Pria Bodoh

Meski tidak terlalu keras, namun kepalanya sempat terbentur pada kemudi.

"Auch ... Sial!"

Hatinya yang tadi sudah mulai membaik, tiba-tiba saja berubah gelap. Kesal, Ranti langsung keluar dari mobil.

Di saat bersamaan, dia juga melihat seorang pria keluar dari pintu kemudi mobil yang dia tabrak.

Ranti yang sudah terlanjur kesal, bertambah marah begitu melihat bemper mobil barunya penyok karena kejadian itu, langsung berjalan dan mengumpat pada pria yang .

"Eh, kenapa kau berhenti mendadakp ... Lihat apa yang sudah—"

Karena kesalnya, Ranti tidak memperhatikan langkahnya. Akibatnya, dia tidak sengaja tersandung kakinya sendiri dan terhuyung ke depan.

"Nona, kamu tidak apa-apa?"

Ranti sempat berpikir bahwa dia akan jatuh terlungkup dengan wajah mencium aspal, jika seseorang tidak segera menangkapnya.

"Tidak, tidak ... Aku tidak ... "

Ranti ingin mengatakan bahwa dia tidak apa-apa bahkan nyaris mengucapkan terimakasih pada penolongnya itu.

Namun, perasaan asing langsung dia rasakan di area tubuh bagian atas perutnya. Saat ini, dia merasa dua tangan sedang bersarang mencengkram dua bukit miliknya.

Ranti urung mengucapkan terimakasih, dan langsung berusaha berdiri. Saat itu juga dia langsung melihat siapa yang baru saja menyentuh area sensitifnya itu, bahkan dia yakin kedua tangan tersebut, tadi sempat sedikit meremasnya.

"Kau ... Apa yang kau lakukan, brengsek?!"

Mata sang pria yang cukup tinggi dari dirinya itu, melebar saat mendengar Ranti mengumpat kesal padanya.

"Nona, aku hanya ... Aku ... "

Entah kenapa pria yang di tatapnya tajam tersebut tidak melanjutkan kata-katanya, malah melihat kedua telapak tangannya sendiri, lalu menggerak-gerakannya seperti sedang mengulang apa yang dia lakukan pada milik Ranti tadi.

"Aku hanya ... Aku ... Ingin ... "

Masih tidak menyelesaikan kata-katanya, dan tetap menggerakkan kedua jari-jarinya seperti tadi.

Apalagi Ranti sempat melihat mata pria itu melirik ke dadanya dan kedua tangan lalu kembali ke dadanya, beberapa kali.

Hal tersebut semakin membuat Ranti murka, karena merasa telah dilecehkan. Kesabaran Ranti menguap dan langsung melangkah lebih dekat.

"Plak ... !"

Sebuah tamparan keras yang tidak sempat di antisipasi pria tersebut mendarat di pipi kirinya. Namun, sepertinya rahangnya yang tegas itu, tidak merasakan apapun.

"Buk! ... "

"Argh ... !"

Kali ini berhasil. Ranti baru saja mengangkat kaki cepat dan mendaratkannya tepat di antara kedua pangkal paha pria itu, dan membuatnya langsung berseru dan meringis menahan sakit.

"Rasakan, itu ... Dasar brengsek!"

Keributan yang terjadi di tengah jalan Raya tersebut, Sontak mengundang banyak perhatian.

Tidak butuh waktu lama, sudah banyak orang yang mengerumuni keduanya.

Orang-orang di mobil yang kesal karena harus berhenti, ikut turun untuk melihat apa yang terjadi.

Namun, karena di sana ada seorang wanita sangat cantik yang terlibat masalah itu, beberapa pria itu melupakan kekesalannya, dan mendekat lalu bertanya seolah paling peduli.

"Nona, ada apa? ... "

Tanpa menoleh dan terus menatap pria yang baru saja diserangnya itu, Ranti menjawab sambil menunjuk ke arahnya.

"Pria Brengsek tak tau malu ini, sudah melecehkanku ... "

Begitu Ranti mengatakan itu, beberapa orang yang di sana langsung berbalik menatap pria tersebut. Namun, saat itu juga sang pria mengangkat satu tangan dan mengibaskannya.

"Bukan, ini salah faham ... Aku hanya coba menolongnya ... "

Setelah mengatakan itu, pria tersebut terlihat berusaha kembali berdiri tegak. Namun, di wajahnya masih tersirat bahwa dia sedang menahan denyutan di tempat di mana Ranti tadi menyerangnya.

"Cuih, Alasan ... Bukankah kau baru saja menyentuh ini ... "

Mata pria tersebut mengikuti kemana Ranti menunjuk, lalu terdiam. Di kepalanya kembali teringat bagaimana rasanya menyentuh kedua bukit yang jika dia ingat kembali itu, terasa sempurna.

Tidak hanya dia saja. Tapi, beberapa pria di sana, juga menatap pada Arah yang sama. Sontak, di dalam kepala mereka terbesit rasa iri pada pria yang berhasil menyentuh bentuk yang sempurna tersebut.

"Nona, aku melihat dirimu tersandung oleh kakimu sendiri. Jika aku tidak menangkapmu tepat waktu, maka kau akan terjatuh ... Hanya saja, aku tidak sengaja memegang ... Memegang ... "

Kata-kata pria itu sontak mengingatkan Ranti kembali, apa yang sebenarnya terjadi beberapa waktu yang lalu.

Memang,  apa yang di katakan pria tersebut ada benarnya. Dia memang tersandung kakinya sendiri dan hampir jatuh ke aspal yang keras, dengan wajah yang akan mendarat terlebih dahulu.

Jika dipikirkan lagi, mungkin saja pria tersebut memang tidak sengaja. Namun, tetap saja dia menyentuh area sensitif miliknya. Hal itu tidak bisa dia terima begitu saja.

Tidak tau harus menanggapi itu, Ranti memutar otak mencari cara mengalihkan topik. Bagaimanapun, dia sudah cukup puas dengan menendang keras milik pria tersebut.

"Kau ... Bagaimana pertanggung jawabanmu, dengan ini?!"

Ranti menemukan alasan, dan menunjuk bemper mobilnya yang sudah penyok karena tabrakan kecil itu.

"Kalau soal itu, memang salahku ... Aku akan bertanggung jawab.

Ranti menganggukkan kepalanya mengerti dan langsung menanggapinya.

"Baguslah, kalau begitu ... "

Setelah yakin sudah bisa menenangkan Ranti. Pria tersebut datang mendekat. Namun, tinggal dua langkah saja jarak mereka, tiba-tiba nalurinya meneriakkan tanda bahaya.

Jelas dia melihat Ranti berbalik dan kembali menatapnya tajam, sama seperti sesaat sebelum kaki jenjang wanita itu, mendarat keras bagian tubuh miliknya yang sampai saat ini masih berdenyut karena sakit.

"Kau ... Apa maumu?!"

Cepat pria tersebut mengangkat tangan ke depan dada, dan menggoyangkannya.

"Tenang Nona, aku tidak bermaksud apa-apa."

Ranti mengernyit heran, saat melihat sang pria  merogoh-rogoh sakunya. Namun, tidak lama berselang, dia bisa melihat pria tersebut mengeluarkan sebuah ponsel.

"Nona, katakan nomor ponselmu aku akan menghubungimu ... "

Mendengar itu, Ranti mendengus. Dia terlalu terbiasa dengan ucapan seperti ini. Jika dia melihat kembali, seharusnya kerusakan pada mobilnya tersebut, bukanlah masalah besar. Lagipula, dia memiliki asuransi.

Merasa yang dikatakan pria tersebut hanya modus, Ranti menggelengkan kepalanya.

"Tidak, lupakan saja ... Aku akan memperbaikinya sendiri ... "

Sambil berbalik dan terus berjalan ke mobilnya, tepat saat sebelum dia membuka pintu, Ranti kembali bersuara.

"Sekarang, singkirkan saja mobilmu itu, dari sana. Aku mau lewat ... "

Ranti meninggalkan pria tersebut yang masih terdiam berdiri di tempatnya.

Saat berada di dalam, dia masih melihat pria tersebut hanya berdiri saja, seolah tidak berniat beranjak sama sekali dari hadapannya.

"Biiiiipppppp ... "

Suara klakson dari Ranti, sontak mengejutkan dan membawanya kembali dari lamunan. Segera dia menganggukkan kepalanya mengerti, lalu berbalik dan berjalan ke pintu mobilnya.

"Pria bodoh ... "

Terpopuler

Comments

Ali B.U

Ali B.U

e eeeh siapakah peria itu.,??

2022-09-13

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!