Ilena terbang tanpa kendala dengan helikopter perusahaannya. Ia tiba di Burca hanya dalam waktu tiga puluh menit. Javier menyambutnya di helipad gedung Alcanet Tech yang masih dalam perbaikan. Sedikit sudutnya hancur tetapi masih bisa digunakan untuk mendaratkan satu atau dua helikopter kecil.
“Tolong pertimbangkan kesehatan mentalku juga, Ilena. Kau mau membuatku gila atau bagaimana?” sembur Javier begitu Ilena turun dari helikopter.
“Berbuat nekat itu kan memang keahlianku, Jav,” sahut Ilena ringan.
“Ini bukan waktunya kau berbuat sesuka hati. Bencana ini bisa membunuhmu,” cecar Javier sambil menghela napas frustrasi.
“Lagipula ini quest pribadiku. Bukankah kalian juga harus menyelesaikan quest masing-masing?”
“Aku sudah mengonfirmasi para player lain dan mereka tidak mendapat quest sama sekali. Karena itu sekarang aku sudah berfokus untuk mengumpulkan para player yang terdaftar dan membentuk tim khusus penanganan dungeon dengan pemerintah Burca. Sepertinya kota-kota lain juga akan bergabung. Starfa salah satunya,” terang Javier sudah mulai tenang.
Ilena menengok dengan bingung. “Kalian tidak ada yang mendapat quest? Jadi hanya aku dan Hector yang punya misi untuk diselesaikan?” tanyanya kaget.
“Hector? Oh, kau sudah menemukannya?” Javier balas bertanya.
Ilena menoleh ke arah Hector dan memperkenalkan keduanya. Hector tampak gagah dengan Wolf King Great Sword yang tersarung di punggungnya. Pedang besar itu membuat penampilan Hector yang berseragam polisi terlihat semakin gahar.
“Senang bertemu denganmu, Hector. Maaf karena kau jadi terlibat masalah ini. Tapi sepertinya bantuanmu akan sangat dibutuhkan kedepannya. Semoga kita bisa bekerjasama dengan baik. Akan kupastikan perusaan kami menggajimu dengan nilai yang fantastis,” ucap Javier otomatis mengeluarkan sisi profesionalnya.
Hector mengangguk singkat. “Sebenarnya saya lebih membutuhkan bantuan anda saat ini. Orang tua dan adik saya tinggal di Burca dan mereka belum bisa saya hubungi sampai sekarang,” jawab Hector sopan.
“Ah, masalah itu bisa kita selesaikan dengan mudah. Biar sekertarisku yang membantumu. Rachel!” seru Javier memanggil sekertarisnya yang sedari tadi berjalan di belakang mereka memasuki gedung.
Rachel dengan sigap menerima perintah Javier. Perempuan itu lantas membawa Hector untuk pergi lebih dulu ke lobby. Dengan uang dan kekuasaan Javier, Rachel bisa meminta bantuan petugas keamanan kota untuk mencari keluarga Hector.
Setelah berpamitan singkat dan berjanji akan kembali segera setelah menemukan keluarganya, Hector pun berlalu. Kini tinggal Ilena dan kakaknya yang berjalan menuju ruangan Javier. Para pegawai lain tampak berlalu lalang mengurus kesibukan administratif yang berlipat ganda. Dean dan timnya masih bertahan di Starfa untuk mengurus para korban dan melakukan perundingan kerja sama.
“Jadi bagaimana perkembangan urusanmu dengan pemerintah?” tanya Ilena kemudian.
“Seperti yang kukatakan sebelumnya, sebagai satu-satunya perusahaan yang mengerti sistem Galatean, kita harus membuat pelatihan bagi para player yang terdaftar. Sayangnya banyak dari mereka yang menolak bekerja sama karena terlalu takut menghadapi monster di dunia nyata. Banyak juga para player yang tidak teridentifikasi sistem karena terbunuh saat dungeon break pertama.
“Meskipun begitu, dari dua puluh server yang kita buka di seluruh dunia, masing-masing melaporkan bahwa setidaknya seratus player teratas di setiap server telah berhasil dihimpun. Aku sudah mengirim orang untuk membuka cabang di dua puluh kota tersebut. beberapa dari mereka mau bekerja di bawah Alcanet Tech. Tapi banyak juga yang memilih bergerak sendiri atau membuat guild baru,” jelas Javier panjang lebar.
“Jadi dungeon break pertama sudah tuntas di semua server itu?”
“Ajaibnya begitu. Kota terparah yang mengalami kerusakan paling fatal adalah Starfa. Beruntung kau kesana sebelum terlambat. Kota itu masih bisa diselamatkan. Dean masih mencoba mencari para player yang tersisa dari Starfa. Berdoa saja mereka selamat,” ujar Javier sembari merebahkan tubuhnya di kursi kerjanya.
Ilena sendiri memilih duduk di sofa ruang kerja Javier yang kini sudah tertata rapi. Kakaknya itu memang punya obsesi yang unik tentang kerapian.
“Apakah aka nada dungeon break selanjutnya?” tanya Ilena kemudian.
“Itulah yang kukhawatirkan. Sayangnya kita tidak bisa memperkirakan waktunya. Sejauh sistem Galatean masih muncul di hadapan kita, itu artinya para monster masih bisa muncul kapan saja. Para player juga tidak kehilangan kekuatannya. Termasuk aku. Karena itu aku memanfaatkan saat ini untuk perbaikan kota dan pelatihan para player. Kita benar-benar berkejaran dengan waktu,” keluh Javier sembari melepaskan kacamatanya.
“Aku sudah mendapat quest keduaku. Tapi aku ragu kalau harus meninggalkanmu lalu tiba-tiba terjadi dungeon break lagi,” ujar Ilena.
“Jangan khawatirkan hal itu. Semua pegawai di sini punya level yang cukup tinggi. Mereka juga ikut membuat Galatean bersamamu. Dean terutama adalah bawahanmu yang paling mengerti tentang Galatean. Jadi kau fokus saja menyelesaikan questnya. Kau bilang misi itu bisa menyelesaikan bencana,” tandas Javier.
Ilena tampak berpikir sejenak. Kata-kata Javier memang benar. Kalau dia fokus pada dungeon break, maka questnya akan tertunda.
“Targetku selanjutnya bernama June Park. Dia seorang penyanyi idola, sebagai informasi. Mungkin kau tahu tentangnya,” tutur Ilena.
Javier menghela napas pendek sambil memijit batang hidungnya. “Sedikit merepotkan rupanya. Sejujurnya keuangan perusahaan banyak tercurah untuk perbaikan dan pembangunan tempat pelatihan para player. Beruntung pemerintah bersedia membagi biayanya dengan kita. Para player yang bekerjasama dengan Alcanet juga akan mendapat gaji dari pemerintah. Jadi kurasa aku masih bisa membiayai kegilaanmu, Ilena,” ungkapnya tampak lelah. Entah nasib apa yang membuat Javier harus memiliki adik kembar yang gemar berulah. Masalah di perbatasan sebelum ini juga memaksanya untuk mengeluarkan biaya.
“Ini perintah sistem, Jav. Bukan karena aku mau merekrut penyanyi idola sebagai anggotaku kan,” protes Ilena.
Javier mendengkus pelan. “Oke, oke. Aku mengerti. Jadi kapan kau mau aku membawanya ke sini?”
“Tidak perlu. Biar aku dan Hector saja yang mendatanginya. Kau cukup membuat jalanku lancar sampai di hadapan June Park.”
“Kalau itu keinginanmu, maka kakakmu ini akan mengelar karpet merah untukmu menemui si penyanyi itu,” ucap Javier sambil tersenyum simpul.
“Aku tahu kau memang paling bisa diandalkan, Jav,” jawab Ilena sembari berdiri dan memeluk kakaknya dari belakang.
“Aku tidak suka kontak fisik, Illy. Menjauhlah. Kau bau darah. Sebaiknya kau mandi dulu. Dan tidur. Wajahmu sudah seperti zombie,” sergah Javier sinis.
Ilena tertawa geli. Meski begitu gadis itu tetap menurut. Setelah pembicaraannya dengan Javier selesai, Ilena berniat kembali ke apartemennya untuk beristirahat sebentar dan membersihkan diri. Ia sudah menyimpan nomor ponsel Hector kalau-kalau mereka harus saling berkomunikasi. Namun sepertinya itu tidak dibutuhkan, karena sistem Galatean memungkinkan mereka memiliki chat room pribadi setelah menjadi satu party yang sama. Ilena belum mencobanya. Mungkin nanti saat ia sudah sampai di apartemen.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
moonmaker
wkwkwkwk javier
2022-10-30
0
Kerta Wijaya
🤟
2022-08-22
0