Awal Baru

“Prof. Harold!” sapa sang humanoid yang baru kembali setelah dihajar Naga.

“Ada apa?” tanya Harold tegas.

“Kami gagal membunuh dokter Sasha, ada seorang humanoid yang melindunginya.” lapor sang humanoid.

“Humanoid?” tanya Harold kembali tidak percaya.

“Iya, tampaknya dia seorang humanoid generasi alpha.” jawab sang humanoid penuh hormat sambil memberikan berkas tentang Naga.

“Panggilkan Ernest! Cepat!” pinta Harold yang kesal dan membuat sang humanoid langsung memanggil Ernest.

“Kamu bilang semua humanoid alpha telah mati, tapi dia baru saja bertarung dengan Naga salah satu humanoid alpha, apa kamu bisa menjelaskannya?” tanya Harold kesal ketika sang humanoid membawa Ernest kehadapannya.

“Sebenarnya Naga berhasil melarikan diri saat kami mengeksekusi humanoid alpha dan kekuatan dia berbeda dari humanoid alpha lainnya.” jawab Ernest sambil tertunduk merasa bersalah.

“Apa yang berbeda darinya dengan humanoid alpha lainnya?” tanya Harold tegas.

“Kekuatannya sama seperti humanoid darah murni yang pernah saya liat prof.” jawab Ernest yang masih tertunduk.

“Tidak mungkin, tapi mengingat dia baru saja menghajar orang kita dan masih hidup sampai saat ini itu bisa menjadi mungkin. Apakah kamu percaya akan kesempatan kedua Ernest?” tanya Harold sambil tersenyum gembira sambil mengangkat wajah Ernest agar dia bisa melihat matanya.

“Informasikan tentang hal ini ke seluruh fasilitas Xerneas yang ada di Indonesia dan bawa Naga kemari dalam keadaan hidup karena aku ingin tahu apa yang terjadi padanya dan bagaimana dia bisa selamat dari kegagalan projek alpha. Dia pasti akan pergi menuju fasilitas Patuha, Bandung untuk mencari adik angkatnya yang dia kenal saat berada di fasilitas gunung Pancar, Bogor.” lanjut Harold sambil tersenyum senang menatap Ernest.

“Baik prof!” jawab Ernest mantap yang langsung pergi.

...

... Keesokan paginya sebelum terbang menuju Jakarta, Naga mengembalikan mobil yang dia sewa beserta bonus karena mereka telah berhasil menemukan Sasha. Setelah urusan di Medan selesai Naga, Sasha, dan Gisel langsung terbang menuju Jakarta....

“Kita sarapan dulu! Apa dari kalian ada yang menginginkan sesuatu untuk sarapan kita pagi ini?” tanya Naga ramah sambil melihat ke arah Sasha dan Gisel bergantian.

“Kita kesini aja Ga, tampaknya mereka sudah siap untuk melayani para tamu.” jawab Sasha sambil menujuk sebuah restoran yang sudah buka dan sudah melayani beberapa tamu yang datang.

“Ok.” jawab Naga yang langsung masuk ke dalam restauran tersebut diikuti oleh Sasha dan Gisel sambil membawa barang - barang mereka.

“Bagaimana kamu bisa mengenal Erika, Naga?” tanya Sasha penasaran membuka obrolan sambil menikmati sarapannya dan membuat Gisel terkejut sambil menatap ke arah Naga beserta kakaknya bergantian.

“Dibanding humanoid hybrid yang lain Erika memiliki kelainan, hal itu yang membuat dia tidak percaya diri untuk bergaul dengan humanoid hybrid lainnya sehingga dia merasakan kesepian. Erika seorang anak yang pemalu, jadi aku memulai mengajaknya berbicara terlebih dahulu. Perlahan Erika mulai mau berbicara dengaku sampai akhirnya kami akrab dan sering menghabiskan waktu bersama selama di fasilitas gunung Pancar, Bogor setiap kali kami memiliki kesempatan bersama. Dibalik sikap pemalunya, Erika juga seorang anak yang ceria dan dia membuatku kembali memiliki hasrat terhadap dunia ini seolah - olah aku bisa menjadi manusia kembali.” jawab Naga sambil mengingat kenangannya bersama Erika.

“Humanoid hybrid?” celetuk Gisel keheranan.

“Ya modifikasi humanoid pada anak - anak usia 6 - 12 tahun. Disebut hybrid karena jika modifikasi tersebut tidak cocok terhadap DNA sang anak, maka anak tersebut akan langsung mati.” jawab Naga santai yang membuat Gisel dan Sasha terkejut.

“Bagaimana mungkin mereka tega melakukan semua itu?” tanya Sasha tidak percaya betapa buruknya Xerneas.

“Jika kamu dibutakan oleh nafsu dunia, maka kamu akan melakukan berbagai cara untuk memuaskan nafsu kamu.” jawab Naga santai.

“Apa kalian sudah selesai sarapannya?” tanya Naga setelah melihat mereka semua telah menghabiskan sarapan mereka masing - masing.

“Sudah Ga.” jawab Sasha ramah yang diikuti anggukan Gisel.

“Ok, ayo kita ke rumahku!” ajak Naga yang langsung bangkit dari duduknya lalu berjalan keluar bandara diikuti oleh Sasha dan Gisel.

... Naga, Sasha, dan Gisel menyewa taksi untuk mengantarkan mereka menuju rumah Naga. Setibanya di rumah, Naga mengajak Sasha dan Gisel untuk berkeliling sambil menunjukan setiap sudut bagian rumah dari mulai kamar mandi, dapur, hingga kamar yang akan mereka tempati. Setelah selesai Naga beristirahat sejenak dan langsung mandi diikuti oleh Sasha dan Gisel setelahnya....

“Gisel, ini kunci duplikat rumah.” kata Naga sambil memberikan kunci kepada Gisel yang sedang duduk di ruang keluarga.

“Kenapa kak Naga memberikan kunci duplikat rumah kepadaku?” tanya Gisel keherananan sambil melihat ke arah Naga dan Sasha yang berada disamping Naga.

“Kamu tunggu di rumah, sementara aku dan kakakmu pergi ke fasilitas Patuha, Bandung.” jawab Naga santai.

“Tidak mau, aku akan ikut bersama kak Sasha.” kata Gisel yang langsung bangkit dari duduknya sambil memberikan kunci kepada Naga.

“Gisel, aku berjanji kepada kakakmu untuk melindungimu dan kamu tahu tentang kekuatan para humanoid. Jika kamu ikut bersama kami, aku tidak bisa melindungi kalian berdua dari para humanoid dan pastinya aku akan lebih melindungimu daripada kakakmu karena itu janji yang aku buat dengan kakakmu. Apakah kamu mau melihat kakakmu mati di depan matamu? Jika kamu menunggu di rumah maka aku menepati janjiku kepada kakakmu, sekaligus aku bisa fokus menjaga kakakmu dari para humanoid yang secara teknis aku menjaga kalian di waktu bersamaan. Mereka tidak akan memburumu karena yang mereka incar adalah kakakmu dan aku, jadi kamu akan aman tinggal disini.” jawab Naga ramah dan tegas yang membuat Gisel terdiam meresapi apa yang dikatakan Naga.

“Jadilah wanita yang bijaksana karena terkadang menunggu merupakan satu - satunya bantuan yang bisa kamu lakukan.” lanjut Naga ramah yang membuat Gisel langsung menatap mata Naga paham.

“Baiklah, tapi tolong jaga kakakku!” jawab Gisel penuh harap.

“Tentu, kakakmu jauh lebih berguna dalam keadaan hidup.” jawab Naga santai.

“Hoo iya, anggaplah ini rumah sendiri dan buat dirimu nyaman selama tinggal disini Gisel.” tambah Naga yang langsung pergi masuk ke dalam mobil.

“Hati - hati ya kak Sasha!” kata Gisel cemas.

“Iya Gisel, kakak berangkat dulu ya!” pamit Sasha yang langsung masuk ke dalam mobil dan duduk di kursi samping Naga.

... Naga dan Sasha langsung berangkat mengendarai mobil menuju fasilitas Patuha, Bandung. Saat sudah melewati km 50 menuju Bandung secara tidak sengaja Naga mendengar suara perut Sasha yang keroncongan....

“Kita akan istirahat makan siang dulu di km 57.” kata Naga sambil fokus menyetir.

“Maaf Naga.” jawab Sasha merasa bersalah.

“Tidak perlu meminta maaf, seharusnya kamu bilang jika kamu sudah merasakan lapar. Terlebih ini juga sudah masuk waktunya makan siang.” jawab Naga ramah sambil tetap fokus menyetir.

... Setelah tiba di km 57 mereka pergi ke toilet terlebih dahulu, lalu makan siang bersama di tempat makan terdekat dari mobil mereka parkir....

“Naga, kenapa kamu mau jadi objek penelitian Xerneas?” tanya Sasha penasaran.

“Quarter life crisis atau rasa putus asa?” jawab Naga yang berpikir mana jawaban yang lebih tepat sambil menikmati makan siangnya.

“Putus asa?” tanya Sasha keheranan.

“Ya, sudah lebih dari setahun sejak aku lulus kuliah, tapi aku belum kunjung mendapatkan pekerjaan. Pernyataan cintaku ditolak oleh wanita yang aku cintai, walaupun aku rasa wajar karena aku seorang pengangguran. Ketika dia menikah dengan laki - laki lain, dia tidak mengundangku dan ternyata dia memang tidak menginginkan keberadaanku lagi. Jadi saat Xerneas menawarkan untuk jadi objek penelitian mereka, tanpa pikir panjang aku langsung menerimanya. Namun disisi lain aku bersyukur menerima tawaran dari Xerneas karena aku bisa bertemu dengan Erika yang secara tidak langsung membangkitkanku dari keputus asaan.” jawab Naga yang telah selesai makan siang.

“Aku mengerti perasaanmu Naga.” jawab Sasha sambil tersenyum ramah menatap Naga.

“Aku sudah selesai, ayo kita lanjutkan perjalanannya!” ajak Sasha setelah menghabiskan makan siangnya.

“Baiklah.” jawab Naga yang langsung bangkit dari duduknya dan langsung masuk ke dalam mobil diikuti oleh Sasha.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!