Quest Pertama

a“Hector Gianni?” gumam Ilena sambil berpikir.

Nama itu terdengar asing sekaligus familiar. Ilena tidak merasa mengenalnya. Namun, kilasan adegan yang baru saja muncul menunjukkan kalau dirinya tengah berbicara dengan seorang pria bernama Hector. Apakah Ilena harus menemukan pria tersebut?

Gadis itu lantas bangkit berdiri. Rasa mual dan peningnya berangsur pulih. Ia melihat seluruh ruangan apartemennya yang sudah porak poranda. Sebaiknya ia mulai menata tempat itu dan kembali memikirkan apa yang harus dia lakukan setelah ini.

“Cleo,” panggil Ilena sembari beberes rumah.

Silakan memberi perintah, Player yang Terhormat. Balas Cleo melalui pesan hologram.

“Siapa Hector Gianni?” tanya Ilena kemudian.

 

Berikut daftar nama player bernama Hector Gianni:

1.      Hector Gianni / Priest / Lv. 43 - Edinburg

2.      Hector Gianni / Assasin / Lv 38 - Lokhe

3.      Hector Gianni / Swordman / Lv 26 - Starfa

4.      Hector Gianni / Archer / Lv 13 - Peeta

5.      …

6.      …

 

Layar hologram tersebut masih menuliskan daftar panjang pemain dengan nama Hector Gianni berikut job mereka dan level serta lokasi saat ini. Ilena mendesah lelah. Sepertinya pencariannya akan panjang. Quest ini tidak akan mudah diselesaikan. Ilena bertanya-tanya mengenai reward quest misterius ini sampai-sampai ia harus melakukan misi berlapis. Memory Key seharusnya menjadi reward baginya setelah mengalahkan bos monster. Akan tetapi kini ia justru dihadapkan pada quest baru.

 “Cleo, apa reward menyelesaikan Quest Memory Key?” tanya Ilena kemudian.

Seutas layar hologram berdenting muncul di hadapannya.

 

Gerbang dimensi akan ditutup dan permainan Open World akan berakhir.

 

Hanya itu kalimat yang tertulis di layar hologram. Ilena beberapa kali membaca kalimat tersebut berulang-ulang. Apakah itu artinya ia bisa menyelesaikan kekacauan ini? Ini benar-benar kabar gembira. Gadis itu segera menyambar ponselnya lalu memencet nomor telepon yang sudah dia hafal di luar kepala.

“Halo?” sapa sebuah suara di ujung panggilan Ilena.

“Javier, aku sepertinya tahu bagaimana cara menghentikan kemunculan monster-monster ini,” ungkap Ilena sambil buru-buru mengepak barangnya, berniat kembali ke kantor untuk bertemu dengan kakak kembarnya.

“Kau sudah menemukan masalah bugnya?” sahut Javier balas bertanya.

“Hmm … . Daripada dikatakan menemukan penyebab, lebih tepatnya aku menemukan solusi untuk mengatasinya. Bukankah solusi lebih penting untuk saat ini?” kilah Ilena mencoba menghindari kemarahan kakaknya.

“Bicara yang jelas, Ilena. Jangan berputar-putar,” bentak Javier galak.

“Ah … . Pokoknya seperti itu. Aku ke kantor sekarang. Kita bicara di sana saja. Sulit menjelaskannya lewat telepon,” timpal Ilena lantas berlari menuju pintu keluar apartemennya.

“Apa? Jangan bicara setengah … .” Gerutuan Javier terpotong karena Ilena memutus sambungan telepon mereka secara sepihak.

Setelah berhasil mengunci pintu apartemennya, Ilena langsung meluncur menuju kantornya dengan mobil pribadinya yang untungnya masih berfungsi dengan baik. Sepuluh menit kemudian, gadis itu sudah menaiki tangga darurat di kantornya. Sambil terengah-engah Ilena menengok ke atas. Ruangan Javier ada di lantai delapan puluh. Bisa-bisa betisnya cedera kalau memaksakan diri berlari menaiki tangga itu. Lift kantornya sudah rusak gara-gara dungeon break yang memunculkan monster skeleton dan Skeleton Archaeopteryx.

Akhirnya dengan niat mencoba-coba, Ilena pun mengambil ancang-ancang untuk melompat. Pada hitungan ke lima, gadis itu pun menjejak tanah dan melontarkan tubuhnya ke atas. Tanpa diduga, lompatannya ternyata sangat tinggi. Ilena berhasil melewati delapan lantai dalam satu kali lompatan. Tangannya dengan gesit lekas meraih pegangan tangga di lantai sembilan. Ia kembali berhitung lalu melompat lagi dalam hitungan kelima. Begitulah akhirnya Ilena berhasil mencapai ruangan kakaknya dalam waktu singkat.

Javier mendesis kesal saat melihat Ilena datang dengan tergopoh-gopoh. Pemuda itu kini tengah melakukan konferensi dengan para petinggi Negara. Sepertinya situasi Javier benar-benar sulit. Wajahnya tampak tertekan dan memendam amarah besar.

“Kami selaku pihak Alcanet Tech telah mengusulkan upaya-upaya menanggulangi bencana ini. Perkara usulan itu diterima atau tidak itu tergantung Anda sekalian. Saya juga mengalami banyak kerugian. Meski begitu kami tidak akan lepas tangan begitu saja. Dana, upaya dan tenaga tetapi dikeluarkan oleh Alcanet Tech untuk bersama-sama menyelesaikan masalah ini. Saya pikir poin itu sudah saja jelaskan berkali-kali. Silakan mendiskusikannya dengan para Dewan sebelum member kabar pada kami. Selamat siang,” tutur Javier dengan nada suara setenang mungkin.

Detik selanjutnya pemuda itu mematikan sambungan konferensinya lantas tertunduk lelah di atas meja kerjanya.

“Jav, kau baik-baik saja? Apa orang-orang militer dan anggota dewan mendesak kita terlalu keras?” tanya Ilena khawatir.

“Biar aku yang mengurus hal ini, Ilena. Sekarang katakana solusi yang kau bicarakan di telepon tadi,” tuntut Javier kemudian.

Ilena akhirnya duduk di sofa ruang kerja Javier dan memulai ceritanya sejak ia mendapat Memory Key hingga quest yang menyuruhnya untuk mencari player bernama Hector Gianni.

“Masalahnya setelah aku mengecek sistem, player bernama Hector Gianni itu ada puluhan. Aku tidak mungkin menemui mereka satu persatu dan memastikan Hector itu adalah orang yang tepat atau bukan,” desah Ilena tampak putus asa.

Javier mendengarkan cerita adik kembarnya dengan seksama. Meskipun penjelasan Ilena tidak cukup memuaskannya, karena Ilena tidak menyebutkan penyebab terjadinya dungeon break, tetapi solusi yang ditawarkan sistem kepada adiknya itu sepertinya layak untuk dicoba.

“Bagaimana kau mendapat Memory Key yang pertama?” tanya Javier mencoba merunut masalahnya.

“Itu ketika aku berhasil mengalahkan Skeleton Archaeopteryx,” jawab Ilena pendek.

Javier tampak berpikir sejenak. “Karena aku juga pemain Galatean yang sudah menyelesaikan banyak quest, maka begini kurang lebih analisisku: kau tetap harus mengalahkan bos monster untuk mendapatkan reward kedua dari quest tersebut. Namun bos monster yang kau kalahkan haruslah monster yang muncul di sekitar player bernama Hector Gianni. Bukankah tipe quest di Galatean semacam ini?” terangnya panjang lebar.

Mata Ilena membulat menatap kakak kembarnya. “Kau memang jenius, Jav. Tak heran ayah memilihmu menjadi penerus pimpinan perusahaan,” puji Ilena sembari mendekati kembarannya.

“Menjauh dariku. Jangan melakukan tindakan tidak terpuji,” cegah Javier mengelak dari pelukan Ilena. “Sekarang kita harus fokus menemukan dungeon break terdekat dengan player bernama Hector Gianni,” lanjut Javier sembari mengutak atikkeyboardnya.

Dalam layar superbesar di belakang punggung Javier, kini muncul puluhan gambar kota yang tengah kacau karena serangan monster. Di antara kota-kota tersebut Javier terus mencari bos monster yang mungkin tengah muncul.

“Kau. Munculkan daftar nama player bernama Hector itu beserta lokasi mereka. Kita cari yang paling mendekati,” perintah Javier kemudian.

Ilena mengangguk paham. Ia lantas memanggil kembali asisten sistemnya untuk memberi perintah serupa. Daftar nama player bernama Hector itu kembali muncul.

“Informasi yang kudapat, dungeon break terparah ada di kota Daehan, Kalkuta, Orolado, Starfa dan Kyoto,” kata Javier.

“Starfa. Itu lokasi player bernama Hector Gianni yang merupakan seorang swordman,” sahut Ilena kemudian.

Keduanya berpandangan sejenak seakan saling mengerti meski tanpa kata-kata.

“Aku akan pergi ke Starfa,” ucap Ilena, dibalas dengan anggukan mantap Javier.

Terpopuler

Comments

moonmaker

moonmaker

kereeennn

2022-10-23

1

Kerta Wijaya

Kerta Wijaya

🤟🤟

2022-08-09

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!