Khawatir dan Cemburu

“Sasha apapun rencana kamu nanti, aku ingin kamu dan Gisel tetap tinggal di rumah ini sekalipun aku tidak ada.” kata Naga sambil menatap Gisel dan Sasha silih bergantian.

“Apa maksudmu dengan sekalipun kamu tidak ada?” tanya Sasha cemas sambil menatap Naga.

“Seperti yang aku bilang petunjuk tentang keberadaan Erika mungkin berada di Jeju, Korea Selatan dan aku akan berangkat kesana mungkin 3 hari lagi. Aku tidak tahu akan berapa lama di Korea sampai menemukan keberadaan Erika dan mungkin aku juga tidak akan kembali lagi. Jadi aku ingin kamu dan Gisel tetap tinggal di rumah ini.” jawab Naga ramah.

“Kak Naga berencana akan tinggal di Korea bersama adik kakak?” tanya Gisel memastikan sambil melihat ke arah Naga.

“Jika aku memintamu untuk tidak pergi ke Korea, apakah kamu mau mendengarkan aku?” tanya Sasha dengan mata berkaca - kaca menatap Naga.

“Maaf Sha, aku harus menjemput Erika.” jawab Naga ramah sambil tersenyum menatap Sasha.

“Tapi bukan berarti kamu harus mengorbankan nyawa kamu sendiri Ga, pasti ada cara lain untuk menjemput Erika.” kata Sasha yang mulai meneteskan air mata dan membuat Gisel sadar maksud perkataan Naga adalah Naga menyerahkan rumah miliknya untuk mereka berdua ketika Naga meninggal dunia.

“Tentu selalu ada pilihan dalam setiap langkah, tapi apapun resikonya aku akan tetap menyelamatkan Erika Sha.” jawab Naga mantap sambil tersenyum ramah.

“Aku dan Gisel akan tinggal terus di rumah ini, tapi dengan satu syarat kamu harus kembali pulang ke rumah ini dalam keadaan hidup!” pinta Sasha yang masih meneteskan air mata yang membuat Gisel ikut mendengarkan percakapan mereka dengan mata berkaca - kaca.

“Aku tidak bisa menjanjikan sesuatu yang tidak bisa aku tepati Sha.” tolak Naga ramah sambil berharap Sasha mengerti.

“Tidak, aku ingin kamu berjanji dan aku ingin kamu berusaha membuat pilihan dimana kamu akan pulang dalam keadaan hidup!” pinta Sasha mantap sambil terus meneteskan air mata.

“Baiklah, aku berjanji akan pulang dalam keadaan hidup bagaimanapun caranya.” jawab Naga mantap setelah berpikir matang.

“Sebaiknya kalian beristirahat!” pinta Naga ramah yang langsung berjalan masuk ke kamarnya sendiri.

... Gisel langsung memeluk Sasha ketika Naga sudah masuk ke dalam kamarnya untuk menenangkan Sasha. Tanpa banyak bicara mereka berdua langsung masuk ke dalam kamar mereka dan rebahan sejenak sebelum tidur. Sasha mencemaskan Naga yang mungkin menginkari janjinya, tapi Sasha juga percaya bahwa Naga akan menepati janjinya. Sedangkan Gisel berpikir ternyata Naga memang seorang pria yang baik sekalipun saat ini dia sudah berubah menjadi seorang humanoid. Tidak lama ketika mereka mulai lelah dengan pikiran mereka masing - masing, akhirnya Sasha dan Gisel tertidur juga....

... Keesokan paginya Naga kembali menjalani rutinitasnya seperti biasa kala weekend tiba, mulai dari olahraga pagi, bersih - bersih rumah, sarapan, lalu mandi. Perbedaannya kali ini Sasha dan Gisel membantu Naga dalam bersih - bersih rumah dan sarapan bersama Naga. Setelah semua urusan pekerjaan rumah selesai Naga, Sasha, dan Gisel langsung berangkat menuju kediaman pak Sudirman sambil membawa oleh - oleh yang dibeli Naga....

“Tok ... tok ... tok!” terdengar suara ketukan pintu.

“Sebentar!” jawab Moa yang bergegas membuka pintu.

“Kak Naga!” sapa Moa sambil tersenyum gembira melihat Naga.

“Pagi Moa.” jawab Naga sambil tersenyum.

“Papah ada Moa?” tanya Naga.

“Ada kak, ayo masuk dulu kak.” jawab Moa mantap sambil melihat ke arah Sasha dan Gisel penasaran.

“Naga!” sapa Sudirman yang baru menghampiri Naga beserta yang lainnya.

“Pagi pak Sudirman.” sapa Naga ramah diikuti Sasha dan Gisel.

“Hoo iya Moa, ini oleh - oleh buat papah sama kamu.” lanjut Naga sambil memberikan bingkisan yang dia pegang.

“Wah makasih banyak kak Naga.” jawab Moa sambil tersenyum bahagia menerima bingkisan yang diberikan Naga.

“Silahkan duduk Naga!” pinta pak Sudirman yang langsung duduk membuat Naga, Sasha, dan Gisel, sedankan Moa langsung menyimpan oleh - oleh Naga di kulkkas dan dilemari persediaan makanan di dapur..

”Hoo iya pak Sudirman, Moa perkenalkan ini Sasha dan ini Gisel adiknya Sasha.” kata Naga sambil menunjuk Sasha dan Gisel silih bergantian yang membuat Sasha dan Gisel menunduk hormat.

“Dokter Sasha Aurelia?” tanya Sudirman memastikan.

“Betul pak Sudirman.” jawab Sasha sambil tersenyum ramah.

“Hoo pantas saya tidak asing melihat wajah dokter Sasha. Saya pernah membaca beberapa artikel dan publikasi ilmiah dokter Sasha.” kata Sudirman sambil tersenyum ramah melihat ke arah Sasha.

“Terima kasih pak, saya juga beberapa kali pernah membaca artikel dan publikasi ilmiah tentang bapak.” jawab Sasha sambil tersenyum ramah.

“Moa tolong buatkan minuman untuk Naga, Sasha, dan Gisel!” pinta Sudirman ramah.

“Maaf pah, aku ada kerjaan yang harus aku selesaikan, tanggung.” jawab Moa ketus sambil menaiki tangga menuju kamarnya.

“Kalau boleh, biar saya yang menyiapkan minuman pak.” kata Naga menawarkan diri.

“Hoo makasih Naga, tolong ya!” pinta pak Sudirman ramah yang membuat Naga langsung berjalan ke dapur menyiapkan minuman.

“Kak Naga, mba Sasha itu siapanya kak Naga?” tanya Moa yang tiba - tiba muncul di dekat Naga dan membuat Naga terkejut.

“Duh Moa, kamu bikin kaget aja. Sasha itu kolega aku, ada apa?” tanya Naga balik.

“Kolega apa kolega? Kayaknya kak Naga cukup dekat sama mba Sasha.” tanya Moa kembali yang semakin penasaran.

“Hoo itu karena tiga hari terakhir aku melakukan perjalanan dinas bersama Sasha.” jawab Naga ramah sambil fokus menuangkan minuman.

“Kamu ada perlu apa di dapur? Katanya lagi sibuk ngerjain sesuatu.” lanjut Naga.

“Hmm, aku mau ambil minum.” jawab Moa bohong yang langsung mengambil gelas dan mengisinya dengan air minum.

“Hoo gitu, kakak duluan ya.” kata Naga sambil membawa nampan yang berisi 4 gelas minuman serta makanan ringan ke ruang tamu.

“Tampaknya Sasha udah ngasih tahu tentang salah satu alasan aku mengajak Sasha dan Gisel bertemu bapak.” kata Naga yang langsung menyajikan minuman dan makanan ringan yang dia bawa, sedangkan Moa berjalan dan duduk pada anak tangga dibelakang dinding untuk mendengarkan percakapan mereka yang ada di ruang tamu.

“Iya sudah Ga, saya tidak keberatan dan mungkin Senin besok Gisel bisa langsung datang ke rumah sakit untuk magang.” jawab Sudirman ramah.

“Hoo begitu, terima kasih pak.” kata Naga sambil melihat ke arah Gisel lalu kembali melihat ke arah Sudirman.

“Hoo iya ngomong - ngomong kalian akan tinggal dimana?” tanya Sudirman sambil melihat ke arah Sasha dan Gisel.

“Sasha dan Gisel akan tinggal di rumah saya pak.” jawab Naga mantap yang seketika membuat Moa terkejut.

“Mba Sasha dan Gisel tinggal di rumah kak Naga? Aku juga akan ikut menginap di rumah kak Naga!” pinta Moa yang tiba - tiba muncul.

“Moa?” kata Sudirman terkejut.

“Aku sama adikku mau cari kontrakan kok Moa.” kata Sasha ramah yang mencoba meluruskan ke salah pahaman.

“Gak perlu Sha, selama aku di Korea kamu dan Gisel bisa tinggal di rumahku.” jawab Naga sanatai sambil menatap Sasha.

“Kak Naga mau ke Korea? Sama kak Sasha?” tanya Moa penasaran.

“Iya, enggak kakak sendirian ke Korea.” jawab Naga ramah sambil menatap Moa.

“Jadi kamu gak perlu menginap di rumah kakak ya karena kakak juga akan pergi ke Korea dulu.” lanjut Naga lemah lembut.

“Engga, sebelum kakak berangkat ke Korea aku akan menginap di rumah kak Naga sama mba Sasha dan Gisel. Aku akan berkemas barang - barangku dulu kak.” jawab Moa mantap yang langsung naik menuju kamarnya.

“Moa ... Moa!” panggil Sudirman.

“Biar aku yang coba jelasin ke Moa pak!” pinta Naga ramah penuh hormat yang langsung naik menuju kamar Moa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!