Cinta

“Moa, bukannya kamu gak boleh nginep di rumah kakak, tapi kakak minta Sasha dan Gisel tinggal di rumah kakak sekalian agar rumah kakak ada yang merawat selama kakak di Korea.” kata Naga sambil melihat Sasha yang sedang fokus berkemas.

“Aku bisa membantu kakak merawat rumah kakak, sekalipun tanpa kehadiran mba Sasha dan Gisel.” jawab Moa sambil menatap Naga.

“Kakak tahu, tapi kamu perlu merawat papah dan rumah ini, kalau kamu merawat rumah kakak dan kuliah juga kamu bisa kecapekan. Apalagi jarak rumah ini, ke kampus dan ke rumah kakak cukup jauh kalau kamu pergi di hari yang sama, nanti kamu sakit dek.” kata Naga membujuk Moa dengan penuh kelembutan.

“Apa bagi kakak aku hanya sebatas adik saja?” tanya Moa penuh harap sambil menatap Naga dalam.

“Tentu, kakak beruntung bisa dapat kesempatan punya adik seperti kamu.” jawab Naga sambil tersenyum ramah.

“Tapi aku ingin lebih kak!” pinta Moa penuh harap.

“Ingin lebih?” tanya Naga kebingungan.

“Aku suka sama kak Naga, aku ingin kak Naga melihatku bukan sebatas adik!” pinta Moa penuh harap sambil menatap Naga.

“Kakak juga suka sama kamu, kakak sayang sama kamu, tapi semua itu karena kamu adalah adik kakak. Kakak gak layak mendapatkan cinta dan kasih sayang kamu lebih dari ini. Kamu juga berhak mendapatkan laki - laki yang jauh lebih baik dari kakak Moa.” jawab Naga lemah lembut.

“Bagiku kakak adalah laki - laki terbaik yang pernah aku temui kak.” jawab Moa dengan mata berkaca - kaca.

“Percaya sama kakak, kelak kamu akan menemukan laki - laki yang tepat untuk kamu dan jauh lebih baik daripada kakak.” kata Naga sambil menghapus air mata Moa yang mulai menetes dengan penuh kelembutan.

“Jika kamu cemburu sama Sasha dan Gisel, kamu gak perlu khawatir karena kakak akan selalu jadi milik kamu. Kakak janji setelah pulang dari Korea kalau kamu mau menginap di rumah kakak, kamu bisa menginap kapanpun dan kakak akan turutin kemauan kamu ya!” lanjut Naga lemah lembut sambil tersenyum menatap Moa.

“Kakak janji ya?” tanya Moa memastikan.

“Iya kakak janji.” jawab Naga mantap sambil tersenyum.

“Udah ya, kakak pamit dulu karena ada yang perlu kakak selesaiin juga sebelum berangkat ke Korea.” pamit Naga sambil membelai rambut Moa penuh kelembutan.

“Hati - hati kak!” jawab Moa sambil melihat kepergian Naga.

“Gimana Ga?” tanya Sudirman ketika Naga sudah kembali ke ruang tamu.

“Moa sudah mengerti pak.” jawab Naga ramah penuh hormat.

“Syukurlah kalau begitu.” kata Sudirman lega.

“Apa masih ada yang perlu dibicarakan Sasha, Gisel, pak Sudirman?” tanya Naga memastikan.

“Sudah cukup Ga.” jawab Sudirman dan Sasha kompak yang diikuti anggukan Gisel.

“Kamu masih ada urusan?” tanya Sudirman memastikan.

“Iya pak untuk keberangkatan ke Korea nanti.” jawab Naga mantap.

“Hoo gitu, hati - hati di jalan Naga, Sasha, Gisel.” kata Sudirman ketika Naga, Sasha, dan Gisel mulai berjalan keluar.

“Iya, pak makasih banyak ya pak Sudirmna.” kata Sasha, diikuti oleh Naga dan Gisel.

“Iya, sampai ketemu besok di rumah sakit ya Gisel.” jawab Sudirman sambil tersenyum ramah mengantarkan kepergian mereka.

... Setelah Naga keluar dari kamar Moa, Moa langsung menangis karena hubungan mereka tidak bisa lebih dari sepasang adik kakak sekalipun tidak ada hubungan biologis diantara mereka berdua. Naga tidak ingin membuat Moa menangis, tapi Naga juga tidak ingin Moa memiliki perasaan kepada Naga lebih dari seorang adik kepada kakaknya terlebih setelah banyak nyawa yang hilang di tangan Naga....

“Gisel, Sasha apa kalian ada permintaan tertentu terkait stok bahan makanan?” tanya Naga setelah tiba di rumah ketika Gisel dan Sasha sudah turun dari mobil.

“Hmm gak ada kak.” jawab Gisel.

“Kamu memang mau kemana Ga?” tanya Sasha memastikan.

“Aku akan membeli stok makanan untuk di rumah.” jawab Naga ramah.

“Kalau begitu biar aku bantu, Gisel bisa siapkan makan malam sendiri lagi kan?” kata Sasha sambil melihat ke arah Gisel.

“Bisa kak.” jawab Gisel mantap yang membuat Sasha langsung kembali naik ke dalam mobil.

“Baiklah, kami berangkat dulu ya Gisel.” pamit Naga ramah.

“Hati - hati kak.” balas Gisel yang membuat Naga langsung berangkat menuju supermarket terdekat.

“Ga sepertinya Moa suka sama kamu.” kata Sasha membuka obrolan sambil berjalan di samping Naga yang sedang mendorong troli.

“Iya, sebelum pulang dia baru saja menyatakan perasaannya.” jawab Naga santai sambil melihat - lihat produk yang hendak dia beli.

“Lalu kamu bagaimana?” tanya Sasha penasaran.

“Bagiku Moa sama seperti Erika seorang adik yang sangat berharga dan aku akan melakukan apapun untuk melindunginya. Seorang mesin pembunuh seperti aku tidak layak mendapatkan cinta Moa lebih dari ini dan dia berhak untuk mendapatkan laki - laki yang jauh lebih baik daripada aku.” jawab Naga yang masih fokus memilih produk yang hendak dia beli.

“Fakta yang kamu ucapkan memang tidak bisa dipungkiri, tapi kamu juga berhak hidup bahagia bersama orang yang kamu cintai Ga.” kata Sasha sambil tersenyum manis menatap Naga.

“Tidak perlu khawatir, aku sudah mendapatkannya kok.” jawab Naga sambil tersenyum menatap Sasha yang membuat Sasha salah tingkah dan tersipu malu.

“Aku mau ambil sesuatu Ga.” kata Sasha terbata bata dan langsung pergi meninggalkan Naga.

“Eh kamu kenapa Sha?” tanya Naga penasaran yang tidak di dengar oleh Sasha.

“Kenapa Naga bilang seperti itu? Apa dia juga menyukaiku? Ah tidak sepertinya maksud Naga karena Naga sudah hidup bersama Moa, pak Sudirman, dan Erika makanya Naga bilang seperti itu.” bisik Sasha dalam hatinya.

“Apa yang kamu cari Sha?” tanya Naga yang tiba - tiba datang menjemput Sasha dan membuat Sasha terkejut.

“Aku cari ini Ga.” jawab Sasha yang reflek mengambil dua bungkus makanan ringan.

“Hoo begitu, masih ada yang kamu cari?” tanya Naga memastikan.

“Tidak ada Ga.” jawab Sasha mantap yang sudah mulai bisa mengendalikan dirinya sendiri sambil tersenyum.

“Ayo kita pulang!” ajak Naga sambil tersenyum yang langsung berjalan menuju kasir diikuti oleh Sasha dan langsung pulang membawa belanjaan yang mereka beli.

...

“Prof, ini keadaan Ernest di fasilitas Patuha.” kata seorang humanoid sambil memberikan tablet pc kepada Harold.

“Naga sepertinya memang berbeda dari humanoid alpha lainnya.” kata Harold yang terkejut melihat apa yang bisa dilakukan oleh Naga seorang diri kepada Ernest, fasilitas Patuha, Bandung dan fasilitas Raung, Banyuwangi.

“Cari tahu apapun tentang Naga dan bawakan kelemahan Naga kesini agar Naga mau datang kesini secara sukarela!” pinta Harold tegas.

“Kami mendapatkan informasi selama ini Naga berkomunikasi intens secara berkala dengan seorang dokter ahli otak bernama Sudirman Cokroaminoto dan anaknya bernama Moa. Selain itu tidak ada orang lain lagi kecuali dokter Sasha dan adiknya Gisel yang Naga gunakan untuk mencari keberadaan Erikda di fasilitas Patuha, Bandung dan Raung, Banyuwangi.” jawab sang humanoid sambil menunjukan beberapa rekaman cctv yang memperlihatkan Naga sedang bersama dokter Sudirman dan/atau Moa.

“Sepertinya Sudirman tidak tahu bahwa Naga seorang humanoid, mungkin anaknya bisa kita gunakan untuk memancing Naga kemari. Bawa anaknya kemari, tapi perlakukan dia sangat baik!” pinta Harold mantap penuh percaya diri.

“Baik, prof!” jawab sang humanoid yang langsung bergerak untuk menjemput Moa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!