... Naga dan Sasha langsung pergi menuju hotel dan tidur di kamar mereka masing - masing. Perjalanan yang cukup panjang membuat Naga langsung tertidur pulas, sedangkan Sasha memikirkan semua perilaku dan ucapan Naga sejak mereka bertemu di pulau Samosir hingga saat ini. Sasha tahu bahwa projek humanoid ini dapat mengakibatkan objek penelitiannya kehilangan rasa kemanusiaannya, tapi Naga menunjukan hal yang sebaliknya. Bagaimana ramahnya Naga memperlakukan Sasha, bagaimana ramah dan tegasnya Naga menasihari Gisel, dan bagaimana lemah lembutnya perkataan Naga kepada Sasha yang membuat Sasha tersenyum sendiri sambil rebahan....
“Mungkin itu juga karena pengaruh dari kekuatan Erika.” bisik Sasha dalam hati dan langsung tertidur pulas.
... Keesokan paginya setelah mandi Sasha hendak mengetuk pintu kamar Naga untuk mengajak sarapan bersama. Namun Sasha mengurungkan niat tersebut karena mungkin Naga perlu waktu lebih untuk beristirahat dan lanjut sarapan sendirian. Ketika selesai mengambil menu sarapan dan hendak makan di mejanya, tiba - tiba ada seorang pria datang menghampiri Sasha....
“Bangkunya kosong mba?” tanya seorang pria sambil menunjuk kursi di depan Sasha.
“Iya mas.” jawab Sasha ramah.
“Saya duduk disini ya mba.” kata seorang pria yang langsung duduk di hadapan Sasha dan membuat Sasha terkejut.
“Lagi liburan di Bandung mba?” taya pria tersebut penasaran sambil tersenyum.
“Iya.” jawab Sasha sambil menikmati sarapannya.
“Dari Jakarta?” tanya pria tersebut sambil menikmati sarapannya.
“Iya.” jawab Sasha yang mulai risih atas kehadiran pria tersebut.
“Bandung memang udah jadi primadona tempat liburannya orang Jakarta ya. Hoo iya saya Faqih, kalau boleh tau nama mba siapa ya?” tanya Faqih sambil tersenyum penasaran penuh harap.
“Sasha.” jawab Sasha keceplosan yang membuat dirinya kesal dalam hati.
“Udah punya rencana hari ini mau kemana?” tanya Faqih yang menikmati sarapannya sambil tersenyum melihat ke arah Sasha.
... Naga yang baru selesai mandi mengetuk pintu kamar Sasha, tapi tidak ada jawaban sehingga Naga langsung pergi untuk sarapan. Ketika tiba ditempat sarapan Naga melihat Sasha yang menutupi rasa risihnya kepada pria yang duduk di hadapanya. Sontak Naga langsung menghampiri Sasha dan Faqih dengan santai dan penuh senyuman....
“Pagi sayang! Siapa temen kamu Sha?” tanya Naga penuh lemah lembut yang membuat Sasha terkejut dan langsung melihat ke arah Naga.
“Ah bukan, aku baru ketemu disini.” jawab Sasha lemah lembut yang masih terkejut atas akting Naga.
“Pacarnya mba Sasha?” tanya Faqih terbata - bata.
“Hoo iya, aku Naga.” jawab Naga ramah sambil tersenyum menjulurkan tangan ke arah Faqih.
“Faqih.” jawab Faqih sambil menjabat tangan Naga kikuk.
“Aku ambil sarapan dulu ya.” kata Naga lemah lembut dan langsung mengambil sehelai tisu lalu membersihkan noda makanan dibagian bibir samping Sasha.
“Aku mau ambil menu yang lain dulu ya Sha.” kata Faqih mencari alasan untuk pergi setelah Naga pergi mengambil sarapannya.
...Sasha tersenyum senang atas perlakuan dan perkataan Naga ketika hendak sarapan, meskipun Sasha tahu bahwa Naga sedang akting untuk membantunya. Setelah selesai mengambil sarapan Naga langsung duduk di depan Sasha menggantikan Faqih. Faqih yang sudah pindah merasa bahwa Naga dan Sasha berbohong terkait hubungannya sehingga dia diam - diam sesekali memperhatikan Naga dan Sasha....
“Makasih ya Ga udah bantu aku tadi.” kata Sasha sambil tersenyum ramah menatap Naga sambil menikmati sarapannya.
“Bukan masalah Sha, kamu ngasih tau nama asli kamu ke Faqih?” tanya Naga penasaran sambil menikmati sarapannya.
“Aku keceplosan.” jawab Sasha polos menggemaskan.
“Keceplosan? Setelah semua yang kamu lalui dengan Xerneas?” tanya Naga kembali sambil tersenyum jahil.
“Namanya juga keceplosan gak sengaja Ga.” jawab Sasha menggemaskan yang membuat Naga tertawa tipis sambil melihat Sasha.
“Setelah sarapan kita langsung berangkat Ga?” tanya Sasha memastikan.
“Iya, apa kamu perlu sesuatu dulu?” tanya Naga balik ramah.
“Engga kok Ga.” jawab Sasha sambil tersenyum.
“Tapi kamu udah sehat?” tanya Sasha cemas.
“Aku gak sakit dan aku gak bisa sakit lagi Sha.” jawab Naga mantap.
“Maksud aku mungkin kamu lelah karena kemarin seharian nyetir dan bertarung dengan para humanoid. Jadi kalau kamu mau istirahat aku, biar aku yang nyetir.” jawab Sasha sambil tersenyum ramah.
“Hoo gak perlu Sha, aku baik - baik aja kok.” jawab Naga mantap sambil tersenyum menatap Sasha.
... Melihat kehangatan dan kecerian Sasha dengan Naga, Faqih berpikir bahwa hubungan mereka bukan omong kosong belaka dan membuat dirinya berhenti memperhatikan Naga dan Sasha. Setelah selesai sarapan Naga dan Sasha kembali ke kamar mereka masing - masing untuk mengambil barang pribadi mereka lalu check out dan kembali melanjutkan perjalanan menuju fasilitas Raung, Banyuwangi. Sepanjang perjalanan mereka membicarakan banyak hal yang membuat hubungan mereka semakin dekat....
“Sha kamu gak apa - apa makan siang di tempat ini?” tanya Naga setelah berhenti di depan rumah makan tepat pada pukul 11.30.
“Gak apa - apa Ga, tadi kamu sarapan kesedikitan ya? Apa karena aku tanya mau langsung berangkat? Atau kareng aku gak segera bangunin kamu?” tanya Sasha cemas merasa bersalah.
“Engga kok, aku cuman takut dimarahin lagi aja.” jawab Naga sambil melepas sabuk pengaman yang dia kenakan.
“Dimarahin sama siapa Ga?” tanya Sasha keheranan.
“Dimarahin sama perut kamu.” jawab Naga sambil tersenyum jahil menatap Sasha.
“Ish jahil, udah lupain Ga itu kan kemarin.” protes Sasha sambil tersipu malu menggemaskan yang membuat Naga tertawa tipis.
“Udah ayo kita makan siang dulu!” ajak Naga yang langsung keluar dari mobil dan masuk ke restoran diikuti oleh Sasha.
... Ketika makan siang Naga dan Sasha juga mengobrol banyak hal yang membuat mereka saling tersenyum memandangi satu sama lain. Naga menyadari perjalanan ini adalah perjalanan untuk mencari Erika, tapi Naga tidak menyangka bahwa ditemani Sasha akan semenyenangkan ini sehingga membuat perjalanan mereka seolah - olah untuk berlibur....
“Hoo iya Sha, kamu sudah hubungi Gisel?” tanya Naga penasaran.
“Udah Ga, kemarin malam sebelum tidur aku hubungi Gisel tentang rencana kita yang akan mengunjungi fasilitas Raung dan pagi tadi aku juga chatingan sama Gisel. Ada apa Ga?” tanya balik Sasha.
“Syukurlah kalau begitu, aku tidak ingin Gisel mengira aku melakukan sesuatu yang buruk kepada kakaknya.” jawab Naga mantap.
“Memangnya kenapa kalau kamu melakukan sesuatu yang buruk kepadaku?” tanya Sasha penasaran sambil menatap Naga.
“Melindungimu memang bukan bagian dari perjanjian kita, tapi sebelum pergi aku bilang kepada Gisel bahwa aku akan melindungimu dan akan aku tepati omongan itu.” jawab Naga mantap sambil menatap Sasha.
“Kamu selalu serius ya dalam ucapanmu.” kata Sasha sambil tersenyum ramah.
“Tentu, setiap perkataan yang keluar dari mulut kita harus kita pertanggung jawabkan.” jawab Naga mantap yang membuat Sasha tersenyum manis menatap Naga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments