Ilena berangkat bersama Hector, dan lima orang pilihan Javier lainnya. Tak butuh waktu lama hingga mereka sampai di depan celah retakan dungeon break. Meski disebut celah, tapi retakan itu sama sekali tidak kecil atau tipis. Garis berwarna hitam setinggi enam meter dengan lebar nyaris dua meter mengambang di udara.
Tidak banyak orang yag berada di sana karena pengalaman munculnya retakan dimensi sebelumnya cukup traumatis. Semua orang ketakutan dan memilih bersembunyi di rumah mereka masing-masing. Keadaan itu sepertinya menguntungkan untuk para player karena dengan begitu mereka bisa meminimalisir kemungkinan jumlah korban.
Akan tetapi, selain rombongan Ilena, ternyata ada beberapa kelompok player lain yang juga datang mendekat. Kurang lebih ada lima belas orang lagi yang datang, di luar tim peneliti non-player dari perusahaan Alcanet Tech. Orlo harus bernegosiasi selama beberapa waktu agar tim lain yang juga bermaksud untuk masuk ke celah dimensi bisa mengalah. Meski begitu, pada akhirnya diputuskan bahwa semua orang bisa masuk dengan tim dari Alcanet Tech memimpin lebih dulu. Semakin banyak player semakin baik.
Akhirnya Ilena pun bersap masuk. Ia dan Hector sudah mengeluarkan senjata mereka masing-masing. Ilena melangkah lebih dulu melewati celah retakan itu, disusul oleh Hector di belakangnya. Pemandangan pegunungan asri menyambut Ilena. Rerumputan dan pepohonan tumbuh subur di tempat itu. Ilena berdiri di atas tebing yang cukup tinggi. Dari tempat itu ia bisa melihat seluruh pemandangan dungeon tersebut secara luas.
“Mana yang lainnya? Kenapa mereka tidak segera masuk?” tanya Ilena yang berdiri bersama Hector di depan portal.
Hector turut menoleh ke belakang, tetapi tidak ada lagi yang datang. Mendadak, celah dimensi di belakang mereka berdua tertutup begitu saja. Hector dan Ilena terkejut bukan main.
“Apa yang terjadi?” tanya Ilena sambil menyapuka pandangan ke sekitar. Tidak ada apa-apa lagi di sana selain pohon, batu dan rumput hijau.
“Apa hanya dua orang yang bisa masuk dalam dungeon?” Hector mencoba menganalisis.
Seolah menjawab pertanyaan mereka, sebuah layar hologram muncul di hadapan Ilena dan Hector. Notifikasi sistem.
Selamat datang di dungeon Sealed Island,
Dungeon ini hanya bisa dimasuki oleh satu tim yang berada di party yang sama. The Black Dragon adalah tim yang sudah terdaftar dalam sistem. Silakan menyelesaikan dungeon dalam waktu 180 menit. Bos monster akan muncul setelah anda berhasil membunuh monster dengan jumlah tertentu.
Apabila hingga tenggat waktu selesai player tidak bisa menyelesaikan dungeon, maka celah dimensi akan terbuka dan semua monster dari dalam dungeon akan keluar di dunia manusia.
Portal dimensi akan kembali terbuka setelah bos monster berhasil dibunuh.
Selamat bersenang-senang. ^^
“Apa kau juga mendapat pesan menyebalkan dari sistem sialan ini?” tanya Hector.
“Ya, dia menyuruh kita bersenang-senang,” sahut Ilena sarkastik.
“Kalau begitu kita turuti saja kemauannya. Meski cuma berdua, kurasa kita bisa menyelesaikan dungeon level 20 ini dengan cepat,” kata Hector.
“Kau benar. ayo kita lakukan.” Ilena lantas menekan tombol mulai di layar hologramnya. Seketika penghitung waktu mundur pun dimulai. Mereka harus menyelesaikan dungeon tersebut dalam waktu 180 menit.
Begitu penghitung mundur di aktifkan, dari bali hutan mulai bermunculan monster terbang berupa serangga raksasa. Badannya seperti lebah yang berwarna hitam dengan ukuran sebesar bola basket. Mereka datang bergerombol sambil mendengung riuh.
Ilena dan Hector langsung siaga dengan senjata mereka. Ilena menembakkan panah emasnya dengan kecepatan serangan maksimal. Dalam satu detik dia bisa menembakkan delapan panah sekaligus. Semuanya tepat mengenai monster-monster lebah tersebut. Sementara itu great sword Hector yang kuat mampu menebas hingga lima ekor serangga dalam satu serangan.
Meski begitu, serangga-serangga tersebut terus bermunculan seolah tak ada habisnya. Jumlah mereka bahkan terus bertambah dari waktu ke waktu. Tak butuh waktu lama ketika akhirnya Ilena menyadari bahwa mereka sepertinya mulai terdesak. Serangga-serangga tersebut muncul dari berbagai arah, bahkan dari lembah di bawah tebing tempat mereka berada saat ini.
“Hector, kita terlalu lama menghabiskan waktu membunuh mereka. Kau lihat jumlah monster yang sudah kita bunuh? Kita berdua mengakumulasikan jumlah yang sama dengan target sepuluh ribu ekor. Tapi kalau cara kita menyerang seperti ini, tiga jam tidak akan cukup!” seru Ilena di tengah-tengah serangannya.
“Lalu apa idemu?” tanya Hector turut berteriak, mencoba mengalahkan suara dengung serangga.
“Harus ada yang menjadi umpan untuk menarik perhatian serangga-serangga ini. Serangan Arrow Showerku bisa membunuh seratus monster sekaligus dalam area yang sama. Tapi mengeluarkan skill tersebut membutuhkan waktu cast selama beberapa detik. Aku tidak bisa melakukannya sementara serangga-serangga ini mengerumuniku,” ujar Ilena.
“Kalau hanya itu yang kau butuhkan, aku akan menjadi umpan. Defenceku adalah yang terkuat dari semua kelas. Vitalitasku juga yang tertinggi, jadi tidak mudah dilukai,” sahut Hector kemudian.
“Aku tahu. Karena itu aku mengusulkan hal ini,” kata Ilena.
Hector mendengkus sejenak, lantas mengikuti keinginan ketua timnya itu.
“Provoke!” seru Hector mengeluarkan skill aktifnya yang berguna untuk menarik semua monster dalam area tersebut untuk berkerumun dan menyerangnya.
Semua serangga yang ada di dekat Ilena segera terprovokasi dan beralih mendekati Hector. Kini Ilena bebas. Ia tidak lagi menjadi incaran lebah-lebah raksasa itu.
Ilena segera memanfaatkan peluang tersebut untuk melakukan casting Arrow Shower.
“Bertahanlah! Skillku seharusnya tidak akan mengenai rekan satu tim!” seru Ilena sembari merentangkan busurnya.
“Lakukan saja!” teriak Hector yang sudah tidak bisa dilihat lagi oleh Ilena karena tertutup kerumunan lebah.
“Arrow Shower!” teriak Ilena.
Anak panah emas Ilena segera terarah ke tengah-tengah kerumunan lebah yang menyerang Hector. Tak berapa lama kemudian anak panah tersebut mengarah ke atas dan buyar menjadi sebuah lingkaran sihir yang menggantung di atas langit. Lingkaran sihir emas itu mengeluarkan ratusan anak panah yang melesat secepat cahaya. Tidak ada makhluk apa pun yang bisa menghindar. Serangga-serangga yang mengerumun itu dengan cepat terbunuh oleh anak panah Ilena. Mereka bergelimpangan di atas tanah hanya dalam waktu lima detik. Ratusan lebah yang menyerang Hector musnah hanya dalam satu serangan.
“Woah, kerja sama tim yang baik, Ilena,” komentar Hector yang tersengal.
Pria itu tampak lelah, tapi tidak terluka sama sekali. Entah bagaimana cara Hector menangkis serangan seluruh lebah tadi. Pada dasarnya kelas swordman memang memiliki kulit sekeras berlian. Mereka tidak mudah diserang.
“Kita masih harus membunuh delapan ribu ekor lagi, Hector. Jangan cepat puas. Ayo kita berburu lagi,” kata Ilena sembari tersenyum simpul.
“Siap, Komandan,” sahut Hector tertawa.
Mereka berdua pun berjalan ke dalam hutan untuk melakukan strategi yang sama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
moonmaker
hector kece pisan
2022-10-31
0