NovelToon NovelToon

Humanoid Sang Gadis Kecil

Humanoid Alpha

... Meskipun Naga lulus dari salah satu universitas terbaik di Indonesia, nyatanya Naga kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan. Ratusan lowongan pekerjaan Naga coba daftar, puluhan interview kerja Naga jalani, tapi tidak ada satupun yang diterima. Naga sudah menganggur lebih dari satu tahun lamanya dan karena hal itu Naga ditolak oleh wanita yang dia cintai, terlebih dia melakukan suatu kesalahan yang membuat wanita tersebut kecewa besar terhadap Naga. Meskipun sudah dimaafkan, namun sikap wanita itu berubah 180 derajat kepada Naga dan hal itu membuat Naga semakin frustasi akan kehidupannya sendiri....

... Suatu ketika Naga mendapatkan tawaran untuk menjadi subjek penelitian demi kemajuan manusia di masa yang akan datang. Para subjek penelitian akan diberikan gaji setara dengan upah minimum regional Bogor dan akan mendapatkan fasilitas tempat tinggal serta makan 3 kali sehari. Tanpa pikir panjang Naga langsung menerima tawaran tersebut dan dibawa ke salah satu fasilitas penelitian di dekat gunung Pancar, Bogor. Pada awalnya penelitian berjalan normal, sampai setelah satu minggu berlalu Naga baru menyadari bahwa penelitian yang dilakukan adalah mengubah manusia menjadi humanoid....

... Banyak subjek penelitian yang meninggal akibat penelitian ini, banyak pula yang mencoba memberontak akhirnya dibunuh, banyak pula yang putus asa setelah mengetahui faktanya. Sedangkan Naga yang sudah tidak memiliki tujuan dan hasrat untuk hidup hanya pasrah menerima keadaan. Setelah satu bulan berlalu Naga menjadi salah satu subjek penelitian yang berhasil bersama 19 orang lainnya dan diberi nama humanoid alpha. Naga dan 19 orang lainnya harus menerima kenyataan pahit setelah dinyatakan sebagai subjek penelitian yang berhasil bahwa mereka akan menjadi mesin pembunuh untuk sebuah perusahaan multi nasional yang disebut Xerneas....

... Mereka memiliki kecepatan, kekuatan layaknya manusia super, dan kemampuan beregenerasi yang sangat cepat sehingga membuat mereka hanya akan mati jika kepala mereka di penggal atau otak mereka dihancurkan. Hal ini membuat mereka menjadi mesin pembunuh yang mendekati kata sempurna untuk Xerneas yang berhasrat menguasai dunia dengan dalih menyeimbangkan alam karena over populasi dan global warming. Mereka tidak memiliki pilihan selain mengikuti apa yang diperintahkan Xerneas karena pilihan lain selain patuh ialah kematian....

... Tiga bulan berlalu mereka membuktikan bahwa mereka merupakan mesin pembunuh yang efektif, efisien, dan mereka mulai kehilangan rasa kemanusiaan mereka. Namun setelah menunjukan hasil yang positif masalah baru muncul dimana efek samping dari penelitian mulai mempengaruhi fungsi otak mereka yang membuat mereka sakit kepala luar biasa, mimisan, pingsan, hingga kejang. Hanya Naga saja yang tidak menunjukan efek samping dari hasil penelitian, tapi setiap dilakukan pemeriksaan otak Naga juga mengalami kegagalan fungsi seperti yang lainnya....

... Satu bulan berlalu hanya tersisa 10 orang dari 20 orang humanoid alpha, dimana 10 orang lainnya meninggal karena otak mereka meledak. Meskipun tersisa 10 orang, tapi status mereka merupakan aset yang tidak terpakai sehingga Xerneas memutuskan untuk melenyapkan semua humanoid alpha. Ketika Xerneas mengirim pasukan bersenjata 10 orang humanoid alpha mencoba melawan, tapi karena kegagalan fungsi otak mereka perlawanan yang diberikan tidak ada artinya....

“Aku sangat berterima kasih karena 9 orang lainnya berusaha melawan, sedangkan kamu hanya terdiam pasrah menunggu giliran.” kata seorang pasuka sambil menodongkan senjata api ke kepala Naga.

“Jadi sampai jumpa aset tak berguna.” lanjutnya yang langsung menembak kepala Naga, namun dengan cepat Naga menghindari tembakan tersebut dan langsung menyerang sang pasukan tersebut hingga memenggal kepalanya dengan tangan kosong.

“Aset memberontak!” teriak pasukan yang lain ketika melihat Naga memenggal kepala seorang pasukan di hadapanya dan membuat pasukan bersenjata lainnya langsung menembaki Naga.

... Dengan cepat Naga menghindari semua tembakan yang mengarah padanya sambil menghampiri dan membunuh pasukan bersenjata satu persatu. Dari mulai membenturkan kepala mereka ke dinding ataupun lantai hingga pecah, mematahkan leher mereka, menendang kepala mereka hingga hancur, sampai mencabut jantung mereka hidup - hidup. Setelah selesai membunuh pasukan bersenjata Naga dengan santai keluar dari fasilitas penelitian Xerneas di gunung Pancar dengan berjalan kaki. Di tengah hutan di bawah gelapnya malam Naga berjalan tanpa arah dengan tubuh penuh darah tanpa luka sedikitpun....

“Apa kamu baik - baik saja?” tanya Sudirman cemas ketika melihat Naga jalan sempoyongan di tengah hutan tanpa arah sambil menghampiri Naga perlahan.

“Apa kamu objek penelitian Xerneas?” tanya Sudirman mengkonfirmasi setelah melihat tubuh Naga yang penuh darah dengan baju pasien dan membuat Naga menghentikan langkahnya.

“Sebaiknya kamu punya alasan yang bagus atas pertanyaanmu tadi!” kata Naga menatap dingin Sudirman.

“Aku mengenal prof. Harold salah satu kepala peneliti di Xerneas.” jawab Sudirman yang mulai gugup sambil melihat ke arah Naga.

“Lanjutkan!” pinta Naga sambil menatap dingin Sudirman.

“10 tahun yang lalu aku bekerja bersama prof. Harold ketika dia masih menjadi dokter spesialis otak. Tiga tahun kemudian sebuah perusahaan bernama Xerneas merekrutnya karena Harold memiliki obsesi terhadap otak manusia. Satu tahun berlalu Harold mengajakku untuk bergabung, tapi setelah melihat laporan penelitian mereka aku sadar bahwa mereka berniat menciptakan mesin pembunuh dengan dalih mengurangi global warming dengan cara mengendalikan populasi manusia.” jawab Sudirman yang membuat Naga menyimak dengan seksama.

“Sejak saat itu hubunganku dengan Harold renggang, karena aku memiliki satu anak perempuan aku tidak berani mengusik mereka dan Harold juga tidak memberitahu Xerneas tentang tawaran dia kepadaku. Akhirnya kami berjalan masing - masing dengan visi kami sendiri dan ketika melihat kamu yang penuh darah tanpa luka sedikitpun dengan pakaian pasien, aku menyadari bahwa kamu adalah objek penelitian Xerneas.” lanjut Sudirman yang mulai tenang.

“Artinya kamu tahu apa yang bisa aku lakukan, lantas kenapa kamu menyapa aku?” tanya Naga sambil menatap dingin Sudirman.

“Mungkin kamu memang objek penelitian Xerneas, tapi kamu menolak menjadi mesin pembunuh mereka. Buktinya kamu berjalan sendirian tanpa arah dengan penampilan seperti itu, satu - satunya jawaban yang mungkin adalah kamu memberontak kepada Xerneas dan melarikan diri dari fasilitas penelitian mereka.” jawab Sudirman mantap sambil menatap Naga.

“Lalu apa yang kamu inginkan dariku?” tanya Naga sambil menatap dingin Sudirman.

“Aku tidak menginginkan apapun, hanya saja aku seorang dokter dan sudah menjadi tugasku membantu orang yang membutuhkan dalam hal medis. Kemanusiaan di atas segala - galanya, walaupun kamu sudah menjadi humanoid tapi sikapmu menunjukan bahwa kamu masih seorang manusia.” jawab Sudirman mantap.

“Terima kasih atas tawarannya, tapi itu bisa membuatmu dan keluargamu dalam bahaya.” jawab Naga penuh hormat yang langsung balik badan dan mulai melanjutkan perjalanannya.

“Setidaknya aku bisa memberimu tempat untuk menenagkan diri dan berpikir tentang rencanamu ke depannya.” kata Sudirman membujuk Naga yang membuat Naga kembali melihat ke arahnya.

“Tentunya kamu perlu membersihkan diri terlebih dahulu, karena mungkin penampilanmu saat ini bisa membuat putriku yang sedang camping ketakutan.” lanjut Sudirman sambil tersenyum ramah.

...

“Ernest, laporan!” pinta Harold tegas melalui telepon.

“Semua humanoid alpha telah mati profesor!” jawab Ernest mantap berbohong menutupi kegagalannya membunuh Naga saat melihat seluruh pasukan yang dia bawa dibantai habis oleh Naga menyisakan dirinya seorang yang bersembunyi di balik jasad rekan - rekannya karena cidera yang diterimanya dari Naga sambil mengerang kesakitan.

Humanoid Darah Murni

... Berdasarkan laporan dari Ernest profesor Harold menyatakan projek humanoid alpha telah gagal dan aset telah dilenyapkan seluruhnya. Sejak bertemu dengan Sudirman, Naga dibantu oleh Sudirman untuk memulai hidup baru selayaknya manusia normal pada umumnya. Sudirman meminta Naga untuk melupakan tentang Xerneas dan tidak mencari tahu tentang Xerneas kembali, tapi dibelakang Sudirman Naga selalu mencari tahu informasi tentang Xerneas bagaimanapun caranya. Satu tahun berlalu kehidupan Naga sudah seperti orang normal pada umumnya sekaligus membuktikan bahwa Xerneas mengira Naga sudah mati dan hubungan Naga dengan Sudirman ataupun Moa putri semata wayang Sudirman menjadi sangat dekat....

“Pak Sudirman aku tahu anda melarangku untuk mencari tahu tentang Xerneas, tapi aku tidak bisa melakukan hal itu karena aku memiliki janji kepada seseorang dan aku akan menepati janji tersebut.” kata Naga yang datang bertamu ketika Sudirman sedang sarapan.

“Aku mengerti Naga, kamu adalah pria yang berkomitmen dan menepati janjinya. Aku melarangmu mencari tahu tentang Xerneas bukan karena aku ingin kamu mengingkari janjimu, melainkan untuk memastikan bahwa Xerneas telah menganggapmu mati.” jawab Sudirman sambil menikmati sarapannya.

“Aku mengerti pak, lagipula aku tidak akan membahayakan nyawa bapak dan Moa dalam urusan pribadiku.” jawab Naga mantap penuh hormat.

“Lalu apa rencanamu?” tanya Sudirman penasaran.

“Aku mencari beberapa fasilitas penelitian Xerneas di seluruh Indonesia dan aku menemukan sesuatu yang mungkin bisa menjadi petunjuk di hutan Palangkaraya, Kalimantan Tengah pak.” jawab Naga ramah sambil menikmati sarapannya.

“Apakah ini akan menjadi ‘selamat tinggal’?” tanya Sudirman penasaran.

“Aku harap tidak pak, karena aku terlalu banyak berhutang budi kepada bapak dan Moa.” jawab Naga mantap sambil menatap Sudirman.

“Jangan berkata seperti itu Naga, bagiku kamu sudah seperti anaku sendiri dan senang rasanya dikunjungi olehmu seminggu atau dua minggu sekali seperti aku memiliki seorang putra yang sudah mandiri. Kehadiranmu juga membuat Moa semakin ceria, bahagia, dan bersemangat dalam menjalani kesehariannya. Aku sangat berterima kasih akan hal itu Naga.” kata Sudirman ramah sambil menatap Naga.

“Aku juga sangat berterima kasih kepada bapak dan Moa yang sudah menganggapku sebagai keluarga dan bagiku Moa juga sudah seperti adik perempuanku sendiri pak.” jawab Naga sambil tersenyum melihat Sudirman yang membuat Sudirman juga ikut tersenyum bahagia.

“Wah ada kak Naga, apa nih Moa, Moa kayaknya aku lagi diomongin?” tanya Moa sambil tersenyum yang baru tiba di meja makan untuk sarapan.

“Aku bilang kepada pak Sudirman bahwa aku senang karena kamu dan pak Sudirman mau menerimaku disini.” jawab Naga sambil melihat ke arah Moa.

“Aku juga senang mengenal kakak dan aku harap bisa terus hidup bersama kakak.” jawab Moa sambil tersenyum manis menatap Naga.

“Kamu ada kuliah pagi?” tanya Naga mengkonfirmasi.

“Iya kak, ada apa?” tanya Moa balik.

“Mau bareng? Aku ada perlu yang kebetulan searah dengan kampusmu.” jawab Naga ramah setelah menyelesaikan sarapannya.

“Benarkah? Mau, mau, mau!” jawab Moa sambil tersenyum kegirangan.

... Setelah Moa selesai sarapan, Naga langsung mengantarkan Moa menuju kampusnya. Diperjalanan Moa menceritakan tentang beberapa hal sambil memeluk Naga dengan erat dan menatap wajah Naga yang fokus berkendara. Saking bahagianya Moa berharap kampusnya berjarak sangat jauh dan memakan waktu lama untuktiba, namun itu hanyalah khayalan Moa semata....

“Yah kok udah sampai kampus sih kak!” protes Moa sambil turun dari motor Naga.

“Kenapa kakak gak lewat jalan muter biar aku bisa lebih lama ngobrol sama kakak?” tanya Moa sambil cemberut menatap Naga.

“Loh 15 menit lagi udah jam 8 Moa, kamu harus segera tiba di kampus dong!” jawab Naga sambil tersenyum melihat wajah Moa yang cemberut.

“Udah jangan cemberut, masuk kelas dan belajar dengan menyenangkan ya!” tambah Naga sambil tersenyum yang membuat Moa ikut tersenyum menatap Naga.

“Iya Kak, makasih ya hati - hati di jalan kak!” jawab Moa yang melambaikan tangan sambil tersenyum penuh kebahagiaan.

“Ehem pagi Moa!” sapa Kai yang langsung menghampiri Moa setelah Naga pergi.

“Pagi Kai!” balas Moa ramah.

“Tadi siapa? Pacar kamu?” tebak Kai penasaran canggung.

“Bukan, tapi aku berharap kak Naga akan jadi suami aku.” jawab Moa sambil tersenyum penuh kebahagiaan dan langsung berjalan meninggalkan Kai sendirian yang terdiam membisu mendengar ucapan Moa.

... Setelah mengantarkan Moa, Naga langsung pulang ke rumah untuk berkemas. Setelah semuanya selesai Naga langsung terbang menuju fasilitas penelitian Xerneas di hutan Palangkaraya. Ketika Naga tiba di fasilitas penelitian Palangkaraya pada malam hari dengan mobil yang disewanya, Naga bertemu dengan seorang wanita yang hendak pergi menggunakan mobil yang ada dengan penampilan berantakan dan terdapat noda darah di wajahnya....

“Aku sarankan kamu jangan main - main denganku!” ancam Alice yang berdiri di depan mobil yang hendak dia kendarai sambil tersenyum melihat ke arah Naga yang baru saja turun dari mobil.

“Ah rupanya kamu adalah si darah murni dari fasilitas ini ya! Aku tidak ada urusan denganmu, aku hanya perlu mengambil beberapa berkas dalam fasilitas ini.” jawab Naga ramah sambil menatap Alice dan tiba - tiba seluruh fasilitas penelitian Palangkaraya meledak dan membakar semua yang ada di dalam fasilitas tersebut.

“Ups sepertinya kamu terlambat, semoga kamu menemukan apa yang kamu cari diantara debu - debu gedung ini.” kata Alice meledek Naga sambil tersenyum menatap Naga.

“Tidak perlu khawatir kamu tidak ikut terbakar, jadi aku bisa bertanya kepadamu.” jawab Naga sambil tersenyum ramah melihat Alice.

“Kamu pikir aku akan menjawab pertanyaanmu sekalipun aku mengetahuinya?” tanya Alice sambil tersenyum meledek Naga.

“Tentu!” jawab Naga singkat sambil tersenyum.

“Bagaimana jika aku tidak menjawab pertanyaanmu?” tanya Alice penasaran.

“Aku akan terus mengikutimu sampai aku mendapatkan jawaban yang aku butuhkan.” jawab Naga sambil tersenyum yang membuat Alice langsung menatap Naga dingin.

“Akan aku pastikan kamu tidak bisa mengikutiku!” kata Alice yang langsung menggunakan kemampuan telekinesisnya untuk mengendalikan tubuh Naga.

“Apa kamu pikir hanya karena kamu seorang darah murni maka aku akan takut untuk menghadapimu?” tanya Naga meledek Alice yang tidak terjadi apapun pada tubuh Naga ketika Alice mencoba lebih dari tiga kali untuk mengontrol tubuh Naga dan membuat dirinya terkejut.

“Ayolah, kamu tidak perlu menampilkan wajah terkejut seperti itu hanya karena kamu tidak bisa mengendalikan tubuhku dengan kemampuanmu!” ledek Naga sambil tersenyum melihat ke arah Alice.

“Sepertinya kamu mulai menjadi sombong hanya karena tubuhmu tidak bisa aku kontrol. Meskipun aku tidak mengerti alasannya, bukan berarti aku tidak bisa membunuhmu!” jawab Alice dingin yang langsung menyerang Naga dengan cepat.

... Naga berhasil menangkis serangan Alice dan membalas serangan Alice yang membuat mereka saling menyerang, saling menangkis, dan saling menghindar dari serangan satu sama lain. Ketika tidak ada satupun serangan Alice yang mengenai target, Alice langsung menarik baju Naga dan melemparkan Naga ke arah hutan sebelah kanan. Namun sebelum terlempar Naga dengan cepat memegang tangan Alice yang membuat Alice ikut terhempas bersama Naga yang membuat beberapa pohon roboh. Setelah bangkit mereka kembali saling serang satu sama lain yang membuat pohon disekitar mereka semakin banyak yang roboh akibat pukulan dan tendangan dari mereka masing - masing....

... Melihat banyaknya pohon yang roboh Alice langsung menggunakan kekuatan telekinesisnya untuk mengubah pohon - pohon tersebut menjadi banyak batang kayu yang tajam melayang siap menyerang Naga. Ketika Alice mulai menyerang Naga dengan semua batang kayu tajam yang dia buat dengan mudahnya Naga mengalihkan beberapa batang kayu yang datang hingga menabrak batang kayu yang lain dan terjadi tumbukan yang mengakibatkan semua batang kayu hancur. Pertarungan sengit antara Naga dan Alice berlangsung lebih dari 30 menit tanpa ada satupun yang kalah dan terluka berarti karena kemampuan regenerasi mereka....

“Harus kuakui kamu memang tangguh, untuk pertama kalinya aku tidak bisa membunuh lawanku, apakah kamu darah murni juga?” tanya Alice sambil tersenyum kagum penasaran.

“Bukan, aku seorang humanoid generasi alpha, hanya saja disini sudah berevolusi.” jawab Naga ramah sambil menunjuk kepalanya sendiri.

“Berevolusi? Apa maksudnya?” tanya Alice penasaran sambil menatap Naga.

“Seorang dokter mengatakan bahwa hipotalamusku memiliki kelainan yang singkatnya membuatku tidak seperti manusia pada umumnya yang memiliki hasrat terhadap dunia ini dan hal itu membuat bagian otak yang lain berevolusi.” jawab Naga ramah sambil menatap Alice.

“Ah sebuah kemajuan kamu memiliki tujuan yang membuatmu datang kemari.” kata Alice yang paham apa maksud Naga.

“Begitulah kata dokter tadi saat aku menyampaikan keinginanku.” kata Naga ramah.

“Apa yang kamu cari disini?” tanya Alice penasaran.

“Informasi tentang keberadaan adikku, adik angkatku yang dipindahkan dari fasilitas gunung Pancar, Bogor karena aku tahu fasilitas hutan Palangkaraya terdapat seorang darah murni. Jadi aku berpikir jika adikku dipindahkan, besar kemungkinan dia dipindahkan kesini.” jawab Naga mantap sambil menatap Alice.

“Bisa sebutkan ciri - ciri adikmu?” tanya Alice kembali.

“Dia bernama Erika berusia 12 tahun, rambut panjang bergelombang berwarna hitam, dengan tinggi sekitar 120 cm.” jawab Naga sambil mengingat tentang Erika.

“Dia tidak ada disini, aku tidak menemukan seorang gadis kecil saat aku mengambil ini.” jawab Alice ramah sambil menunjukan sebuah serum yang dia ambil dari fasilitas Palangkaraya.

Sang Wanita

“Boleh aku tahu serum apa itu? Serum itu bisa menentukan bagaimana nasib adikku.” tanya Naga yang terkejut melihat serum yang dibawa oleh Alice.

“Ini serum untuk meminimalisir efek samping darah murni pada otaku. Meskipun kekuatan darah murni hebat, tapi otakku tidak bisa mengimbangi kekuatannya. Sehingga tanpa serum ini otaku bisa meledak jika aku menggunakan kekuatanku secara berlebihan. Apa maksudmu serum ini bisa menentukan nasib adikmu?” tanya Alice penasaran.

“DNA adikku bisa digunakan sebagai senjata untuk membuat para humanoid menjadi manusia normal kembali.” jawab Naga sambil menghela napas lega.

“Waw adikmu memiliki kekuatan yang sangat luar biasa, bagaimana kalau kita mencari adikmu?” tanya Alice sambil tersenyum ramah.

“Kamu ingin membantu mencari adikku secara percuma?” tanya Naga memastikan.

“Tidak, aku mendapatkan informasi bahwa serum ini tidak permanen dan sebulan sekali aku harus menyuntikannya dimana semakin lama efeknya akan semakin menghilang sehingga aku membutuhkan serum yang lebih permanen. Jadi kita bisa bekerja sama, kamu mencari informasi tentang adikmu dan aku mencari serum penyembuh otaku, bagaimana?” tawar Alice sambil tersenyum ramah.

“Ide yang bagus, apakah kamu sudah memiliki rencana?” tanya Naga mengkonfirmasi.

“Aku berpikir untuk mulai mencari dari fasilitas terdekat dari sini.” jawab Alice ramah sambil melihat ke arah langit.

“Fasilitas Suwawa, Gorontalo?” tanya Naga mengkonfirmasi.

“Iya, bagaimana menurutmu?” tanya Alice balik sambil tersenyum ramah melihat ke arah Naga.

“Sebaiknya kita segera berangkat!” jawab Naga mantap.

“Aku setuju!” kata Alice yang membuat mereka berdua langsung mengendarai mobil mereka masing - masing menju bandara untuk terbang ke Gorontalo mengambil jadwal penerbangan pagi hari.

...Setelah tiba di Gorontalo mereka menyewa mobil dan Naga yang menjadi supir membawa mereka menuju fasilitas Suwawa. Tanpa basa - basi mereka langsung menerjang fasilitas Suwawa dan membunuh semua orang Xerneas yang ada di fasilitas tersebut tanpa belas kasihan. Setelah tidak ada satupun orang Xerneas yang tersisa mereka baru mencari apa yang mereka cari dengan seksama....

“Apa kamu menemukan sesuatu Naga?” tanya Alice yang sibuk mencari - cari berkas dan serum - serum yang terdapat di sebuah ruangan.

“Aku tidak yakin, tapi mungkin ini bisa menjadi petunjuk untukmu.” jawab Naga mantap sambil fokus membaca sebuah file yang dia pegang.

“Coba aku lihat!” pinta Alice yang langsung menghampiri Naga dan membuat Naga memberikan file dokumen yang sedang dia pegang.

“Pada kolom catatan tertulis serum yang paling kuat berasal dari ‘the mother’ dan pastikan ‘the girl’ tidak bertemu dengannya sebelum kita bisa mengontrolnya. Apa kamu mengerti maksudnya Alice?” tanya Naga penasaran.

“The mother adalah ibu yang mengandungku, sedangkan the girl adalah Cintya adikku yang bersama dalam kandungan tapi dipisahkan ketika lahir. Sepertinya adikku memiliki ingatan tentang keberadaan ibuku atau semacam petunjuk untuk mencari ibuku.” jawab Alice setelah selesai membaca dokumen yang diberikan Naga.

“Ah aku mengerti, apa kita lanjut?” tanya Naga memastikan.

“Ya aku harus menemukan adikku untuk membuat serum yang permanen. Apakah kamu tidak menemukan petunjuk tentang adikmu?” tanya Alice memastikan sambil melihat ke arah Naga.

“Tidak ada informasi apapun tentang keberadaan adikku disini.” jawab Naga mantap sambil melihat ke arah Alice.

“Kita pergi ke fasilitas Gamalama, Ternate?” tanya Alice sambil menunjukan sebuah kertas yang dia temukan.

“Ya!” jawab Naga mantap setelah membaca keterangan bahwa semua pengiriman Xerneas untuk daerha Sulawesi, Maluku, dan Maluku Utara akan transit dan dilakukan pemeriksaan di fasilitas Gamalama Ternate.

...Giliran Alice yang menyetir membawa mereka kembali ke bandara dan langsung terbang ke Ternate dengan penerbangan sore. Setelah tiba di ternate mereka kembali menyewa mobil dan Naga langsung menyetir membawa mereka ke fasilitas Gamalama. Meskipun kejadian di Suwawa berhasil diketahui oleh fasilitas Gamalama, namun mereka belum siap untuk menghadapi Naga dan Alice secara bersamaan. Seperti yang mereka lakukan di fasilitas Suwawa, Naga dan Alice langsung menerjang dan memporak porandakan fasilitas Gamalam tanpa belas kasihan sambil mencari informasi yang mereka perlukan....

“Naga sepertinya aku mendapatkan informasi yang kamu cari.” kata Alice ketika membaca sebuah file dokumen yang langsung melihat ke arah Naga.

“Dan sepertinya aku mendapatkan petunjuk untukmu.” kata Naga sambil menjulurkan sebuah file dokumen kepada Alice.

“Tampaknya DNA adikku bisa menghilangkan kekuatan the girl.” kata Naga sambil membaca file dokumen yang diberikan Alice.

“Sepertinya begitu.” kata Alice setuju setelah membaca laporan hasil analisa adiknya dengan DNA Erika.

“Sekarang aku perlu mencari tahu tentang 5 peneliti ini.” kata Naga yang langsung kembali mencari dokumen tentang 5 peneliti yang bertanggung jawab mengawasi dan meneliti Erika di fasilitas Gamalama.

“Berkas kelima peneliti itu ada disebelah sana dan sepertinya dua diantara mereka sudah mati.” kata Alice sambil menunjuk ke sebuah tumpukan dokumen.

“Sepertinya kekuatan adikmu sangat membantu mereka sampai membuat mereka harus melenyapkan kelima peneliti yang bertanggung jawab atas adikmu.” lanjut Alice sambil melihat ke arah Naga yang membaca berkas tentang kelima peneliti yang mengawasi Erika.

“Kamu harus segera menemukan salah satu dari tiga peneliti yang tersisa sebelum mereka semua mati di bunuh Xerneas Naga.” tambah Alice santai.

“Ya benar, apakah ini akan jadi selamat tinggal?” tanya Naga sambil melihat ke arah Alice memastikan.

“Sepertinya begitu, karena aku harus pergi ke Jeju, Korea Selatan.” jawab Alice mantap sambil tersenyum melihat ke arah Naga.

“Baiklah, semoga kamu berhasil menemukan apa yang kamu cari.” kata Naga ramah.

“Iya, kamu juga Naga.” balas Alice ramah.

“Mari kita berpisah di bandara!” ajak Alice sambil tersenyum yang dijawab anggukan oleh Naga.

...Mereka berdua langsung menju sebuah hotel yang tidak jauh dari bandara setelah mereka mengembalikan mobil yang mereka sewa. Mereka langsung beristirahat di kamar mereka masing - masing setelah tiba di hotel karena mereka tiba sudah larut malam. Paginya mereka sarapan bersama sambil mengobrol santai mencoba membicarakan hal - hal yang tidak berhubungan dengan Xerneas....

“Aku penasaran ketika kamu berkata hipotalamusmu memiliki kelainan, apakah kelainan itu efek samping dari penelitian ini atau kamu sudah memilikinya sebelum menjadi objek penelitian ini?” tanya Alice setelah menyelesaikan sarapannya.

“Sepertinya sejak sebelum aku menjadi objek penelitian ini.” jawab Naga mantap sambil melihat ke arah Alice.

“Bagaimana kamu yakin dengan hal itu?” tanya Alice kembali yang keheranan.

“Hipotalamus adalah bagian otak yang menghasilkan hormon keseluruh tubuh yang artinya hipotalamus merupakan sumber hasrat manusia pada otak terhadap dunia ini. Sedangkan aku rela menjadi objek penelitian ini karena aku sudah tidak memiliki hasrat apapun terhadap dunia ini.” jawab Naga mantap.

“Bagaimana mungkin kamu sama sekali tidak memiliki hasrat terhadap dunia ini?” tanya Alice penasaran.

“Apa yang aku alami setelah aku lulus kuliah sampai sebelum aku menjadi kelinci percobaan membuatku kehilangan hasrat terhadap dunia ini. Bahkan aku tidak bisa berpikir untuk mati yang membuatku seperti zombie hidup tanpa arah dan menunggu ajal menjemput.” jawab Naga ramah.

“Quarter life crisis?” tanya Alice memastikan sambil tersenyum bercanda.

“Iya quarter life crisis dan aku gagal melaluinya.” jawab Naga sambil tersenyum tipis yang membuat Alice ikut tertawa.

“Baiklah, ini waktunya aku untuk pergi.” kata Alice setelah selesai tertawa.

“Ok, aku harap kita bisa bertemu kembali.” kata Naga sambil menjulurkan tangannya.

“Ya, semoga!” jawab Alice yang langsung menjabat tangan Naga sambil tersenyum.

“Senang bekerja sama dengan kamu Naga.” pamit Alice sambil tersenyum ramah.

“Aku juga, selamat jalan Alice.” balas Naga ramah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!