Setangkup perasaan rindu menelusup di hati Ilena. Entah bagaimana Ilena merasa tempat itu adalah bagian dari hidupnya, yang mana hal itu tentu saja tidak masuk akal karena Ilena tidak pernah sekalipun masuk ke dalam dungeon sebelum ini. Anehnya, Hector juga merasakan hal serupa. Selama beberapa saat keduanya terlarut dalam keheningan yang syahdu. Hanya desau angin, kerisik dedaunan dan gemericik air sungai yang terdengar. Hingga akhirnya, Hector menyadari bahwa tubuh Queen Bee mulai melebur menjadi debu dan hilang diterbangkan angin.
“Ayo kita kembali,” ajak Hector memecah keheningan.
Ilena mengangguk setuju. “Mungkin pintu keluarnya ada di tempat kita datang tadi,” ujar Ilena.
Akan tetapi, belum sampai mereka memanjat ke atas, sebuah suara teriakan panik terdengar menggema hingga memantul di seluruh permukaan tebing.
“ILENA!” seru suara seorang pria yang langsung dikenali oleh Ilena dan Hector.
“Ah, kakak bodoh itu,” gumam Ilena sembari menepuk keningnya.
Hector tertawa ringan menanggapi. “Sepertinya celah dimensinya sudah terbuka lagi. Sebaiknya kita segera ke atas agar kakakmu tidak kehabisan suara karena berteriak mencarimu,” kelakar Hector menggoda Ilena.
Ilena hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya dengan lelah lantas mulai melompati dinding tebing untuk memanjat ke atas. Hector masih tertawa-tawa dan mengikuti gerakan Ilena menuju ke atas.
“Jav, aku baik-baik saja,” kata Ilena begitu mendarat di atas tanah yang sama dengan kakak kembarnya.
“Ilena … kau …,” geram Javier kehilangan kata-kata. Pemuda itu hanya bisa menarik napas panjang sambil memujat pelipisnya. “Bisakah kau berhenti membuatku merasa khawatir?” ungkapnya sembari menahan diri.
“Kali ini aku tidak melakukan apa-apa, Jav. Celah dimensi itu tertutup begitu saja tanpa bisa kukendalikan. Katanya hanya satu tim dalam party yang sama yang bisa masuk,” kilah Ilena membela diri.
Javier menghela napasnya sekali lagi. “Syukurlah kau baik-baik saja. Linda, catat informasi ini. Kita harus membuat tim-tim yang terpisah untuk melakukan perburuan dungeon setelah ini. Itu artinya kita bisa melatih setiap tim secara mandiri,” perintah Javier kembali pada mode professional lagi.
“Kalau begitu sebaiknya kita kembali dulu ke perusahaan agar kalian bisa dirawat oleh tenaga medis. Nanti kita bicarakan tentang dungeon ini setelah kondisi kalian dipastikan baik-baik saja,” kata Javier lantas membimbing adik kembarnya untuk keluar melalui celah dimensi.
“Baiklah. Sepertinya Hector yang butuh lebih banyak perawatan. Seharian ini dia menjadi umpan untuk para monster,” timpal Ilena kemudian.
Javier mendengkus tak percaya. “Maafkan adikku, Hector. Terkadang dia memang kehilangan hati nuraninya. Sebagai kakaknya aku minta maaf karena telah menyusahkanmu,” ucap Javier pada Hector.
Sontak Hector pun salah tingkah. Buru-buru ia menggeleng dan mengklarifikasi kondisi yang sebenarnya terjadi.
“Itu sama sekali bukan salah Ilena. Justru karena strateginya tersebut kami bisa menyelesaikan dungeon ini dengan baik. Tolong jangan bersikap sungkan terhadap saya. Anda adalah pimpinan perusahaan dan saya hanyalah pegawai polisi biasa. Saya merasa tidak nyaman dengan perlakuan seperti ini,” kata Hector mendadak bersikap sopan.
“Dia memang suka berlebihan. Sudahlah, ayo kita keluar saja,” kata Ilena sembari berbalik pergi. Javier pun mengikuti adik kembarnya tersebut setelah mengangguk singkat pada Hector.
Hector membalas anggukan tersebut lantas menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Sungguh hari yang melelahkan.
Sesampainya di gedung perusahaan Alcanet Tech, Ilena dan Hector segera melakuka pemeriksaan menyeluruh oleh tenaga medis terbaik. Mereka menjalani serangkaian tes untuk memeriksa kesehatan tubuh mereka setelah memasuki dimensi lain dan melawan monster lebah beracun.
Ajaibnya Hector sama sekali tidak terpengaruh pada racun para lebah meski sudah menerima serangan bertubi-tubi. Sengatan yang sudah mendarat di tubuhnya mungkin mencapai ribuan. Akan tetapi Hector benar-benar memiliki resistensi tinggi terhadap segala jenis kerusakan, termasuk racun. Kini keduanya sudah berbaring di bangsal perawatan VIP berfasilitas mewah di lantai tertinggi gedung Alcanet Tech.
“Aku tidak mendapat reward apa pun selain sejumlah Moonstone yang tidak ada gunanya lagi. Tidak ada reward quest atau apa pun yang setara dengan usaha kita menyelesaikan dungeon. Kalau kau? Apa yang kau dapat, Hector?” tanya Ilena sembari berbaring di atas ranjang rumah sakit yang super canggih. Di hadapannya hologram inventory miliknya tengah terbuka. Ilena sedang melihat-lihat item apa saja yang dia dapatkan setelah menyelesaikan dungeon. Tapi nihil. Ia hanya mendapat uang Moonstone saja.
“Selain material yang kuambil dari tubuh Queen Bee aku juga hanya mendapat Moonstone. Tapi jumlahnya fantastis. Enam puluh ribu Moonstone. Itu seharga sebuah armor level Master. Aku bisa membeli headgear atau body shield untuk menambah pertahanan,” kata Hector yang justru terlihat berbinar-binar menatap layar hologram inventorynya.
“Pertahananmu sudah sekuat itu, masih akan kau tambah dengan armor lagi? Dasar maniak kekuatan,” komentar Ilena tak tertarik.
“Kita tidak tahu akan menghadapi bahaya seperti apa lagi di masa depan. Sementara aku yakin kau akan selalu mengguanakanku sebagai tameng atau umpan. Jadi bagus aku bersiap-siap. Ini adalah bentuk adaptasiku untuk bekerja denganmu, ‘kan,” sahut Hector beralasan.
“Ya … ya … . aku sangat menghargai usahamu,” sahut Ilena kemudian.
“Oh, dan levelku meningkat pesat. Aku sudah berada di level 35 sekarang. Sebaiknya aku masukkan sedikit point untuk strength dan sisanya untuk defence,” gumam Hector yang kini asyik mengutak-atik layar statusnya.
Ilena kembali mendesah bosan. Ia bahkan sudah tidak bisa naik level lagi. Kini gadis itu kembali teringat pada quest utamanya untuk mencari Park June, anggota timnya yang selanjutnya. Sepertinya sebanyak apa pun Ilena memasuki dungeon, itu sama sekali tidak ada gunanya. Lebih baik ia kembali fokus pada misi utama saja.
“Besok aku akan meminta Javier mengatur perjalanan kita ke Don-Gan. Kurasa sudah waktunya kita menemui June Park,” ucap Ilena kemudian.
“Apa bisa semudah itu menemui idola seperti dia?”
“Tentu saja. Selama aku adalah sponsor utamanya, dia harus bersedia menemuiku,” kata Ilena sembari menyeringai puas.
Hector hanya bisa mendengkus sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. “Sifatmu itu memang sesuatu sekali,” komentar Hector kemudian.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
moonmaker
wow 😎
2022-10-31
0
Kerta Wijaya
🤟
2022-09-03
0