Humanoid Sang Gadis Kecil
... Meskipun Naga lulus dari salah satu universitas terbaik di Indonesia, nyatanya Naga kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Ratusan lowongan pekerjaan Naga coba daftar, puluhan interview kerja Naga jalani, tapi tidak ada satupun yang diterima. Naga sudah menganggur lebih dari satu tahun lamanya dan karena hal itu Naga ditolak oleh wanita yang dia cintai, terlebih dia melakukan suatu kesalahan yang membuat wanita tersebut kecewa besar terhadap Naga. Meskipun sudah dimaafkan, namun sikap wanita itu berubah 180 derajat kepada Naga dan hal itu membuat Naga semakin frustasi akan kehidupannya sendiri....
... Suatu ketika Naga mendapatkan tawaran untuk menjadi subjek penelitian demi kemajuan manusia di masa yang akan datang. Para subjek penelitian akan diberikan gaji setara dengan upah minimum regional Bogor dan akan mendapatkan fasilitas tempat tinggal serta makan 3 kali sehari. Tanpa pikir panjang Naga langsung menerima tawaran tersebut dan dibawa ke salah satu fasilitas penelitian di dekat gunung Pancar, Bogor. Pada awalnya penelitian berjalan normal, sampai setelah satu minggu berlalu Naga baru menyadari bahwa penelitian yang dilakukan adalah mengubah manusia menjadi humanoid....
... Banyak subjek penelitian yang meninggal akibat penelitian ini, banyak pula yang mencoba memberontak akhirnya dibunuh, banyak pula yang putus asa setelah mengetahui faktanya. Sedangkan Naga yang sudah tidak memiliki tujuan dan hasrat untuk hidup hanya pasrah menerima keadaan. Setelah satu bulan berlalu Naga menjadi salah satu subjek penelitian yang berhasil bersama 19 orang lainnya dan diberi nama humanoid alpha. Naga dan 19 orang lainnya harus menerima kenyataan pahit setelah dinyatakan sebagai subjek penelitian yang berhasil bahwa mereka akan menjadi mesin pembunuh untuk sebuah perusahaan multi nasional yang disebut Xerneas....
... Mereka memiliki kecepatan, kekuatan layaknya manusia super, dan kemampuan beregenerasi yang sangat cepat sehingga membuat mereka hanya akan mati jika kepala mereka di penggal atau otak mereka dihancurkan. Hal ini membuat mereka menjadi mesin pembunuh yang mendekati kata sempurna untuk Xerneas yang berhasrat menguasai dunia dengan dalih menyeimbangkan alam karena over populasi dan global warming. Mereka tidak memiliki pilihan selain mengikuti apa yang diperintahkan Xerneas karena pilihan lain selain patuh ialah kematian....
... Tiga bulan berlalu mereka membuktikan bahwa mereka merupakan mesin pembunuh yang efektif, efisien, dan mereka mulai kehilangan rasa kemanusiaan mereka. Namun setelah menunjukan hasil yang positif masalah baru muncul dimana efek samping dari penelitian mulai mempengaruhi fungsi otak mereka yang membuat mereka sakit kepala luar biasa, mimisan, pingsan, hingga kejang. Hanya Naga saja yang tidak menunjukan efek samping dari hasil penelitian, tapi setiap dilakukan pemeriksaan otak Naga juga mengalami kegagalan fungsi seperti yang lainnya....
... Satu bulan berlalu hanya tersisa 10 orang dari 20 orang humanoid alpha, dimana 10 orang lainnya meninggal karena otak mereka meledak. Meskipun tersisa 10 orang, tapi status mereka merupakan aset yang tidak terpakai sehingga Xerneas memutuskan untuk melenyapkan semua humanoid alpha. Ketika Xerneas mengirim pasukan bersenjata 10 orang humanoid alpha mencoba melawan, tapi karena kegagalan fungsi otak mereka perlawanan yang diberikan tidak ada artinya....
“Aku sangat berterima kasih karena 9 orang lainnya berusaha melawan, sedangkan kamu hanya terdiam pasrah menunggu giliran.” kata seorang pasuka sambil menodongkan senjata api ke kepala Naga.
“Jadi sampai jumpa aset tak berguna.” lanjutnya yang langsung menembak kepala Naga, namun dengan cepat Naga menghindari tembakan tersebut dan langsung menyerang sang pasukan tersebut hingga memenggal kepalanya dengan tangan kosong.
“Aset memberontak!” teriak pasukan yang lain ketika melihat Naga memenggal kepala seorang pasukan di hadapanya dan membuat pasukan bersenjata lainnya langsung menembaki Naga.
... Dengan cepat Naga menghindari semua tembakan yang mengarah padanya sambil menghampiri dan membunuh pasukan bersenjata satu persatu. Dari mulai membenturkan kepala mereka ke dinding ataupun lantai hingga pecah, mematahkan leher mereka, menendang kepala mereka hingga hancur, sampai mencabut jantung mereka hidup - hidup. Setelah selesai membunuh pasukan bersenjata Naga dengan santai keluar dari fasilitas penelitian Xerneas di gunung Pancar dengan berjalan kaki. Di tengah hutan di bawah gelapnya malam Naga berjalan tanpa arah dengan tubuh penuh darah tanpa luka sedikitpun....
“Apa kamu baik - baik saja?” tanya Sudirman cemas ketika melihat Naga jalan sempoyongan di tengah hutan tanpa arah sambil menghampiri Naga perlahan.
“Apa kamu objek penelitian Xerneas?” tanya Sudirman mengkonfirmasi setelah melihat tubuh Naga yang penuh darah dengan baju pasien dan membuat Naga menghentikan langkahnya.
“Sebaiknya kamu punya alasan yang bagus atas pertanyaanmu tadi!” kata Naga menatap dingin Sudirman.
“Aku mengenal prof. Harold salah satu kepala peneliti di Xerneas.” jawab Sudirman yang mulai gugup sambil melihat ke arah Naga.
“Lanjutkan!” pinta Naga sambil menatap dingin Sudirman.
“10 tahun yang lalu aku bekerja bersama prof. Harold ketika dia masih menjadi dokter spesialis otak. Tiga tahun kemudian sebuah perusahaan bernama Xerneas merekrutnya karena Harold memiliki obsesi terhadap otak manusia. Satu tahun berlalu Harold mengajakku untuk bergabung, tapi setelah melihat laporan penelitian mereka aku sadar bahwa mereka berniat menciptakan mesin pembunuh dengan dalih mengurangi global warming dengan cara mengendalikan populasi manusia.” jawab Sudirman yang membuat Naga menyimak dengan seksama.
“Sejak saat itu hubunganku dengan Harold renggang, karena aku memiliki satu anak perempuan aku tidak berani mengusik mereka dan Harold juga tidak memberitahu Xerneas tentang tawaran dia kepadaku. Akhirnya kami berjalan masing - masing dengan visi kami sendiri dan ketika melihat kamu yang penuh darah tanpa luka sedikitpun dengan pakaian pasien, aku menyadari bahwa kamu adalah objek penelitian Xerneas.” lanjut Sudirman yang mulai tenang.
“Artinya kamu tahu apa yang bisa aku lakukan, lantas kenapa kamu menyapa aku?” tanya Naga sambil menatap dingin Sudirman.
“Mungkin kamu memang objek penelitian Xerneas, tapi kamu menolak menjadi mesin pembunuh mereka. Buktinya kamu berjalan sendirian tanpa arah dengan penampilan seperti itu, satu - satunya jawaban yang mungkin adalah kamu memberontak kepada Xerneas dan melarikan diri dari fasilitas penelitian mereka.” jawab Sudirman mantap sambil menatap Naga.
“Lalu apa yang kamu inginkan dariku?” tanya Naga sambil menatap dingin Sudirman.
“Aku tidak menginginkan apapun, hanya saja aku seorang dokter dan sudah menjadi tugasku membantu orang yang membutuhkan dalam hal medis. Kemanusiaan di atas segala - galanya, walaupun kamu sudah menjadi humanoid tapi sikapmu menunjukan bahwa kamu masih seorang manusia.” jawab Sudirman mantap.
“Terima kasih atas tawarannya, tapi itu bisa membuatmu dan keluargamu dalam bahaya.” jawab Naga penuh hormat yang langsung balik badan dan mulai melanjutkan perjalanannya.
“Setidaknya aku bisa memberimu tempat untuk menenagkan diri dan berpikir tentang rencanamu ke depannya.” kata Sudirman membujuk Naga yang membuat Naga kembali melihat ke arahnya.
“Tentunya kamu perlu membersihkan diri terlebih dahulu, karena mungkin penampilanmu saat ini bisa membuat putriku yang sedang camping ketakutan.” lanjut Sudirman sambil tersenyum ramah.
...
“Ernest, laporan!” pinta Harold tegas melalui telepon.
“Semua humanoid alpha telah mati profesor!” jawab Ernest mantap berbohong menutupi kegagalannya membunuh Naga saat melihat seluruh pasukan yang dia bawa dibantai habis oleh Naga menyisakan dirinya seorang yang bersembunyi di balik jasad rekan - rekannya karena cidera yang diterimanya dari Naga sambil mengerang kesakitan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments