6. Kegundahan

Kegembiraan yang sebenarnya adalah ketika terbebas dari rutinitas yang membosankan. Seperti kegembiraan Seti saat membaca pengumuman masuk pagi mulai minggu depan yang terpampang di depan di aula.

Membacanya menyenangkan hati Seti ... Akhirnya setelah tiga bulan jenuh dengan rutinitas siang sampai sore yang membosankan, ... suasana perjalanan pagi dingin berkabut akan ditemuinya lagi. 

Hiruk pikuk sekitar rumah joglo, ... hawa embun pagi berkabut sepanjang Purbalingga-Sokaraja-Purwokerto,  ... dan tentu saja suasana dojo yang sudah lama ditinggalkan tak sabar dinantinya.

...----------------...

Kali ini Seti berdiam di pojok kelasnya saat bel istirahat berbunyi. Tidak seperti biasanya keluyuran entah kemana. Asik menyalin beberapa catatan teman sebelah mejanya ke buku.

Keseringan telat masuk kelas di siang hari membuat Seti melewatkan beberapa catatan pelajaran menjelang mid semester minggu depan. 

Ada saja sebab Seti telat masuk kelas. Mulai dari keasikan ngobrol di rumah Joe, nongkrong dulu di lapak loak Kebon Dalem mencari kaset bekas, ... menyusuri  lapak buku terminal bus mengintip novelnya Enny Arrow bareng gerombolan geng warung, ... dan seluruh keingintahuan dunia anak laki-laki baru gede.

...----------------...

"Hen ... Tumben tuh," Asri mencolek Hening. 

"Kenapa ?" Yang dicolek belum paham.

"Tuh lihat .... Calon bintang kelas," kepala Asri menoleh ke pojok kelas.

"Hihihi ... Ngapain tuh si cemong ?"

"Gangguin yuk, barangkali dia sedang asik menulis puisi cinta." Asri cekikikan.

Dua bocah perempuan itu kompak mendekati Seti di pojoknya.

Tangan Seti  masih sibuk menyalin ketika suara gebrakan meja mengagetkannya ... "Bruaaak ...!!!" Seti terlompat, ballpoint-nya mencelat entah kemana. 

Melihat tawa riang dua bocah perempuan itu ... Seti menikmati kekagetannya ... "Oh my Lord ... Aku melupakan kalian ! Ke mana saja aku selama ini ?" Kekagetannya reda berganti hati kecilnya yang bergemuruh. 

"Hai Davos ...," suara Asri menyapa mesra dimanjakan.

"Hai cemong ...," Hening menimpali tak kalah mesra digenitkan.

"Hai dua makhluk aneh ...," Seti tertawa.

Ada rasa sesal di hati Seti ... Aaah ... Sudah berapa lama aku mengabaikan kalian ? 

"Rasa itu kepada kalian tetaplah seperti dulu ... Aku hanya tak tahu harus bagaimana mengungkapkannya ? Merangkai kata indah untuk kalian aku tak biasa," gumam hati kecil Seti.

"Temani kami ke kantin yuk," ajakan Asri menambah gemuruh isi hati Seti.

"Kalian sama cantik dan menariknya. Bagaimana caranya supaya aku lebih tahu tentang kalian ?" Hati kecil Seti dipenuhi rasa penasaran.

"Aku ingin segera mengungkapkan gelisahku !" Suara Hati kecil Seti terus berkata. 

"Woy cemoooong !!! ... Mau tidak !" Setengah merajuk suara Hening menyadarkan keterdiaman Seti.

"Ayo cantiiiik ... lets go !" Entah kenapa kata cantik itu spontan keluar dari mulut Seti. 

Ada binar dari sepasang mata indah dua bocah perempuan di sore terakhir kelas Satu Delapan ...

...----------------...

"Jadi begini Set..." Menghembuskan asap rokok ke atas, Joe memulai obrolan. 

Di sampingnya, Seti memperhatikan keramaian jalan. Sorot cahaya kuning lampu jalan menerangi dua sahabat itu yang sejak sore asik nongkrong di atas besi pagar pengaman sungai kecil yang membelah perumahan tempat Joe tinggal. 

Air sungai di bawahnya coklat keruh, dangkal karena kemarau.

"Apanya ?"

"Caranya ...!!!" Cerocos Joe lagi. "Tadi kan kamu pingin tahu cara mendapatkan perempuan."

"Piye ?" Malas-malasan Seti menanggapi Joe ... Paham akhir cerita sahabatnya itu, pasti akan gak jelas seperti yang sudah-sudah.

Sejak pulang sekolah Seti masih bareng Joe. Mengungkapkan kegelisahan hati tentang dua bocah perempuan cantik yang sama menariknya. Gundah bagaimana cara untuk mengungkapkan kekagumannya kepada mereka.

"Kamu to the point aja Set ... Mendengar keluh kesahmu, aku menduga mereka berdua seribu persen tergila-gila padamu teman...Langsung aja ajak bergiliran ke Baturraden," 

"Terus ?"

"Cari tempat sepi to ... Langsung ngomong aku cinta padamu ... cium bibirnya biar terangsang,"

"Ndasmuuu ... !!!" Seperti dugaan Seti, jawaban Joe pasti entah kemana. 

Otak bocah itu sudah penuh cerita liar stensilan Enny Arrow yang dibaca sembunyi-sembunyi di kantin warung Bango ... Keduanya terbahak.

"Tinggalkan mereka kalau menolak cintamu ...  Ketakutan ditinggal sendiri di tempat sepi akan membuat mereka merintih menerima cintamu ," Joe terus nyerocos dengan usulan ngawurnya. 

"Ini serius Joe...Keduanya menarik hatiku, aku bingung mana yang harus kudekati," Seti mencoba memancing tanggapan Joe.

"Itulah masalahmu ... Bukan masalahku ... Masalahku cuma bagaimana si Lusi mau kudekati .... Sialan !!! ... Satu kelas dengannya malah bikin emosiku tinggi setiap hari !!!"

"Semua anak laki-laki di kelasku berlomba mendekatinya ... Kayak artis paling hot saja dia..." Joe malah balik berkeluh kesah ke Seti. 

Cerita kegenitan Lusi berganti mengalir dari mulut Joe.

Jembatan itu lalu sepi sejenak ... Kedua bocah baru gede itu tak tahu apa lagi yang akan diobrolkan tentang persoalan perempuan.

"Tosh Joe ... Rupanya kita dalam problem yang sama hahaha ...," Seti terbahak. 

Lima jari tangannya disodorkan. Joe menyambutnya ... Dua bocah itu berpandangan sejenak, lalu terbahak lagi dengan keresahannya masing-masing. 

Menyadari menjadi laki-laki ternyata tidak semudah bayangan indah kata-kata. 

Bukan melulu tentang keberanian baku hantam, kegagahan tubuh, atau nyali menghadapi alam menantang. 

Ada adab yang membatasi seorang bocah menjadi seorang laki-laki ...

...----------------...

Sabtu, 19 September 1987

Kali ini aku agak panjang menuliskan cerita hari ini. Kurangkum sedikit biar aku mudah mengingatnya kelak.

Berhadapan denganmu di kantin sekolah menyenangkan hatiku. Baru kali ini aku sedikit mengerti tentangmu setelah sekian lama kamu dengan duniamu. Seperempat jam yang membekas menjadi jejak rasa hatiku.

Matamu tetap dingin kepadaku, bahkan ketika tertawa lepas. Tidak cukup  menarikkah aku bagimu ? Ada rasa marah yang aneh ketika dirimu memandang akrab Hening karibku. Apakah ini yang dimaksud  dengan cemburu oleh orang-orang ?

Apakah kamu sudah lebih mengenal Hening daripada aku ? Kenapa kamu tidak mau lebih mengenalku ? Bagaimana agar kamu paham aku membuka pintu hatiku ?

Asri menutup diary-nya, menyimpan hati-hati di laci meja belajar lalu menguncinya. 

Duduk di depan cermin riasnya, memandangi wajahnya ... Teringat kata cantik Seti yang membuatnya melayang tadi. 

Semakin menatap ke arah cermin, semakin dalam pertanyaan hati Asri ... Kepada siapa kata cantik itu ditujukan ? 

Gelisah, berharap kata itu ditujukan pada dirinya dan bukan untuk Hening karibnya.

...----------------               ...

"Kamu sudah tidur Hen?"

"Belum mbak ..."

"Mbak mau meneruskan cerita semalam ..."

Keremangan lampu tidur kamar tengah rumah jengki menyoroti dua kakak beradik yang sedang berbaring. 

Bening meminta adiknya menemani tidurnya lagi. Semalam mereka terlelap dengan pikirannya masing-masing. 

Yang tua tentang sosok yang pernah singgah di masa lalunya, yang muda tentang sosok yang membuatnya takjub.

"Suka dan cinta itu sesuatu yang berbeda Hen ..." Mengelus pipi adiknya, Bening mulai berkata,"Suka itu tentang rasa. Sedih, amarah, kepedihan, gembira, tawa, canda adalah rasa. Ada sekat yang membingkainya," cerita mulai mengalir.

"Seperti mbak menyukai Seti ?"

"Ya ... seperti kamu menyukainya juga ...Tidak perlu berharap lebih ketika mbak, kamu, atau Seti saling suka. Tidak ada bingkai mbak milikmu, kamu milikku, atau Seti milikmu. Mudah dilupakan ..."

"Lalu bagaimana dengan cinta ?"

"Hihihi ... Kamu ingin tahu rasanya suka atau jatuh cinta ?"

"Aaah ... Mbak Ning," Hening tak sabar kelanjutan cerita kakaknya.

"Cinta itu rasa suka yang lebih dalam. Ada ikatan, komitmen, dan tentu saja saling memiliki. Cinta itu menyatukan dua jiwa. Tak bisa dipisahkan kecuali Sang Waktu berkehendak,"

Hening tertegun, memiringkan badannya  menatap kakaknya.

"Jadi seharusnya itu yang kutanyakan tadi malam ya mbak ?"

"Tentang apa ?"

"Tentang cinta ... Mbak pernah jatuh cinta kepada laki-laki ?"

Terdiam sejenak. Bening menarik nafas panjang ... Akhirnya lembar cerita itu dibukanya sedikit.

"Mbak pernah jatuh cinta Hen, ... Sekali ... Dan mungkin tidak akan pernah lagi,"

"Kenapa ?"

"Kelak kamu akan merasakannya ... Jatuh cinta atau putus cinta,"

"Mbak putus cinta dengan laki-laki itu ?"

"Tidak, ... Mbak masih mencintainya ... Sampai kapanpun, entah dia ... "

"Dia siapa mbak ?"

Kamar sepi sejenak ... Mengelus pipi adiknya, Bening menarik selimut ke arahnya.

"Tidak sekarang mbak ceritakan Dia itu siapa. Mbak hanya ingin kamu paham arti rasa suka dan rasa cinta," tangan Bening masih mengelus pipi adiknya mesra.

"Bagaimana kabar Seti ?" Bening mengalihkan ceritanya.

Hening tertegun ... Kembali sepi sejenak.

"Kenapa bertanya tentang Seti mbak ?" Ada nada sungkan dari Hening menjawab pertanyaan kakaknya.

Melintas di benaknya sorot mata Asri saat mencuri pandang ke arah Seti. Membuat rasa iri yang aneh di lubuk hati Hening.

"Ahahaha ... Adikku punya saingan," 

"Mbak Niiiiing ...!!!" Merasa malu isi hatinya terbaca, Hening menarik selimut kakaknya menutupi wajahnya.

"Cemburu ni yeeee ..." Bening menggodanya dengan melemparkan bantal ke selimut yang menutupi wajah adiknya. 

Cukup lama suara  kakak beradik saling menggoda di kamar itu lalu sepi ...

Jam berdentang dua belas kali. saat Bening dan Heniing terlelap dengan mimpinya masing-masing ... Mimpi tentang arti suka dan cinta.              

...----------------...

Terpopuler

Comments

Setia R

Setia R

satu iklan untukmu!

2023-09-02

1

Setia R

Setia R

aduh puitis sekali, aku pengen mewek nih, hiks ...🤓🤓🤓👍👍

2023-09-02

1

Setia R

Setia R

aku belum lahir tuh!

2023-09-02

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!