... Setelah Moa merasa lega, Naga langsung mengantarkannya pulang. Moa mulai mengerti dan menerima perasaannya yang tidak bisa dibalas oleh Naga dan mereka tetap menjadi adik kakak. Di tengah perjalanan pulang mereka hanya saling terdiam membisu, tapi Moa berniat untuk mengajak Naga makan malam di rumah selayaknya seorang adik yang rindu akan kakaknya....
“Moa? Naga? Kok kalian pulang bareng?” tanya Sudirman yang terkejut ketika melihat Moa pulang bersama Naga ketika sedang membuka pintu rumah.
“Tadi aku perlu beli buku dan pingin beli es krim, jadi aku minta kak Naga untuk nemenin aku pah.” jawab Moa ramah yang diikuti anggukan oleh Naga.
“Hoo iya dokter Abbas ini putri saya Moa dan ini putra saya Naga.” kata Sudirman memperkenalkan Naga dan Moa kepada koleganya yang hendak pulang.
“Senang bertemu dengan kalian berdua.” sapa Abbas ramah sambil tersenyum menatap Naga dan Moa silih bergantian.
“Hoo iya Naga boleh tolong anterin dokter Abbas?” tanya Sudirman penuh harap.
“Gak usah dokter Sudirman, saya bisa naik transportasi umum.” tolak halus Abbas.
“Gak apa - apa dokter Abbas, Naga sudah punya rumah sendiri di daerha Jakarta Selatan jadi dia sudah lebih banyak menghabiskan waktu di rumahnya sendiri.” bujuk Sudirman ramah.
“Iya betul dokter Abbas, saya antar sampai rumah juga tidak masalah daripada ribet di jalannya.” tambah Naga ramah sambil melihat Abbas.
“Baiklah, terima kasih ya Naga dokter Sudirman.” jawab Abbas luluh.
“Mari saya bantu masukin barang - barangnya.” pinta Naga yang langsung memasukan beberapa barang Abbas ke dalam bagasi mobilnya.
“Aku pamit dulu ya.” kata Naga ramah sambil tersenyum menatap Sudirman dan Moa.
“Saya pulang dulu ya dokter Sudirman, Moa.” tambah Abbas yang langsung masuk ke dalam mobil Naga.
“Hati - hati Naga, dokter Abbas!” pinta Sudirman ramah.
“Hati - hati di jalan kak!” tambah Moa sambil melambaikan tangannya ketika Naga sudah menancap gas pergi.
“Aku baru mau minta kak Naga makan malam bareng di rumah, papah malah minta kak Naga untuk anterin pulang dokter Abbas.” keluh Moa kecewa.
“Maaf Moa, soalnya kasihan dokter Abbas lagi banyak barang yang harus dibawa sedangkan hari ini di rumahnya dia mau bikin acara anniversary yang pertama untuk anak pertamanya.” jawab Sudirman lemah lembut sambil membelai rambut Moa.
“Aku baru tahu dokter Sudirman memiliki seorang putra.” kata Abbas memulai pembicaraan.
“Aku anak angkat dokter Sudirman, dokter Abbas. Beliau mengubah hidupku jadi lebih baik seperti saat ini.” jawab Naga yang membuat Abbas terkejut dan merasa tidak enak karena secara tidak sengaj menyinggung Naga sebagai anak anggkat.
“Hmm sepertinya kamu cukup memanggilku dengan Abbas saja, karena kita juga tampaknya seumuran.” kata Abbas berusaha mencairkan suasana.
“Iya, sepertinya kita memang seumuran.” jawab Naga sambil tersenyum yang tetap fokus menyetir.
... Naga dan Abbas mulai saling tukar cerita satu sama lain selama di perjalanan. Banyak kesamaan diantara mereka yang membuat mereka mudah akrab ketika sedang mengobrol di perjalanan menuju rumah Abbas. Saking asiknya mengobrol macet dan perjalanan panjang mereka hingga tak berasa dan sudah tiba di depan rumah Abbas....
“Naga hari ini anniversarynya putra pertama saya, kamu ikut masuk dulu ya!” pinta Abbas penuh harap.
“Hmm boleh.” jawab Naga canggung.
“Aku turun duluan mau minta adik iparku bantu bawa barang - barang.” kata Abbas ramah sambil tersenyu yang langsung turun dan masuk ke dalam rumah.
“Naga!” sapa Hilda teman Naga semasa kuliah yang terkejut ketika melihat Naga sedang berdiri di samping mobilnya bersama barang - barang Abbas menunggu Abbas dan adik iparnya.
“Hilda.” balas Naga sambil mengangguk.
“Kamu ngapain disini?” tanya Hilda sinis.
“Ada perlu.” jawab Naga sambil memikirkan alasan lain.
“Ada perlu di rumah temen aku?” tanya Hilda kembali sinis.
“Ya.” jawab Naga kikuk.
“Wah teman - temannya Bela udah datang ya!” sapa Abbas ketika melihat beberapa orang yang bersama Naga.
“Iya.” jawab mereka kompak.
“Naga kalian saling kenal?” tanya Abbas sambil menunjuk Naga dan Hilda secara bergantian yang membuat Hilda terkejut dan tertunduk malu.
“Kami teman semasa kuliah Abbas.” jawab Naga ramah sambil tersenyum.
“Naga!” sapa Bela istri Abbas yang terkejut melihat Naga.
“Bela.” balas Naga ramah sambil mengangguk penuh hormat.
“Kalian saling kenal juga?” tanya Abbas kembali sambil menunjuk Naga dan Bela istrinya saling bergantian.
“Sepupu Bela teman kuliah saya juga dan saat tugas akhir saya pernah berkomunikasi dengan Bela karena butuh beberapa informasi.” jawab Naga ramah.
“Wah dunia benar - benas sempit ya.” kata Abbas terkejut sambil tersenyum.
“Yah tau gak pas pertama kali kerja, aku juga kerja sama teman sekelasnya Naga pas SMA, iya kan Ga?” tambah Bela ramah sambil tersenyum.
“Iya betul.” jawab Naga sambil tersenyum.
“Wah, kamu tahu Naga itu anaknya dokter Sudirman?” tanya Abbas sambil menatap istrinya penuh kelembutan.
“Benarkah Ga?” tanya Bela memastikan.
“Iya benar.” jawab Naga ramah.
“Wah dunia benar - benar sempit ya.” jawab Bela yang diikuti anggukan oleh Abbas.
“Hoo iya, temen - temennya Bela silahkan masuk.” ajak Abbas ramah yang membuat temen - teman Bela masuk ke dalam rumah bersama Bela.
“Ayo Ga!” ajak Abbas kepada Naga sambil membawa barang - barang masuk ke dalam rumah diikuti oleh Naga.
“Ga ayo kita makan malam dan minum dulu!” ajak Abbas setelah semua barang - barangnya masuk ke dalam rumah.
“Aku harus angkat telepon ini dulu Abbas!” pinta Naga sambil memberikan kode handphonenya yang bergetar.
“Hoo ok silahkan!” jawab Abbas ramah yang membuat Naga langsung berjalan keluar rumah dan menganggkat panggilan dari nomor tidak dikenal.
“Naga bagaimana pencarian adikmu?” tanya Alice ramah dari balik telepon.
“Alice?” tanya Naga memastikan.
“Iya, ini aku.” jawab Alice mantap.
“Aku akan segera menyusul kamu ke Korea, adikku dipindahkan ke fasilitas yang sama dengan ibumu.” jawab Naga mantap.
“Adikku tidak ada di fasilitas Jeju, beberapa minggu yang lalu adikku di kirim ke fasilitas gunung Pancar, Bogor, tapi aku tidak yakin apakah itu benar - benar adikku atau bukan sampai aku lihat dengan mata kepalaku sendiri.” jawab Alice mantap.
“Fasilitas gunung Pancar sudah hancur ketika aku melarikan diri dan apa maksudmu dengan tidak yakin bahwa dia adikmu?” tanya Naga penasaran.
“Apakah kamu membuatnya rata dengan tanah?” tanya Alice memastikan.
“Tidak.” jawab Naga yang langsung paham bahwa fasilitas gunung Pancar di renovasi dan digunakan kembali oleh Xerneas.
“Saat aku sedang mencari adikku, aku mendapatkan sedikit luka. Jadi jika aku berhasil menemukan adikku dan dia membuat onar aku tidak berdaya menghadapinya, sehingga aku memutuskan meminta beberapa humanoid dari fasilitas Shanghai, China untuk mencarinya. Aku tidak yakin dia adikku karena para humanoid dari Shanghai berhasil mempermainkannya dan itu tidak seperti adikku, tapi beberapa hari lalu aku mendapatkan kabar bahwa adikku berhasil melarikan diri dari fasilitas gunung Pancar. Aku harus melihatnya secara langsung untuk memastikan apakah dia benar - benar adiiku atau bukan.” jelas Alice ramah.
“Kenapa kamu meminta para humanoid Shanghai ketika mendapatkan kabar bahwa adikmu berada di fasilitas gunung Pancar?” tanya Naga yang masih penasaran.
“Aku melakukan kesalahan dan aku sedang berusaha memperbaikinya.” jawab Alice mantap yang membuat Naga langsung mengerti maksud Alice menghubunginya.
“Baiklah, aku akan mencari adikmu. Apa kamu akan datang ke Indonesia?” tanya Naga memastikan.
“Ya, mungkin minggu depan.” jawab Alice mantap.
“Sampai jumpa minggu depan.” pamit Naga yang dibalas sama dengan ucapan yang sama oleh Alice dan langsung mengakhiri panggilannya.
“Abbas mohon maaf, panggilan pekerjaan dan aku harus segera menyelesaikannya.” kata Naga merasa bersalah yang langsung menemui Abbas dan Bela.
“Hoo iya tidak apa Naga, terima kasih atas bantuannya hari ini salam untuk dokter Sudirman dan Moa.” jawab Abbas ramah sambil tersenyum.
“Baik, aku pamit pulang.” jawab Naga sambil tersenyum ramah menatap Bela dan Abbas silih bergantian lalu langsung naik ke mobilnya.
“Sha, aku tidak jadi berangkat ke Korea. Cynthia ada di fasilitas gunung Pancar, Bogor dan aku akan pergi untuk memeriksanya serta mencari informasi lain yang mungkin berhubungan dengan Erika.” pesan Naga yang dia kirimkan melalui aplikasi kepada Sasha sebelum dia menancap gas pergi menuju fasilitas gunung Pancar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments