Biarlah Tetap Seperti Ini

"Anin! jaga bicara kamu, nak ... Ranti ini, kakakmu ... "

Meski sudah tua, wanita yang berdiri di sebelah Ranti sedikit meninggikan suara, membelanya. Namun begitu, melihat siapa yang baru saja berteriak dan menyebutnya sebagai pelakor itu, Ranti hanya bisa terdiam tanpa bisa membalas satu katapun.

"Kakak?! ... Kakak seperti apa yang kerjaannya menggoda dan tidur dengan suami saudaranya sendiri?"

Ranti memejamkan mata dan merapatkan gigi, mencoba menahan amarahnya. Dia menarik nafas panjang dan melepasnya dengan kasar.

Ranti berbalik, dan berusaha tersenyum semanis yang dia bisa. Namun, kata-kata yang keluar dari mulutnya setelah itu, tidak selaras dengan mimik wajahnya.

Dengan nada di buat-buat, Ranti balik bertanya. "Anin ... Di mana mas Bram? Apa dia tidak ikut bersamamu? Ah, sayang sekali ... Aku sangat ingin melihatnya."

Ranti terlihat meninggikan dagunya dan berjinjit, seolah sedang mencari-cari Bram, yang merupakan suami Anin itu, seolah dia terlihat berpikir bahwa Bram berada di belakang wanita itu.

"Dasar, pelacur ... ! Awas saja jika kau berani mendekati suamiku lagi ... Aku pasti akan—"

Belum sempat Anin menyelesaikan kata-katanya, namun dia sudah melihat Ranti mengubah ekspresi wajahnya.

Ranti menatap sinis pada Anin, sambil melipat kedua tangan di dadanya. Dengan nada penuh penekanan, wanita itu cantik itu, bertanya.

"Atau apa, huh?"

Ranti Olivia, begitulah nama lengkap wanita tersebut. Sejak kecil, Anin begitu memuja saudara yang tumbuh bersamanya di panti asuhan tempat dimana mereka berdua berdiri saat ini itu. .

Selain sangat cantik, Ranti juga sangat tangguh. Tidak terhitung berapa kali, Ranti rela terlibat keributan hanya demi membela dirinya yang sering menjadi korban perundungan saat keduanya kecil hingga remaja.

Anindia, sangat tau betapa nekatnya Ranti. Dan segala sesuatu yang saudarinya itu lakukan untuknya, tidak pernah setengah-setengah. Ranti bahkan akan memberikan apapun miliknya, Anin hanya perlu memintanya saja.

Namun sangat ironis, wanita yang begitu dia sayangi itu, tertangkap basah, sedang tidak memakai apapun dan berduaan dengan Bram, suaminya, di kamar tamu rumahnya.

Semua itu terjadi di saat Ranti datang berkunjung dan menginap beberapa hari saja.

Meski merasa benar, tapi tatapan seolah ingin menerkam yang di tujukan Ranti padanya itu, membuat dirinya tanpa sadar, mundur selangkah.

"Aku ... Aku ... "

Ranti hanya mendengus, melihat Anin berkata terbata. Wanita itu berbalik, dan menatap pada wanita tua yang kini melihatnya dengan tatapan iba.

"Ranti, katakan saja yang sebe—"

Sebelum kalimat dari wanita itu selesai, Ranti langsung memeluk Sasmi, nama wanita tua itu, hingga membuatnya tidak lagi bersuara.

Dalam pelukannya, Ranti berbisik pada Sasmi. "Biarkan saja semua tetap seperti ini, buk ... "

Sasmi hanya bisa pasrah, dan membiarkan Ranti memeluknya erat. Jelas, terasa olehnya gadis kecil terbaik yang kini telah tumbuh dewasa namun memiliki garis kehidupan yang begitu suram, yang pernah dia rawat itu, bergetar menahan getir hidupnya.

Dia tau benar kejadian tersebut, dan sangat yakin bahwa tidak ada kesalahan Ranti atas tragedi yang menimpa rumah tangga Anin dan Bram dua tahun yang lalu itu.

Namun, demi kebahagiaan Anin, Ranti rela menerima seluruh kesalahan yang dituduhkan padanya, dan pergi dalam keadaan terhina.

"Buk, uang sudah aku transfer ke rekening untuk keperluan ibuk dan anak-anak panti ... Aku kesini hanya untuk menemuimu. sekarang, aku pergi dulu ... "

Tidak menunggu tanggapan Sasmi, Ranti berbalik dan berjalan meninggalkan wanita itu begitu saja.

Saat akan melewati Anin, tepat berada di sebelahnya, Ranti berhenti. Sebuah senyum, kembali terukir di wajahnya.

"Nin, sebaiknya kamu jaga baik-baik suami kamu. Aku takut, suatu hari aku khilaf, dan mendatanginya, tanpa sepengetahuanmu ... Ah, iya ... sampai saat ini, aku belum bisa melupakan senjata milik mas Bram yang ... "

Mata Anin melebar, dan langsung berbalik. Kali ini, dia benar-benar tersulut emosi, dan mengangkat tangannya, hendak menampar Ranti.

Namun, tangan Ranti terlebih dahulu menangkap tangan tersebut, dan meletakkan sesuatu di sana.

"Ini ... Bantu ibuk membawa kantong ini ke dalam ... "

Anin benar-benar kehilangan kata-kata saat itu. Kebenciannya pada Ranti semakin membuncah. Namun, sepertinya wanita itu tidak begitu peduli dengannya.

"Errrhhhhhggg ... Pelakor, sial ... "

Ranti melambaikan tangannya tak peduli, dan terus berjalan menjauh dari sana, saat mendengar Anin melampiaskan emosi, lagi-lagi dengan mengatakan bahwa dirinya adalah pelakor.

"Ya, sekarang aku memang benar-benar sudah menjadi pelakor ... Tapi, aku bukan pelakor seperti yang kau dan orang-orang lain pikirkan ... " Gumamnya.

Ranti tidak menyangka hari ini akan bertemu dengan Anin. Jika bisa memilih, dia sama sekali tidak ingin lagi bertemu dengan saudari yang sangat dia sayangi itu.

Ingin rasanya dia menceritakan semuanya, agar Anin tau bahwa dia tidak mungkin melakukan dengan sengaja, apa yang semua orang tuduhkan padanya itu.

Di dalam mobil, Ranti menggelengkan kepalanya. "Ah, tidak ... Memang lebih baik begini."

Saat mobil mulai berjalan, Ranti memutar stir mobilnya dan langsung menginjak gas dalam-dalam hingga membuat mobil itu bermanuver hebat.

Di belakang, dia meninggalkan debu berterbangan dengan wajah Anin yang semakin murka.

Ranti sengaja melakukan itu, agar Anin semakin membencinya. Karena saat keduanya berdekatan, Ranti selalu hampir tidak kuasa menahan diri untuk memeluknya.

Dia merindukan satu-satunya orang yang seharusnya paling mengerti siapa sebenarnya dirinya itu. Dan itu pulalah yang membawanya ke rumah Anin, saat dia dalam keadaan putus.

Namun, siapa yang menyangka bahwa di di  rumah Anin, masalahnya akan bertambah. Bram memanfaatkan kelengahannya, hingga kejadian yang membuatnya semakin terpuruk itupun, terjadi.

Di balik sikapnya yang bar-bar, sombong dan seolah tidak memperdulikan apapun itu, tersimpan luka lebar yang terus menganga, seolah terus mencoba menyakitinya dari dalam.

Jauh di lubuk hatinya wanita yang mengaku dengan bangga dirinya adalah Pelakor Profesional itu, di sanalah seorang Ranti Olivia yang sebenarnya berada. begitu rapuh dan juga, kesepian.

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

🖒🖒🖒🖒🖒😷😷😷😷😷
💪💪💪💪💪

2022-09-11

3

Anna Nuryani

Anna Nuryani

emang apa ya.jd kepo

2022-09-05

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!