Kata-kata June itu mengakhiri penglihatan dimensi mereka. Secara perlahan pandangan Ilena menggelap, lantas ia sudah berada kembali duduk di ruang meeting bersama June dan Hector. Ekspresi wajah June tidak bisa digambarkan dengan kata-kata, campuran antara kaget, bingung dan marah.
“Whoa … apa itu tadi? Aku bahkan masih merasa marah padamu, Komandan, meski aku tidak tahu apa yang terjadi,” desah June sembari menatap Ilena dengan sorot heran.
Ilena mendengkus pendek. “Jangan memanggilku Komandan. Aku juga tidak yakin tentang penglihatan kita. Tapi itu adalah bagian dari questkita yang saling terjalin,” terang Ilena sesederhana mungkin.
“Tunggu … kalian berdua masuk ke dalam memori dimensi lagi?” potong Hector tiba-tiba.
“Kau tidak?” tanya Ilena menoleh pada Hector.
Pria itu menggeleng yakin. “Aku hanya melihat kalian terdiam selama beberapa detik, lantas mendadak ekspresi kalian berubah kaget,” jelasnya.
Ilena juga baru menyadari bahwa memory key hanya bisa dilihat oleh dirinya dan target questnya. Sebelum Ilena sempat menjawab, mendadak notifikasi sistem muncul di hadapannya.
Quest Memory Key 2
Player yang terhormat,
Selamat karena telah menyelesaikan Quest kedua Memory Key. Anda sudah selangkah menuju kebenaran. Terus lanjutkan Quest Memory Key untuk mendapatkan jawaban atas semua rahasia terselubung kehidupan Anda.
Reward Quest: Memory Key 3 & 100.000 Moonstone
“Ah, aku sudah mendapat Memory Key yang ketiga,” ucap Ilena sembari menyambar sebuah kunci biru gelap yang muncul di hadapannya.
“Jadi itu quest kita? Kenapa aku tidak mendapat notifikasi sistem? Quest Orange Obeliskku justru belum selesai,” sahut June sembari mengecek layar sistemnya sendiri.
“Kau punya misi Obelisk juga? Milikku Red Obelisk,” sergah Hector tampak tertarik.
June mengangguk pelan. “Tapi aku tidak tahu bagaimana menemukannya,” keluhnya sedih.
“Kalian berdua tenanglah, aku akan membantu menemukan Kristal-kristal itu. Untuks saat ini, mari kita fokus pada kontrak kerjasama palsumu, June,” sambar Ilena sembari mengangguk ke luar pintu ruang meeting. Tampak Baek Hyeon sudah berjalan mendekat.
“Baiklah kalau begitu. Saya sudah membawa kontraknya. Tim legal perusahaan Anda juga sudah menjelaskan secara garis besar. Dari pihak kami, tidak ada poin yang perlu di ubah. Kami sudah setuju dengan penawaran yang diberikan oleh Alcanet Tech dan syarat-syaratnya,” ucap Hyeon sembari mengeluarkan file folder tebal yang berisi surat-surat kontrak kerjasama.
Ilena sudah mempelajari kontrak yang sudah dibuat oleh tim legal perusahaannya. Tentu saja kontrak itu cukup normal karena Ilena perlu persetujuan cepat dari agensi June. Akan tetapi pertemuan mereka hari itu akan menjadi kesempatan bagi Ilena untuk sedikit mengutak-atik kontrak yang sudah disiapkan perusahaannya.
“Saya tidak akan mengubah banyak hal dari kontrak tersebut. seperti kerjasama pada umunya, perusahaan kami hanya meminta June memberi eksposure pada Alcanet Tech dalam setiap kegiatannya di depan kamera. Perusahaan kami juga akan mengirimkan berbagai fasilitas yang diperlukan seperti ponsel dan perangkat elektronik lain, pakaian hingga merchandise yang didisain khusus untuk dipromosikan. Semua sudah tertuang dalam pasal-pasal perjanjian yang telah disetujui.
“Kedatangan saya hari ini secara khusus ingin membicarakan mengenai pasal ke lima belas dalam kontrak. Di sana tertulis bahwa June Park diperkenankan untuk melakukan pekerjaan kolaboratif bersama Alcanet Tech dengan agenda dan waktu pelaksanaan yang tentative. Pada poin tersebut, perusahaan kami telah sepakat untuk membayar dengan nominal besar ditambah mengganti kerugian jika June harus membatalkan jadwalnya yang lain. Saya ingin menekankan sekali lagi bahwa Alcanet Tech harus diprioritaskan. Semua panggilan kerja pada June, di waktu apa pun dan selama apa pun tidak boleh ditolak sama sekali,” tekan Ilena sungguh-sungguh.
Aura dominan yang mengintimidasi dari Ilena sontak membuat nyali Baek Hyeon menciut. Ia tidak mengerti mengapa poin tersebut begitu penting bagi Alcanet Tech. Meski begitu, mau tidak mau ia mengangguk dengan setuju.
“Ten … tentu saja. Kami sudah menyetujui kontraknya, maka poin lima belas itu termasuk dari hal yang sudah kami sepakati,” ujar Hyeon sedikit terbata.
Ilena tersenyum puas. “Bagus. Kalau begitu saya bisa tenang. Sebelum Anda terlalu terkejut, saya sekadar ingin memperingatkan, CEO kami bukanlah orang yang penyabar. Bila ada sekali saja ketentuan kontrak yang dilanggar, atau June menolak panggilan kami, maka Alcanet Tech tidak akan segan-segan menempuh jalur hukum. Menghancurkan perusahaan kecil seperti ini bukan hal yang sulit bagi kami,” tandas Ilena dengan seringai penuh ancaman.
Baeh Hyeon hanya bisa menelan ludah lalu buru-buru mengangguk ketakutan. Hector yang duduk di sebelah Ilena menghela napas penuh keprihatinan, sementara June justru tersenyum geli karena melihat managernya begitu ketakutan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
moonmaker
baru sadar ini ada campur kekoreaan
2022-10-31
0
Kerta Wijaya
🤟
2022-09-09
0