... Alice dan Cynthia juga berhasil menemukan ibu mereka dan mengetahui cara untuk memulihkan kondisi otak mereka. Dengan bantuan ibu mereka, Alice dan Cynthia berhasil membuat serum untuk mengobati diri mereka sendiri dan langsung menyuntikan serum yang baru saja dibuat kepada diri mereka masing - masing. Setelah mereka merasakan bahwa otak mereka sehat dan segar bugar mereka langsung berjalan keluar untuk bertemu dengan Naga dan Erika yang sudah menunggu di luar....
“Kamu tampak tidak terkejut melihat ibuku.” kata Alice sambil melihat ke arah Naga.
“Karena kalian semua humanoid darah murni, tidak aneh jika ibumu tampak seumuran dengan kalian berdua.” jawab Naga ramah sambil melihat Alice, Cynthia, dan Ibunya saling bergantian.
“Apakah kamu Erika?” tanya Alice melihat Erika yang tampak malu - malu sambil memegang baju Naga.
“Tidak perlu malu Erika, mereka teman kakak.” kata Naga sambil membelai lembut rambut Erika.
“Iya aku Erika.” jawab Erika ramah memberanikan diri sambil menatap Alice, Cynthia, dan Ibunya saling bergantian.
“Ayo segera pulang ke Indonesia!” ajak Cynthia penuh semangat.
“Tidak bisa Cynthia.” jawab Naga ramah.
“Kenapa tidak bisa kak?” tanya Cynthia penasaran.
“Saat dalam perjalanan kesini aku membaca berita bahwa setelah pertarungan kamu masyarakan minta pemerintah membongkar kebobrokan Xerneas. Diawali di pulau Jawa lalu menyebar ke seluruh Indonesia membuat pasukan anti humanoid bekerja ekstra untuk ‘menghancurkan’ Xerneas. Kondisi disana sedang tidak baik - baik saja untuk kita dan jika kita kesana mungkin kita akan memperburuk kondisi disana, tidak menutup kemungkinan orang - orang seperti Maria akan terkena masalah yang cukup serius.” jelas Naga ramah sambil menatap Cynthia.
“Baiklah aku mengerti.” jawab Cynthia kecewa.
“Apa kamu memikirkan sesuatu Naga?” tanya Alice memastikan.
“Tentu kita harus melanjutkan hidup dimanapun kita mau.” jawab Naga penuh percaya diri sambil tersenyum bahagia.
... Setelah pergi dari fasilitas Ribeira Grande, mereka semua memulai hidup baru di sebuah pulau terpencil yang dihuni oleh beberapa kepala keluarga saja. Setelah lebih dari tiga bulan mereka menjalani kehidupan normal selayaknya orang - orang pada umumnya tanpa memberitahu kepada Maria, Sasha dan Moa, akhirnya Naga memutuskan untuk ke Indonesia mengunjungi mereka bersama dengan Erika dan Cynthia. Kehancuran Xerneas di Indonesia menjadi alasan utama Naga memutuskan untuk berkunjung ke Indonesia menepati janjinya kepada Cynthia dan Maria....
“Wah walaupun sekarang beberapa dari kita liburan sambil ngegendong anak ke alam bebas ternyata masih seru ya.” kata Maria sambil menatap Bela dan teman - temannya yang lain yang sedang berjalan menikmati keindahan alam pegunungan.
“Iya nanti kalau semuanya udah pada punya anak juga kita bisa saling memperkenalkan anak kita satu sama lain.” kata Bela sambil tersenyum bahagia menatap Abbas yang berjalan disampingnya.
“Cynthia!” panggil Maria terkejut ketika melihat Cynthia sedang berjalan bersama Naga dan Erika tidak jauh dari Maria.
“Kak Maria!” panggil Cynthia yang langsung berlari memeluk Maria dengan erat melepas kerinduannya.
“Naga!” sapa Abbas sambil tersenyum melihat ke arah Naga.
“Abbas, Bela!” balas Naga sambil tersenyum ramah.
“Kapan kalian kembali ke Indonesia?” tanya Maria penasaran sambil tersenyum bahagia memegangi kedua tangan Cynthia.
“Kami hanya berlibur ke Indonesia kak, bukan untuk menetap.” jawab Cynthia sambil tersenyum bahagia menatap Maria.
“Lalu kalian tinggal dimana?” tanya Maria terkejut.
“Saat ini kami tinggal disebuah pulau terpencil, mungkin kami akan berpindah - pindah mengelilingi dunia kak.” jawab Cynthia ramah.
“Hoo begitu, ini adikmu Naga?” tanya Maria ramah sambil menatap Erika.
“Iya.” jawab Naga ramah.
“Tidak perlu malu Erika, dia teman kakak semasa kuliah dan dia juga orang yang telah membantu kak Cynthia.” lanjut Naga sambil memegangi kepala Erika.
“Halo kak.” sapa Erika malu - malu.
“Namanya siapa dek?” tanya Maria ramah sambil tersenyum menatap Erika.
“Nama aku Erika.” jawab Erika malu - malu.
“Nama kakak Maria, salam kenal.” kata Maria sambil tersenyum ramah.
“Maria aku akan memberi waktu untuk kalian.” kata Naga sambil menatap Maria, Cynthia dan teman - teman Maria.
“Erika, kamu mau melihat pemandangan di atas gunung ini?” tanya Naga lemah lembut sambil menatap Erika.
“Mau kak.” jawab Erika antusias.
“Kalau begitu, ayo kakak gendong!” pinta Naga sambil berjongkok bersiap untuk menggendong Erika di punggungnya.
“Pegang yang erat ya Erika!” pinta Naga setelah Erika dia gendong di punggungnya.
... Naga maju beberapa langkah menjauh dari Cynthia dan yang lainnya lalu melompat sambil menendang udara hingga dia melesat dengan cepat menuju puncak gunung. Maria dan yang lainnya hanya tersenyum melihat Naga yang menghempaskan udara disekitar mereka untuk melesat menuju puncak. Maria, Cynthia, dan yang lainnya saling bertukar cerita dengan penuh suka cita dan canda tawa. Meskipun hanya beberapa saat hal itu lebih dari cukup untuk membuat Maria dan Cynthia saling melepas rindu. Setelah sudah mengobrol panjang lebar akhirnya mereka memutuskan untuk berjalan menuju parkiran hendak pulang dan bertemu dengan Naga kembali di sana....
“Erika bagaimana pemandangan di puncak gunung?” tanya Cynthia ramah.
“Wah aku bisa melihat banyak rumah kak, ada bangunan - bangunan aneh dan juga tinggi kak. Aku juga bisa melihat gunung dan bukit yang lainnya, seolah - olah tidak ada laut di dunia ini semuanya hijau dan banyak rumah kak.” jawab Erika sambil tersenyum bahagia yang menceritakan pengalamannya dengan penuh semangat.
“Wah Erika menggemaskannya kalau lagi cerita!” puji Maria sambil tersenyum ramah menatap Erika yang membuat Erika sedikit malu.
“Kalau lain waktu kamu berlibur ke Indonesia lagi, minta kakakmu untuk menghubungi aku ya. Nanti aku akan ajak Erika dan Cynthia jalan - jalan berkeliling kota.” pinta Maria yang tersenyum ramah sambil menatap Erika.
“Baik kak.” jawab Erika sambil tersenyum manis.
“Kalau begitu kami pamit pulang dulu ya, Maria, Abbas, Bela semuanya.” pamit Naga ramah penuh hormat.
“Kamu bawa mobil Naga?” tanya Bela memastikan.
“Iya.” jawab Naga sambil mengangguk ramah.
“Kenapa kamu tidak menendang udara lagi untuk melesat dengan cepat agar tidak terjebak macet?” tanya Bela penasaran.
“Kamu lagi mabuk ya Bela? Mana ada manusia bisa menendang udara untuk melesat di langit?” jawab Naga sambil tertawa tipis yang membuat Bela paham maksud perkataan Naga dan hanya tersenyum mendengarnya diikuti oleh senyuman dan tawa tipis dari yang lainnya.
“Dah kakak - kakak semua!” pamit Cynthia dan Erika sambil melambaikan tangan ke arah Maria dan yang lainnya dari dalam mobil ketika Naga sudah menancap gas.
... Sepulangnya dari bertemu Maria mereka kembali ke hotel karena mereka juga ingin memberi kejutan kepada Sasha dan Moa, sehingga mereka tidak beristirahat di rumah Naga yang ditinggali oleh Sasha dan Gisel. Besok sorenya Naga, Cynthia dan Erika pergi ke kampus Moa karena hari itu merupakan hari wisuda Moa. Dengan kemampuannya di tengah padatnya orang - orang yang merayakan wisuda Naga berhasil menemukan keberadaan Moa, Sasha, dan yang lainnya cukup mudah. Mereka langsung berjalan ke arah Moa dan yang lainnya setelah memarkirkan mobil....
“Ini ada apa kak? Kenapa begitu banyak orang?” tanya Erika polos.
“Ini namanya perayaan wisuda ketika kamu telah lulus sekolah dan orang - orang ini datang untuk merayakannya.” jelas Naga ramah sambil melihat ke arah Erika yang berjalan di samping Naga.
...
“Moa selamat ya!” kata Sasha sambil memeluk Moa diikuti oleh Gisel.
“Makasih kak Sasha, Gisel.” jawab Moa sambil tersenyum bahagia.
“Gisel, kamu kapan wisudanya?” tanya Moa penasaran.
“Akhir bulan ini Moa.” jawab Gisel mantap sambil tersenyum.
“Aku pasti akan datang ke wisuda kamu juga, sekalian kita jalan - jalan di Bandung.” kata Moa yang tersenyum bahagia sambil menatap Sudirman.
“Iya boleh, asal sama Gisel dan Sasha, Papah izinin.” kata Sudirman sambil tersenyum bahagia menatap putri semata wayangnya.
“Halo Moa, selamat ya!” kata Kai yang tiba - tiba menghampiri Moa sambil tersenyum bahagia dan memberikan sebucket bunga.
“Makasih Kai, selamat juga ya!” jawab Moa yang tersenyum ramah sambil menerima bunga pemberian Kai.
“Kalian mau difoto berdua?” tanya Sasha yang peka akan situasi dan kondisi.
“Boleh kak.” jawab Moa mengizinkan yang membuat Kai tersenyum bahagia dan langsung bersiap untuk berfoto bersama Moa.
“1...2...3!” kata Sasha yang langsung mengambil beberapa foto Moa dan Kai.
... Setelah selesai berfoto pandangan Moa langsung teralihkan kepada Naga yang bersama Cynthia dan Erika berdiri tidak jauh di belakang Sudirman, Sasha, dan Gisel. Moa langsung berkaca - kaca hingga meneteskan air mata sambil menutup mulutnya sendiri tidak percaya akan kehadiran Naga dan langsung berjalan perlahan ke arah Naga. Sudirman, Sasha, dan Gisel yang keheranan melihat Moa fokus mengikuti Moa yang berjalan hingga berlari memeluk Naga....
“Naga!” panggil Sasha yang terkejut dan mulai berkaca - kaca.
“Selamat ya Moa!” kata Naga sambil membalas pelukan Moa.
“Ini hari bahagia untuk kamu, kenapa kamu menangis?” tanya Naga sambil membelai lembut rambut Moa yang sedang menangis di dalam pelukan Naga.
“Bagaimana mungkin kakak tidak menghubungiku lebih dari tiga bulan, bahkan aku tidak bisa menghubungi kakak sama sekali. Aku pikir kakak sudah ... tidak, tidak kakak pasti akan kembali pulang untuk aku, papah, kak Sasha, dan Gisel.” jawab Moa sambil menangis haru dalam pelukan Naga yang membuat Gisel, Sudirman, dan Sasha berjalan menghampiri mereka.
“Kalian pasti tahu alasan kenapa aku tidak menghubungi kalian selama ini, karena aku tidak ingin memberikan masalah kepada kalian semua.” jawab Naga sambil menatap Sasha, Gisel, dan Sudirman silih bergantian.
“Kakak sudah janji kalau kakak pulang setelah menjemput Erika, aku boleh menginap di rumah kakak.” kata Moa sambil melepas pelukannya dari Naga dan menghapus air matanya sendiri.
“Tentu, sepertinya itu juga akan jadi kabar baik untuk Cynthia.” jawab Naga sambil melihat ke arah Cynthia yang membuat Cynthia langsung tersenyum bahagia.
“Apakah itu artinya kita akan kembali ke Indonesia kak?” tanya Cynthia sambil tersenyum penuh semangat.
“Apa kamu mau Erika?” tanya Naga yang tersenyum sambil menatap Erika.
“Aku akan mengikuti perkataan kakak.” jawab Erika sambil tersenyum manis.
“Sasha apakah ...” tanya Naga yang belum selesai.
“Tentu Naga, itu rumah kamu.” potong Sasha yang meneteskan air mata dan langsung berlari memeluk Naga dengan erat.
“Aku merindukanmu, aku sangat merindukanmu Naga.” lanjut Sasha yang menangis dalam pelukan Naga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 21 Episodes
Comments