Pelakor Profesional

Pelakor Profesional

Wanita Gila, Racun Dunia

"Ranti ... Ranti ... Bangun!"

Mata Ranti tidak bisa langsung terbuka, begitu Aldo pria yang mengguncang-guncang tubuhnya sambil memanggil, mencoba membangunkannya.

Ranti yang merasa kesal dengan gangguan itu, berusaha membuka sedikit mata dan melihat Aldo yang sedang menatapnya.

Dengan nada sedikit nada malas, Ranti bergumam. "Ada apa sih mas? ... Bukankah, kamu sendiri yang sudah menyerah?"

Rasa kantuk yang dirasakannya, bukan karena kelelahan. Namun, saat sebelum ke sini, dia sudah menenggak beberapa gelas minuman beralkohol. Hingga membuat kepalanya berat dan terasa sedikit pusing.

"Ini Bahaya ... Bangun, Cepat!"

Tidak begitu mengerti dengan apa yang dimaksud pria itu, namun hal tersebut berhasil membuat Ranti bertambah Kesal.

Wanita itu akhirnya memaksa tubuhnya untuk duduk, dan langsung berseru pada laki-laki itu.

"Ada apa sih?  ... Apa punya kamu tiba-tiba bisa berdiri lagi, hah?!"

Setelah mengatakan itu, Ranti menyibak selimut, memperlihatkan seluruh tubuhnya yang tidak sedang mengenakan apapun itu. Dia meninggikan kedua lututnya dan membuka kedua kakinya lebar, lalu kembali merebahkan tubuhnya.

"Nih ... Lakukan sendiri. Kepalaku sakit, aku mau tidur."

Aldo, sempat menelan ludah sekali saat melihat kemolekan tubuh Ranti tersebut. Memang, tubuh Wanita muda ini begitu menggodanya.

Namun sayang, senjatanya sudah tidak mau berdiri. Seperti kata Ranti tadi, dia sudah menyerah saat satu ronde yang hanya berlangsung beberapa saat saja.

Namun begitu, cepat dia menggelengkan kepalanya. Karena sekarang bukan waktunya untuk menyesali apalagi memikirkan hal tersebut.

"Buk! ... Buk! ... Buk!"

"Aldo! ... Buka pintunya. Kamu pasti di dalam, kan?!"

Kembali suara gedoran pintu serta teriakan dari luar rumah di mana dia kini bersama Ranti berada, membuat jantungnya terasa hendak meledak.

"Ranti ... Di luar ada istriku!"

Saat mendengar itu, seketika mata Ranti terbuka lebar. Dia langsung memaksa tubuhnya kembali duduk, lalu mengedarkan pandangannya.

"Ponsel ... Dimana ponselku?!"

Bukan pakaian atau hal lainnya, tapi ponselnya lah hal yang pertama kali yang melintas di pikiran Ranti saat itu.

"Braaaaakkk ... !"

Ranti dan Aldo langsung terkejut saat mendengar suara pintu rumah tersebut, berhasil di dobrak. Tidak lama berselang, terdengar teriakan histeris dan kata-kata penuh ancaman dari seorang wanita di sana.

"Aldooooo ... Keluar kamu, brengsek ... ?! Akan ku bunuh kalian berdua, lihat saja ... !"

Mirda, dengan beberapa orang, berhasil membobol masuk dan kini sudah berada di dalam rumah.

Aldo sudah seperti kehilangan separuh nyawanya saat mendengar pekikan istrinya tersebut.

Apalagi, sekarang derap langkah beberapa orang, terdengar sedang mendekat ke arah kamar, dimana dia dan selingkuhannya, Ranti berada.

"Mampus aku ... Bagaimana ini?!"

Aldo langsung melihat Ranti berjalan menggapai ponselnya, yang ada di atas meja kecil, di dekat sofa, di mana keduanya beberapa jam yang lalu, bercinta.

"Ranti, apa yang kau lakukan?! ... Cepat bereskan barang-barangmu dan bersembunyi ... "

Tentu saja Aldo merasa heran. Seharusnya, wanita muda yang sedang tidak memakai apapun itu, segera mencari tempat untuk bersembunyi.

Sambil mengusap layar ponselnya, Ranti menggelengkan kepalanya lalu menjawabnya dengan santai.

"Mas, sudah terlambat. Sebaiknya kamu keluar dan menenangkan nenek sihir itu ... "

Mata Aldo seketika melebar. Dalam kepanikan yang terasa seperti sedang membakar tubuhnya itu, dia tidak habis pikir bagaimana bisa wanita di depannya tersebut, tidak menunjukkan reaksi yang sama.

"Aldo ... Kau di dalam, bukan? ... Buka pintunya, bajingan!"

Jantung Aldo terasa menendang rongga dadanya. Apalagi saat itu dia mendengar suara gagang pintu kamar yang cukup besar tersebut, bergerak-gerak dengan paksa di ujung sana.

Aldo hanya bisa membeku di tempatnya berdiri. Namun, beberapa saat kemudian, Ranti mendekat dan berkata.

"Pergilah ke sana lalu Buka pintunya, dan temui dia ... "

Ranti tersenyum saat melihat Aldo terperanjat saat mendengar dia mengatakan hal tersebut.

Sambil menunduk dan memperlihatkan  seluruh tubuhnya yang secara reflek juga di ikuti Aldo, Ranti kembali berkata.

"Atau, kau ingin aku yang keluar dan menemui mereka semua dengan kondisi seperti ini?"

Aldo benar-benar kehilangan kata-katanya dan tanpa sasar bergumam. "Benar-benar Wanita, gila ... "

Aldo langsung teringat kata-kata orang yang lebih dahulu mengenal wanita ini.

Hampir semua dari mereka mencoba memperingatkannya, tentang betapa gilanya wanita yang membuatnya melupakan betapa menakutkannya Mirda istrinya, jika dia membuat wanita yang telah memberinya kekayaan berlimpah itu, marah.

Sekali lagi Aldo memperhatikan keindahan tubuh Ranti, dan membatin. "Racun dunia ... "

Namun begitu, saat merasa sudah memilki Ranti, Aldo merasa sudah menguasai dunia. Tudak sedikit pula orang-orang yang taubtentang hubhngan mereka, memasamg wajah iri, saat melihat mereka berdua begitu mesra.

Hanya saja, jika saat berada di ranjang, Aldo kalah perkasa. Baru beberapa gerakan saja, dia sudah sampai pada puncaknya. Meski, otaknya masih terus ingin melakukannya.

Hasilnya, dia hanya bisa pasrah, dan menanggung malu. Selainnrasa bangga saat di luar sana. Saat berdua, ternyata Ranti sama sekali bukan lawannya. Baik di ranjang, maupun saat bicara.

Aldo akan memberikan apa saja yang di inginkan wanita ini, jika dia memintanya. Karena, setiap Ranti sedikit marah saja. Aldo. Langsung merasa takut akan kehilangannya.

Menyedihkan memang. Tapi begitulah keadaannya. Dia benar-benar tergila-gila dengan wanita yang memiliki wajah serta tubuh yang sempurna, namun, sedikit gila ini.

Pria itu menelan ludah. Dan wajahnya yang sudah pucat pasi namun masih berusaha menikmati apa yang sedang dia lihat itu, sekarang terlihat begitu menjijikkan, bahkan bagi Ranti sekalipun.

Tidak, sebenarnya wanita itu tetap jijik, meski Aldo tidak terlihat seperti pecundang bodoh seperti sekarang ini. Itu kenapa, Ranti memerlukan beberapa teguk alkohol agar bisa membiarkan pria itu menyentuh tubuhnya.

Ranti tau kepanikan Aldo bertambah jadi, karena pria itu mendengar dengan jelas apa yang dia katakan padanya, sehingga pikirannya menjadi tambah kacau.

Melihat bagaimana wanita yang di depannya ini seolah tidak memiliki rasa takut sama sekali, Aldo tidak bisa membayangkan bagaimana jika Ranti benar-benar nekat keluar dan menemui Mirda dan siapapun yang sedang bersamanya dalam keadaan seperti itu.

"Baiklah ... Baiklah, aku akan menemuinya. Tapi Sayang ... Sebaiknya kau juga bersembunyi."

Ranti menanggapi kata-kata pria itu dengan senyuman, sebelum kembali menegaskan.

"Jika kau menunda lagi, maka mereka juga akan mendobrak pintu kamar ini dan menemukan kita dalam keadaan seperti ini."

Setelah Ranti mengatakan itu, Aldo yang tidak bisa berpikir jernih, langsung mengikuti kata-katanya.

Aldo berjalan tergesa ke arah pintu tanpa berpikir panjang. Sampai di sana, pria yang sudah bisa dikatakan tidak memiliki kesadaran sepenuhnya itu, langsung membuka pintu kamar tersebut.

Begitu pintu terbuka, dia bisa melihat istrinya yang telah berdiri di sana dengan beberapa laki-laki, menatapnya penuh amarah.

"Mirda, ada ap—"

"Plak! ... "

Satu tamparan keras, mendarat di wajah pria itu. Di ikuti dengan sebuah tendangan keras dari kaki wanita yang merupakan istri sahnya tersebut, tepat mengenai wilayah kedua pangkal pahanya.

"Buk!"

"Argh ... !"

Aldo seolah merasa kedua bola pusaka miliknya itu, baru saja berpindah dari bawah perut ke tenggorokannya. Wajahnya yang tadinya pucat, seketika memerah.

Aldo langsung berlutut, kemudian ambruk kelantai sambil memegang benda pusaka miliknya yang baru saja di serang Mirda secara brutal tersebut.

"Di mana kau sembunyikan jallang itu, brengsek ... ?!"

Tentu saja Aldo tidak bisa menjawabnya. Lagipula, sepertinya Mirda tidak menunggu jawabannya.

Karena Istrinya yang juga di ikuti empat orang pria tegap tersebut, langsung masuk ke kamar dan menuju ketempat di mana terakhir kali dia melihat Ranti berdiri, masih tanpa mengenakan apapun untuk menutupi tubuhnya.

Ranti Olivia

Terpopuler

Comments

Si Cantik 🥳

Si Cantik 🥳

mampir kak, wah baru bab pertama udah bikin tegang nih 😁😁😁

2022-09-26

0

buk e irul

buk e irul

penisirin 🤣

2022-09-10

1

Ali B.U

Ali B.U

hadir

2022-09-10

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!