreng dengan dua telor ceplok mata sapi tersaji.

Tidak terlalu penuh, tidak terlalu sedikit. Cukup untuk dihabiskan sepiring berdua. Asap harum panas nasi goreng itu masih mengepul.

"Yuk makan berdua," Bening mengambil sendok.

"Bagaimana sekolahmu tadi ? Ada teman SMP-mu yang sekelas ?" Lanjut Bening lagi disela suapan nasi goreng.

"Gak ada mbak. Baru kenal semua,"

"Ada yang ganteng teman lelakimu ?" Bening terkekeh di sela suapannya. Meledek adiknya.

"Ah mbak Niiiing ..." Pipi Hening terasa panas mendengar candaan kakaknya. 

Wajah Seti melintas. Sendokan nasi gorengnya terjeda mengingat wajah itu.

Bening tersenyum, seolah  memahami salah tingkah adiknya. 

Dia dulu pernah merasakannya .... Rasa yang sekarang sama dirasakan Hening.                   

...----------------...

"Ah si cemong, kenapa kamu tadi membuat sesak nafasku ? Ada apa dengan nafasku ketika kamu menatapku ? Kenapa kamu lepaskan jabat tanganku terlalu cepat ?" Hening masih memikirkan Seti.

"Hayo habiskan nasinya ..!" Suara Bening mengagetkan lamunan Hening. 

Si cemong menghilang dari bayangan Hening. 

Kakak beradik itu melanjutkan makannya.

"Mbak sudah kenyang ?" Tanya Hening, melihat kakaknya tidak menghabiskan nasi gorengnya.

"Sudah, ... mbak mau baca materi kerjaan buat besok pagi," Bening bangkit dari duduknya, berjalan ke kamarnya. "Jangan lupa matikan lampu kalau kamu sudah selesai makan." Lanjutnya lagi.

Hening menghabiskan nasi goreng yang tersisa, meminum susu yang mulai hangat, mematikan lampu dapur, beringsut ke kamarnya. 

Kantuk itu mulai terasa, mengalihkan rasa sesak yang aneh di dada Hening.

...----------------...

Stuck on you ... I've got this feeling down deep in my soul that I just can't lose

Guess I'm on my way ...Needed a friend ...And the way I feel now I guess I'll be with you 'til the end

Guess I'm on my way ...Mighty glad you stayed

Suara lamat-lamat Stuck on you-nya Lionel Richie  mengalun mengiringi mulut Seti yang sibuk meniup semangkok Sarimie panas. 

Rasa lapar membuatnya terbangun dini hari itu. 

Tadi pulang sekolah dia mampir ke rumah Nenek. Menemaninya mengobrol sebentar. Sampai rumah joglo jam 7 malam kantuknya tak tertahan lagi.

Masuk kamar tanpa sempat mandi, langsung merebahkan badan. Tidurnya nyenyak sampai rasa lapar membangunkannya menjelang jam satu malam.

Membayangkan muka  cemongnya siang tadi, Seti tersenyum sendiri mengingat hari sialnya sambil menunggu Sarimie mendingin. 

Sungguh hari sial yang tidak tepat. "Kalau saja aku tahu kamu ada di sana, akan kulawan hari sialku tadi ... " Hati kecil Seti menggerutu.

"Dan kenapa selalu saja setiap mata bening laksana kejora itu muncul dengan bibir tipis dan rambut panjang teruraimu selalu di saat kesialanku ?"

"Ah Asri ... kenapa kamu  selalu membuatku terbakar rasa itu ?" 

"Tidak ada lagi yang bisa kuperbuat di depanmu. Kamu sihir yang entahlah ... rasa itu mematikanku. Aku makhuk terlemah di hadapanmu"

"Lalu kenapa dirimu selalu hadir di saat yang tidak tepat ?"

"Aku senang memperhatikanmu dari kesendirianku di sudut kelas itu. Tenangmu di kelas melenakanku. Ke mana kejahilan dan keisenganmu ?"

Untaian kata hati Seti terus mengalirkan rasa hatinya.

...----------------...

"Cemooong, ...!!!"

Sapaan Hening bocah poni setengah dahi entah bagaimana muncul di tengah ingatan Seti tentang Asri dan kelas Satu Delapan-nya.

Gejolak hatinya terbagi.

Tiupan Sarimie terputus...

"Dan kamu juga ... makhluk mungil cantik sok akrab. Tiba-tiba saja membagi rasa yang aneh itu ? Tidakkah kamu tahu ? Kamu  juga ikut hadir di saat yang tidak tepat."  Kali ini hati Seti terusik bidadari yang lain.

Sarimie mulai menghangat. Kehangatan yang melenakan semua pertanyaan hati Seti. Pelan-pelan dinikmatinya ... Rasa lapar terobati.

Cengkeraman  Stuck on you sejenak lepas dari benak Seti.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Setia R

Setia R

satu vote untukmu

2023-08-24

1

Setia R

Setia R

hahaha, betul ... terlalu cepat berharap!

2023-08-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!