Seseorang Yang Harus Diselamatkan

"Nyonya Mirda?"

Ranti sempat memundurkan langkahnya sambil mengedarkan pandangan, bersiaga.

Dia coba mencari beberapa orang yang biasanya mengawal kemanapun wanita ini pergi. Namun, dia tidak menemukannya.

"Tenang, mereka tidak ada, dan ... Aku sengaja menemui di sini, karena aku tidak ingin mengganggu. Bisa saja, saat di luar, kau sedang bekerja."

Wanita di depannya ini, mengatakan itu semua dengan tersenyum. Seolah apa yang terjadi di antara mereka sebelumnya, bukanlah apa-apa.

Hal itu sedikit mengejutkannya. Namun, Ranti tidak yakin wanita kini berdiri di depannya ini datang kerumahnya, hanya untuk sekedar menyapanya saja.

Otak Ranti berpikir cepat, lalu bertanya.

"Sepertinya kau sudah tau cara kerjaku ...  Nyonya Mirda, aku rasa kau tidak datang ke sini, hanya untuk sekedar menyapaku saja, bukan?"

Senyum Mirda semakin lebar, dan menepuk tangannya sekali.

"Cerdas ...  tepat seperti seseorang yang pernah aku temui di waktu dan tempat yang salah, sebelumnya."

Ternyata apa yang dia duga benar. Ranti menghela nafas, karena hari ini sepertinya akan sedikit panjang.

"Jadi, apa maumu?"

Masih dengan tersenyum, Mirda menggelengkan kepalanya. Wanita yang telah menyadarkannya ini, menurutnya benar-benar sangat waspada.

Sekarang Mirda tau kenapa begitu sulit bagi dirinya untuk menemukan Ranti sebelumnya. Apalagi, untuk mencari bukti tentang perbuatan wanita ini suaminya, kecuali Ranti sendiri yang dengan sengaja membocorkannya.

"Aku hanya ingin mengucapkan rasa terimakasih ku. Sekarang, aku bisa lebih bahagia karena mu. Lihat ini ... "

Mirda membelai pipi pemuda yang berdiri diam di sebelahnya, seolah sedang memamerkan betapa gagah dan tampannya pemuda itu, sebelum akhirnya melanjutkan kata-katanya.

"Sekarang, aku menemukan kebahagiaanku, sendiri."

Mendengar itu, Ranti mengangkat kepalanya, lalu mengangguk kecil sebanyak dua kali.

Wanita cantik yang sedang bosan itu, mencoba mengerti apa yang sedang Mirda sampaikan.

"Oh, berarti hal ini bekerja sangat baik untukmu ... Dan aku tidak perlu lagi merasa bersalah padamu, bukan? "

Mirda hanya menanggapi dengan mengangkat kedua alisnya. Namun,senyuman yang menampakkan deretan giginya tersebut, membenarkan apa yang baru saja di katakan Ranti.

Meski hal ini terasa aneh, tapi Ranti mencoba bersikap biasa saja. Dia memperhatikan pemuda yang berdiri di sebelah Mirda, lalu kembali memperhatikan raut wajah Mirda.

"Nyonya Mirda ... Aku memiliki alasan sendiri atas semua yang aku lakukan. Memamerkan bocah ini, meskipun terlihat jauh lebih berstamina dari pada sampah itu, tapi maaf ... Aku tidak tertarik."

Ranti berlaku sedikit kasar, agar wanita itu cepat angkat kaki dari sana. Dia tidak terbiasa berbicara dengan seseorang yang pernah terlibat dalam hal pekerjaanya yang tak biasa itu, Meskipun Mirda berniat datang, untuk berterimakasih.

Kata-kata Ranti, jelas sedang mencoba mengusirnya, dan jika bisa, wanita itu ingin dia pergi saat ini juga. Namun, kedatangannya saat ini,bukan untuk apa yang baru saja dia katakan. Tapi, ada maksud lainnya.

"Ranti ... Sebentar!"

"Hmm ... ?"

Masih dengan tersenyum ramah, Mirda kembali berbasa-basi.

"Jika kau memiliki waktu, apa kau keberatan jika kita sedikit mengobrol?"

Ranti benar-benar merasa asing dengan situasi ini. Tidak pernah sekalipun seorang wanita yang telah dia hancurkan kehidupan rumah tangga mereka, begitu Ramah hingga sampai mengajak dirinya untuk mengobrol segala.

Ranti kembali memasang wajah curiga, dan menaikkan kewaspadaannya.

Mirda yang melihat itu, tentu saja mengerti apa yang kini ada di kepala wanita tersebut. Untuk meyakinkan niatnya pada Ranti yang tampak ragu, dia kembali berkata.

"Aku tau ini sedikit tidak biasa, tapi percayalah ... Aku tidak lagi memikirkan apa yang telah terjadi di masa lalu. Hanya saja saat ini, saat aku teringat tentang dirimu, entah bagaimana, aku merasakan menemukan solusi untuk masalah yang sangat berat, yang sedang di emban seseorang ... "

Kali ini, Ranti berbalik dan menatap Mirda dengan tajam. Dia memang belum  mengerti arah percakapan Mirda, tapi saat ini dia yakin wanita di depannya ini, akan meminta sesuatu darinya.

"Nyonya Mirda, kupikir, kau sudah tau bagaimana cara kerjaku ... Ternyata, aku salah. aku bukanlah orang yang tepat, untuk menyelesaikan masalah orang lain, siapapun itu ... "

Mendengar itu, Mirda langsung menggeleng cepat dan segera berkata.

"Justru karena aku tau bagaimana cara kerjamu, aku langsung berpikir tidak ada solusi lain yang bisa membantu masalah ini, selain dirimu ... "

Bagaimanapun, dari bagaimana Mirda bersikap padanya. Meski Aldo memang bajingan, namun Mirda juga merupakan korban atas kehancuran sebuah rumah tangga yang telah dia sebabkan.

Akan tetapi, Mirda sepertinya cukup pintar dan cepat mengerti kenapa Ranti melakukan hal yang menurut orang sangat tabu ini.

Meski Ranti sendiri tidak pernah mengatakan bahwa apa yang dia lakukan itu, adalah hal yang sepenuhnya benar.

"Nyonya Mirda, bisakah kau langsung saja?"

Hanya itu yang bisa Ranti tanyakan saat itu, namun jawaban Mirda langsung menarik minat Ranti untuk mengetahui cerita selengkapnya.

"Jauh Lebih buruk dari apa yang pernah aku alami, ada Kehidupan serta masa depan Seorang wanita muda, yang harus di selamatkan, secepatnya ... "

Keduanya saling mengenal, karena terlibat dalam masalah yang sama. Hanya saja, Baim Ranti dan Mirda, berdiri di sisi berbeda.

Saat Mirda mengatakan itu, Ranti bisa langsung memahami situasinya. Dan tentu saja, apapun masalahnya, itu pasti telah di sebabkan oleh makhluk yang memiliki ekor di antara kedua pahanya, yang sering di sebut sebagai kaum Adam.

Entah kenapa, saat mendengar itu darah Ranti seolah mendesir. Dia membenci laki-laki, apalagi laki-laki itu, mampu bertindak semaunya, hanya karena dia punya uang serta kekuasaan.

Layaknya wanita pada umumnya, setiap dari mereka tentu mendambakan untuk bisa menghabiskan hidup dengan seorang pria yang memiliki banyak harta, dan tentu saja mencintai mereka.

Tidak ada yang boleh menyalahkan wanita yang meminta jaminan kehidupan yang nyaman.

karena itu tidak hanya untuk dirinya saja. Akan tetapi, juga demi masa depan anak-anak mereka kelak.

Sudah kodrat laki-laki untuk memberi rasa aman pada istri dan keluarganya, dan kodrat wanita adalah melayani suaminya. Ranti tidak pernah menentang prinsip alam tersebut.

Namun, dia menyimpan dendam kesumat pada laki-laki yang menggunakan kelebihannya itu, hanya untuk memanfaatkan kebutuhan wanita dan memandang itu sebagai kelemahan mereka.

Ranti adalah salah satu korbannya. Hidupnya hancur karena itu. Bahkan, seseorang harus meregang nyawa karenanya. Pengalaman hidupnya dengan laki-laki yang dekat dengannya, sangat-sangat buruk.

Berbagai hal terjadi, hingga membuatnya berakhir pada satu titik, dimana dia merasa begitu terpuruk dan dipandang hina, hanya karena laki-laki itu memiliki kekuatan untuk membalikkan fakta, dan membuatnya di fitnah atas kesalahan yang sama sekali tidak dilakukannya.

Pada satu titik, sampai di mana Ranti berniat membalas semua perlakuan itu. Akhirnya dia bangkit dan menjadi mimpi buruk semua laki-laki brengsek, yang memiliki sifat seperti itu.

Dengan kelebihan yang dia miliki, Ranti menggunakan itu sebagai senjata untuk menghancurkan siapa saja yang dia anggap pantas mendapatkannya.

Ranti merasa, harus ada yang melakukannya, walau dirinya harus ikut hancur bersamaan dengan hal tersebut.

Pelakor Profesional, bukanlah sebuah profesi yang bisa di lakukan semua orang.

Ranti melakukan itu, karena dia sudah merasa udara yang masih dia hirup, atau nyawa yang masih melekat ditubuhnya, hanya berharga jika dia bisa menghancurkan sebanyak mungkin laki-laki seperti itu.

Tampak wajah Ranti berubah sangat serius, Mirda akhirnya yakin bahwa Ranti sudah mengerti maksudnya.

"Ranti, apa kau bersedia untuk membantu atau setidaknya mendengar ceritanya terlebih dahulu?"

Ranti tidak bersuara, namun satu anggukkan darinya saja, sudah membuat Mirda mengerti bahwa wanita cantik itu, kini tertarik untuk mendengarnya.

"Jika kau tidak keberatan ... Ini bukan tempat yang tepat untuk membicarakannya ... ."

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

penasaran
lanjut

2022-09-13

3

Ali B.U

Ali B.U

kata-kata ini aku sangat, sangat setuju

2022-09-13

3

Ali B.U

Ali B.U

terbukti perkataan Ranti "kau pasti akan berterimakasih padaku"

2022-09-13

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!