"Dewa, jadi kalian belum resmi pacaran ya wa?" Tanya Hanif yang baru saja dari luar kota menemani ayahnya yang seorang jual beli mobil bekas.
"Apaan sih nif," gerutu Dewa yang merasa selalu saja di cerca pertanyaan yang sama.
"Kamu ini bodoh apa bodoh sih wa? Jelas Hana itu suka sama kamu emang kamu nggak peka apa gimana sih?" Ucap Hanif terlihat jengkel dengan polah tingkah Dewa yang pengecut atas perasaannya sendiri.
"Aku takut di tolak sama bapaknya Hana nif, sebelum aku sukses dengan kedua tanganku. aku belum berani mengambil langkah lebih jauh Nif". Terang Dewa.
"Emang yang mau kamu pacarin itu bapaknya atau Hana sih wa. Huhh" gerutu Hanif merasa jengkel sendiri.
Tingg... tong....
"Biar aku buka pintu dulu nif,". Ucap dewa sembari bangkit menuju pintu depan.
Setelah bel pintu berbunyi, Dewa pun sudah bergegas membukakan pintu depan. Dan ternyata ada Hana disana sudah berdiri dengan anggunnya. Sejenak Dewa terkesima dengan paras manis sang primadona.
"Ehemm, wa, Han, aku pulang dulu ya..hehehe aku takut nanti jadi obat nyamuk..hehehe" Hanif dengan tengilnya sengaja pulang begitu saja sembari mengedipkan satu matanya pada Dewa. Dewa merasa heran dengan tingkah Hanif begitupun Hana yang melihatnya dengan cukup aneh. Kemudian Hana pun masuk ke dalam di ikuti Dewa di belakangnya.
"Ahhh capeknya.." ucap Hana sembari merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang.
"Kenapa sih Dewa??" Ucap Hana melihat Dewa yang hanya berdiri mematung memandanginya.
"Eh..ee..kenapa ya...eh iya bentar tak buatin minum dulu" tutur Dewa segera berlari ke belakang sembari memegang dadanya yang berdegup-degup tak karuan.
Dokk...dokk..dokk...
Siang yang terik di bulan Juni, panas matahari benar-benar seperti membakar ubun-ubun saat sudah mencapai tengah hari. Saat sedang menikmati es sirup bersama Hana di meja tamu, tak berselang lama, Dewa kemudian di datangi seorang wanita berjilbab yang masuk dengan membawa laporan untuk meminta bantuan padanya. Dan Setelah sedikit berbasa-basi,
"selamat siang mbak, mas, perkenalkan saya bu Surti mas" ujar ibu itu mengawali.
"saya Dewa bu, dan ini rekan saya, dokter Hana.." jawab Dewa membalas ramah.
"Bisa di jelaskan bu, apa yang membuat ibu datang kemari?" Tanya Dewa ramah.
"Sebenarnya ini masih hanya dugaan saja ya mas, tapi ini cukup meresahkan untuk saya dan keluarga.". Jelas ibu-ibu bernama surti itu.
"Emang kenapa bu?" Tanya Hana yang berdiri di samping Dewa yang sedang mengetik di laptopnya.
"Gini mbak, mas, saya dan keluarga saya itu tinggal di perumahan x yang baru di bangun dua tahun lalu jadi, masih banyak rumah yang masih kosong atau bahkan belum di bangun sama sekali. Kebetulan satu blok deretan rumah saya itu masih cukup sepi dan berada di samping kebun singkong. Nah, kebetulan suatu hari kami kedatangan tetangga baru, tetangga kami itu orang asing yang baru aja pindah kesitu. Mereka ada tiga orang dan satu balita. Tiga orang itu, sepasang suami-isteri dengan anaknya yang bernama Ana usianya sekitar 2-3 tahunan lah, oh iya.. dan satu lagi adik laki-laki mereka yang ikut menumpang disitu. Nah awalnya sih mas, nggak ada apa-apa alias normal-normal saja. Waktu pertama pindah pun balita yang ikut bersama mereka itu selalu menangis mas. Awalnya sih kami berpikir, kalo mungkin baru pindah jadi masih rewel. Sampai hampir tiap pagi sore malam itu mas saya dan suami selalu mendengar suara tangisan dari balita dua tahun itu mas,". Jelas bu Surti.
"Mungkin anak itu memang sedang rewel atau lagi demam bu makanya nangis terus. Lalu? Apanya yang aneh bu?,". Sanggah Dewa mencoba memberi opini.
"Iya awalnya saya juga berpikiran begitu mas, sampai akhirnya waktu pagi hari saya coba tanya sama ibunya anak itu yang lagi jemur pakaiannya. Saya tanya anaknya kenapa bu kok kayaknya rewel ya. Terus ibu itu menjawab pertanyaan saya dengan nada kasar mas, lalu nggak berselang lama anak kecil, cewek berumur sekitar tiga tahunan lah, itu muncul dan memeluk saya sambil bilang, 'tolong mama jahat!',". Jelas ibu surti.
"Lalu apa yang membuat ibu melapor kemari?? " Balas Dewa sekarang terlihat lebih antusias.
"Sontak saja mas, ibunya langsung marah-marah sama anak perempuan yang hanya memakai kaos singlet dan popok saja, tangannya di tarik begitu keras hingga kepala anak itu terpelanting. Saya reflek dong mas menolong bocah itu, tapi ibunya lagi-lagi malah marah sama saya mas. Sekilas saya lihat di tubuh anak itu banyak bekas biru lebam dan cakaran yang sudah sedikit mulai mengering. Sebelum masuk ke dalam rumah lagi, Ana kecil menengok saya dan terlihat air matanya menetes begitu deras. Seakan ada hal buruk yang akan menimpanya setelah ini. Dan karena saya sudah benar-benar jengkel mas, saya dan suami malamnya, diam-diam mengintip dari balik jendela mereka mas, saya benar-benar penasaran dengan kelakuan tiga orang pengangguran itu mas,". Tutur ibu surti dengan air mata yang tak terasa menetes begitu saja.
"Mereka semua pengangguran 'kah bu?,". Tanya Hana yang merasa ngilu dengan cerita ibu surti.
"Setahu saya pasutri itu setiap hari selama sebulan ini, nganggur aja mbak. Nggak kelihatan kalau kerja sama sekali. kalau adik laki-lakinya itu saya dengar-dengar kerja ngamen.". Jelas ibu surti.
"Lalu saat mengintip itu apa yang ibu lihat?" Tanya Dewa memulai kembali sesi laporan.
"Apa yang saya lihat saat malam itu benar-benar membuat saya murka mas. Mereka tidak memperlakukan Ana kecil sebagai anak yang wajib di sayangi. Bahkan! Mereka sama sekali tidak memperlakukan Ana kecil itu sebagai manusia!!" Geram ibu surti.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Ciaaaaa_sasaa🌻
Lagi kak lagi😭 seru bngt smpe gk kerasa dah abis wkwk semangat Author❤
2022-08-14
2