Setelah semua persiapan lengkap, Ilena pun berangkat menuju Starfa. Awalnya Javier menyuruh adiknya itu menggunakan pesawat atau helicopter perusahaan. Akan tetapi, mengingat betapa berbahayanya kalau mereka mendapat serangan udara dari entah monster apa yang akan muncul, Ilena menolaknya. Ia sendiri mungkin bisa menyelamatkan diri. Namun, para karyawan lain yang nanti bertugas mengendarai pesawat atau helikopter perusahaannya mungkin bisa menjadi korban. Ilena harus menghindari hal itu terjadi. Ia ingin melindungi sebanyak mungkin orang dalam jangkauannya.
Maka setelah berhasil meyakinkan Javier, Ilena pun melesat dengan mobil sportnya yang super cepat. Kota Starfa berada cukup jauh dari Burca. Perlu memakan waktu kurang lebih delapan jam perjalanan darat untuk sampai di kota tersebut. Dalam kondisi normal, perjalanan ke Starfa membutuhkan paspor dan beberapa dokumen pendukung lain seperti visa dan surat keterangan rekomendasi. Namun Ilena menduga, dalam keadaan genting seperti ini, mungkin perbatasan Starfa akan sedikit melonggar. Meski begitu ia tetap menyiapkan segala kebutuhan administrasi tersebut, sekedar untuk berjaga-jaga.
Perjalanannya yang panjang melintasi daerah pinggiran Burca. Kekacauan tampaknya terjadi di mana-mana. Banyak rumah dan bangunan yang hancur. Beberapa bahkan masih terlihat berasap. Jalanan juga rusak di beberapa bagian. Kendaraan lain seperti mobil, dan bus teronggok di bahu jalan. Para petugas sepertinya sudah menyingkirkan bangkai-bangkai kendaraan tersebut agar tidak menghalangi jalan.
Orang-orang yang terluka sudah tidak terlihat, alih-alih jalanan itu benar-benar sepi Para penduduk seolah ketakutan dan memilih untuk bersembunyi di rumah masing-masing. Ilena hanya berpapasan dengan beberapa mobil polisi dan ambulan yang mengitar beberapa kali. Ia tidak heran tentu saja. Pengumuman siaga bencana sudah dikeluarkan oleh pemerintah pusat. Semua aktifitas manusia dihentikan secara sementara selagi para petinggi mencari cara menangani hal tersebut. Ilena kembali memikirkan Javier yang pasti akan menerima tekanan dari pemerintah. Gadis itu hanya bisa mendoakan yang terbaik bagi kakak kembarnya tersebut.
“Cleo, kapan batas waktu penyelesaian Quest Memory Key yang pertama?” tanya Ilena sementara masih berkendara.
Sebuah layar hologram muncul begitu saja di depan wajahnya dan membuat gadis itu sedikit tersentak.
“Astaga, aku lupa kalau dia akan muncul tepat di depan mataku. Sepertinya aku harus menepi sebentar,” gumam Ilena pada dirinya sendiri.
Ilena pun menepikan mobilnya di depan sebuah supermarket kosong yang gelap. Tidak ada toko atau kantor apa pun yang beroperasi seharian ini. Ilena sudah melalui separuh perjalanan, dan hari telah beranjak malam. Namun sepanjang itu ia sama sekali tidak melihat aktivitas manusia yang biasanya memenuhi jalanan. Pada akhirnya gadis itu memilih untuk mengabaikan hal tersebut. ia lantas kembali fokus untuk membaca layar hologram yang berpendar di depannya.
Quest akan berakhir jika Hector Gianni tewas.
Kata tulisan itu singkat. Ilena berdecak tak puas.
“Jadi aku hanya bisa berharap orang itu cukup kuat untuk melindungi dirinya sendiri. Dari informasi Cleo kemarin, Hector yang kucari adalah seorang swordman dengan level 26. Seharusnya level itu sudah cukup untuk membasmi monster hingga level 30,” ucap Ilena setengah bergumam.
Ia kembali mengingat Skeleton yang muncul di kota Burca. Skeleton adalah monster berlevel 10. Tidak heran ia bisa mengalahkan mereka dengan cepat, termasuk bos monsternya Skeleton Archaeopteryx.Gadis itu lantas mengeluarkan ponsel pintarnya dan mulai mencari sesuatu di mesin pencari digital. Berita tentang serangan di kota Starfa muncul tak lama kemudian.
Ilena membaca dengan hati-hati dan mendapati bahwa hingga kini, teror monster Wild Wolf masih membayangi kota tersebut. Korban jiwa berjatuhan di berbagai tempat bahkan para playeryang berkemampuan khusus juga belum dapat menghentikan gempuran monster itu. Jantung Ilena berpacu dengan cepat. Wild Wolf memang bukan monster berlevel tinggi. Ilena mendisainnya dengan level 15. Akan tetapi Wild Wolf dirancang memiliki pertahanan yang sangat tinggi. Monster tersebut kebal terhadap berbagai senjata dan tidak mudah dilukai. Pantas saja Starfa masih belum bisa diselamatkan sampai sekarang.
“Cleo, apakah aku bisa mengetahui status Hector Gianni, swordman yang berada di kota Starfa?” perintah Ilena kemudian.
Selenting layar hologram kembali muncul.
Tidak bisa melihat status player lain yang belum tergabung dalam tim yang sama.
Begitulah bunyi pesan hologram itu. Ilena mendesah kesal. Ia harus mengetahui keadaan dan lokasi persisnya Hector Gianni agar dapat melakukan perhitungan yang tepat. Estimasi waktunya menunjukkan bahwa ia mungkin baru akan sampai ke Starfa dalam waktu tiga jam ke depan.
“Cleo, bagaimana aku tahu misiku gagal?” tanya Ilena lagi.
Sistem akan mengirim notifikasi apabila target player yang dicari telah tewas.
Kata-kata dalam layar hologram tersebut memberi harapan pada Ilena. Sejauh ini tidak ada notifikasi mengenai kegagalan questnya. Itu artinya Hector Gianni masih hidup. Ia harus segera melanjutkan perjalanannya secepat mungkin.
Ilena kembali memacu mobilnya secepat mungkin. Dibiarkannya rasa lapar yang sudah menyerangnya sejak tiga puluh menit belakangan. Javier menyuruhnya membawa makanan untuk di jalan, tetapi Ilena tidak punya waktu untuk menyentuhnya sekarang. Hector Gianni mungkin sedang berada dalam masalah.
Setelah mencapai perbatasan Burca, Ilena mendapati bahwa para petugas militer berjaga di tempat itu. Beberapa pria berseragam menghadang Ilena dan menanyainya beragam pertanyaan.
“Sudah kukatakan, kalau aku punya keperluan di Starfa. Anda sudah melihat semua dokumenku, jadi apa lagi alasannya saya diberhentikan di sini?” seru Ilena kesal.
Waktunya sudah terbuang selama lima belas menit dan para petugas ini begitu keras kepala untuk memaksanya kembali.
“Saat ini Starfa sedang dalam kondisi berbahaya. Tidak boleh ada orang yang masuk ke sana,” balas petugas itu tak kalah ngotot.
“Dengar, aku seorang player. Aku akan pergi ke Starfa untuk menyelamatkan kota tersebut dari kehancuran,” desak Ilena mengucapkan sembarang alasan yang sebenarnya terdengar sangat tidak masuk akal.
“Player?” tanya petugas itu kebingungan.
“Yang jelas kalian harus membiarkan aku masuk atau kota itu benar-benar akan musnak,” paksa Ilena tak mau kalah.
“Tidak bisa. Anda tidak bisa melewati perbatasan ini!” bentak sang petugas dengan galak.
Ilena menarik napas tak sabar. “Kalau kalian tidak mengijinkanku masuk secara legal, maka aku akan menerobos masuk secara illegal,” kata Ilena kemudian.
Detik berikutnya Ilena menjejakkan kakinya ke tanah dan melesat begitu cepat melewati beberapa penjaga yang menghadangnya. Dengan satu lompatan tinggi, Ilena pun berhasil menerobos portal perbatasan yang berupa gerbang besi bercorak sulur. Teriakan para petugas yang mencoba menangkap Ilena tidak lagi ia pedulikan. Hanya dalam hitungan menit, suara-suara tersebutpun sudah tidak terdengar lagi.
Ilena berhenti di sebuah hutan kota yang tidak terlalu rimbun. Napasnya tersengal karena berlari cukup jauh dari perbatasan. Ia kini sudah berada di pinggiran kota Starfa. Mobil dan segala dokumennya ia tinggalkan di belakang. Setelah ini, Javier pasti akan mendapat tambahan masalah lagi karena adiknya yang melarikan diri dari petugas perbatasan. Meski begitu Javier pasti bisa menyelesaikan masalah tersebut dengan mudah. Ilena sedikit merasa bersalah. Namun perasaannya itu segera ia kubur dalam-dalam setelah melihat kehancuran di depan matanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
moonmaker
semangat thor!
2022-10-24
0
moonmaker
waduh, kehancuran apa nih??
2022-10-24
0