... Setelah Alice pergi Naga langsung berangkat menuju pelabuhan untuk menuju pulau Bacan, Maluku Utara karena pesawat menuju kesana dari Ternate hanya ada pada siang hari. Mobil yang disewa Naga selama di pulau Bacan sudah menunggu di pelabuhan, sehingga Naga langsung mencari keberadaan dokter Darius. Ketika sudah mengetahui keberadaan dokter Darius, Naga langsung menuju ke rumahnya dan menemukan dokter Darius yang sudah meninggal bersama keluarganya dengan mengenaskan....
... Paham bahwa semua itu ulah humanoid, Naga langsung pergi ke Makasar dan bermalam disana karena pesawat menuju Flores, Nusa Tenggara Timur baru ada keesokan paginya. Jam 5 pagi Naga sudah terbang menuju Flores dan sore harinya Naga sudah tiba di Lembata, Nusa Tenggara Timur untuk mencari keberadaan dokter Julian. Kali ini Naga berhasil datang ke kediaman dokter Julian tepat waktu, tepat waktu untuk menyaksikan dokter Julian dan keluarganya dibunuh oleh dua orang humanoid....
“Tampaknya kalian sedang membersihkan jejak.” kata Naga setelah menghela napas kecewa sambil melihat ke arah 2 orang humanoid yang baru saja menyelesaikan pekerjaan mereka.
... Seorang humanoid yang baru melepaskan dokter Julian yang sudah tewas memberikan kode kepada rekannya untuk membunuh Naga. Humanoid satunya langsung menerjang ke arah Naga dengan cepat, namun dengan mudah Naga menghindari serangannya dan langsung mematahkan leher humanoid tersebut hingga kepalanya terpisah dengan tubuhnya. Melihat hal itu sang humanoid yang baru membunuh dokter Julian terkejut dan langsung menerjang ke arah Naga, begitupun dengan Naga yang juga langsung menerjang sang humanoid setelah selesai membunuh rekannya. Naga berhasil menghajar sang humanoid lebih dulu dan membuatnya terpental hingga membentur tembok, lalu Naga dengan cepat melesar ke arahnya sambil menendang kepalanya hingga hancur dan tewas di tempat....
“Kesempatan terakhirku berada di pulau Samosir, Sumatra Utara dan aku baru bisa tiba disana dua hari kemudian. Perjalanan antar pulau kecil di Indonesia benar - benar memakan waktu yang banyak.” kata Naga berbicara sendiri yang langsung kembali ke mobil dan menyewa sebuah hotel yang tidak jauh dari pelabuhan.
... Keesokan paginya Naga naik kapan cepat menuju Larantuka, kemudian naik pesawat menuju Flores untuk bermalam disana karena Naga kebagian pesawat menuju Jakarta dan Meda keesokan harinya. Belajar dari keterlamabatannya menemukan dokter Darius dan dokter Julian, Naga meminta jasa penyewaan mobil di Medan untuk mencari keberadaan dokter Sasha di pulau Samosir, dimana jika mereka berhasil ditemukan Naga akan membayar dengan harga yang tidak dapat mereka tolak. Keesokan paginya Naga terbang menuju Jakarta dan lanjut terbang menuju Medan, karena Naga sudah mendapatkan informasi dugaan keberadaan dokter Sasha, Naga langsung tancap gas menuju kediaman dokter Sasha di pulau Samosir....
“Permisi!” sapa Naga ramah sambil tersenyum ketika hari sudah mulai gelap.
“Iya, ada yang bisa saya bantu.” jawab Sasha yang sedang berada di halaman depan rumahnya ramah sambil tersenyum, tapi senyuman tersebut langsung hilang ketika Sasha melihat wajah Naga sambil mundur perlahan.
“Anda tidak perlu khawatir dokter Sasha, aku hanya berniat mengobrol denganmu tanpa membunuhmu, tapi bukan berarti aku tidak akan menyakitimu.” kata Naga sambil tersenyum ramah melihat Sasha.
“Anda cukup menjawab pertanyaanku dan aku akan pergi menyelesaikan urusanku.” tambah Naga ramah yang membuat Sasha menelan ludahnya sendiri karena ketakutan.
“Cih, bagaimana mereka bisa secepat ini menemukan keberadaan anda dokter Sasha?” tanya Naga sambil melihat ke arah mobil yang baru parkir dan muncul dua orang humanoid yang keluar dari dalam mobil tersebut.
“Apakah kalian mau mengantri? Karena aku yang datang duluan untuk berbicara dengan dokter Sasha.” kata Naga sambil tersenyum ramah melihat kearah dua humanoid yang baru tiba dan membuat humanoid yang menjadi supir langsung menerjang ke arah Naga dengan cepat.
“Rupanya kalian tidak ingin mengantri ya!” kata Naga yang langsung menghempaskan sang humanoid ketika dia hendak menyerang Naga ke arah kebun sebelah kanannya.
“Sebaiknya anda tetap diam disitu dokter Sasha, karena jika tidak maka aku terpaksa akan mematahkan kaki anda.” lanjut Naga sambil tersenyum ramah melihat ke arah Sasha yang berada di belakangnnya.
... Sang humanoid yang masih berdiri di samping mobil langsung ikut menerjang Naga dan melayangkan 2 pukulan yang berhasil ditangkis oleh Naga dan 1 pukulan yang berhasil Naga hindari. Naga langsung membalas memukul dada sang humanoid hingga terpental membentur mobilnya dan membuat mobilnya bergeser beberapa meter. Sang humanoid yang dihempaskan Naga ke arah kebun kembali menerjang Naga sambil memegang pisau yang berhasil Naga tahan dengan cara mencengkram kepala sang humanoid, tapi pisau yang dipegang sang humanoid berhasil menusuk perus kiri Naga....
“Kamu benar - benar membuatku jengkel.” kata Naga sambil tersenyum dan langsung menghancurkan kepala sang humanoid dengan satu tangannya.
“Apa kamu ingin melarikan diri?” tanya Naga ketika melihat humanoid yang membentur mobil bangkit dan terkejut melihat kekuatan Naga.
“Pergilah dan jadi pembawa pesan untukku!” pinta Naga sambil menarik pisau dari perut kirinya dengan santai dan humanoid itupun langsung pergi dengan mobilnya.
“Ini memang tidak akan membunuhku, tapi tetap terasa sakit.” kata Naga sambil melemparkan pisau ke arah kebun yang jauh sambil menatap mayat humanoid yang kepalanya baru saja Naga hancurkan.
“Apa kamu sebenarnya?” tanya Sasha ketakutan sambil melihat ke arah Naga.
“Sebentar, aku perlu menyingkirkan ini dulu!” pinta Naga sambil menunjuk mayat humanoid, lalu mengangkatnya dan melemparnya ke dalam danau Toba.
“Ok sekarang kita bisa mengobrol dengan lebih santai, aku? Aku seorang humanoid generasi alpha.” jawab Naga yang menunjuk dirinya sendiri sambil tersenyum ramah sambil berjalan mendekati Sasha.
“Humanoid generasi alpha? Bukankah humanoid generasi alpha semuanya suda dihabisi?” tanya Sasha tidak percaya.
“Benarkah? Apa kamu memeriksa semua mayatnya dan mengkonfirmasinya?” tanya Naga balik sambil tersenyum ramah.
“Lalu apa maumu?” tanya Sasha kembali.
“Erika!” jawab Naga mantap dengan wajah serius menatap Sasha yang membuat Sasha terkejut mendengar namanya.
“Beritahu dimana keberadaan Erika!” pinta Naga dengan wajah serius sambil berjalan hingga di depan Sasha.
“Apa hubungan kamu dengan Erika?” tanya Sasha penasaran.
“Aku kakaknya, kakak angkatnya Erika.” jawab Naga mantap sambil menatap Sasha.
“Aku pernah mendengar tentang kamu dari Erika, tapi aku tidak pernah berani menceritakan kepada Erika bahwa humanoid generasi alpha semuanya telah dibinasakan. Bagaimana kamu bisa selamat dari efek samping penelitian dan dari insiden pemusnahan humanoid generasi alpha?” tanya Sasha penasaran dan mulai percaya kepada Naga.
“Sebagai salah satu peneliti yang bertugas mengawasi dan menjadikan Erika kelinci percobaan seharusnya kamu tahu percis apa kekuatan Erika, tapi pernahkan kamu mereaksikannya secara terbalik?” tanya balik Naga.
“Sebagai catatan aku terpaksa melakukan penelitian terhadap Erika karena aku terjebak oleh Xerneas. Ketika Xerneas menawariku pekerjaan ini mereka berkata bahwa mereka tertarik dengan pengetahuanku terhadap biokimia dan mereka menunjukan serum yang bisa berpotensi menjadi obat untuk penyakit alzheimer. Mereka meyakinkan aku untuk bergabung demi membuat obat alzheimer, sampai akhirnya aku tahu bahwa mereka mencoba membuat senjata manusia dan menggunakan serum yang mereka tunjukan untuk bisa menetralkan para humanoid jika mereka berontak atau sudah tidak bisa dikendalikan lagi.” jawab Sasha merasa bersalah kepada Erika.
“Jika reaksi dilakukan secara terbalik seharusnya akan menghasilkan hasil yang sama ... akan menetralisir efek samping dari penelitian.” lanjut Sasha yang mulai menyadari dan paham apa yang terjadi kepada Naga.
“Ya, lebih tepatnya meningkatkan kekuatan humanoid sampai membuat kita dapat meminimalisir efek samping dari penelitian. Secara tampilan otaku tetap rusak karena efek samping tersebut, tapi fungsinya menjadi semakin kuat itulah yang membuatku tetap hidup bahkan tidak lagi mengalami efek samping. Hal ini seperti otaku membunuh otaku sendiri lalu membangkitkannya kembali menjadi lebih kuat, terus menerus sampai efek samping tersebut hilang sepenuhnya.” jawab Naga ramah sambil menatap Sasha.
“Lalu apakah kamu mencari Erika untuk membalas budi padanya?” tanya Sasha ramah mengkonfirmasi.
“Ini bukan sekedar untuk membalas budi, tapi aku sudah berjanji kepadanya bahwa aku tidak akan membuat dia merasa kesepian lagi dan akan terus bersamanya.” jawab Naga mantap sambil menatap Sasha.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments