Arum melangkah menuju kamar, Air matanya masih meleleh di kedua pipi mulus nya,
Sesampai nya di kamar Arum meraih handuk dan berniat membersihkan diri nya terlebih dahulu, sebelum makan malam,
Melewati dapur, Arum menuju kamar mandi,Dengan menghapus kasar air matanya
Ia melihat Kakek,Nenek dan juga Wati kini telah duduk melingkar di atas dipan kayu, dengan makanan di tengah-tengah mereka, Siap di santap,
Melewati ketiga manusia itu Arum masuk kedalam kamar mandi sederhana di samping kiri dapur yang terletak di luar ruangan,
Setelah lima belas menit membersihkan tubuh nya yang lelah,Dengan Air dingin, Arum keluar kamar mandi dengan pakaian lengkap nya perut nya sudah lapar, Minta di isi,
" Giliran kamu yang makan, Lauk nya habis, Kamu makan pake sayur aja, " Siti berkata sambil melirik Arum yang baru saja mendudukan dirinya di atas dipan kayu tersebut,
"Lauk nya habis kah Nek?, " Arum bertanya sambil menelisik semua piring yang ada di hadapan nya,
Dan kesemua nya Tandas tak bersisa, tinggal semangkuk kecil sayur Nangka yang ada,
" Habis lah Rum!, Besok-besok kamu minta lah lebih banyak lagi lauk nya Rum, Kasian Wati makanya sering lauk Telur aja,
Siti berucap tanpa rasa bersalah,
Apa mereka sangka Warung itu milik nya, Sehingga dengan gampang nya meminta Lauk sesuka hati,
Di kasih begini saja sudah Syukur, Ini malah nyuruh bawa banyak-banyak, Terkadang Arum jeram dengan pemikiran Nenek nya itu,
" Makan sudah Rum, Jangan lupa mencuci piring nya ya, Nenek mau istirahat dulu, Pegal semua badan Nenek, Siti berlalu setelah, menuju kamar nya,
.
Setelah Siti berlalu air mata Arum menetes tanpa bisa d cegah, " Ayah.., Arum kangen..!, "
Arum meratap dalam hati nya, Selalu saja seperti ini setiap kali ada makanan pasti Wati di dahulukan,
Dan dirinya, Jika ada sisa barulah untuk diri nya, jika dia protes akan hal itu, Nenek akan menggungkit tentang Ayah nya yang meninggal tanpa meninggal kan harta secuil pun untuk nya,
Arum memakan makanan nya dengan derai air mata, Sampi kapan diri nya di perlakukan seperti ini, Sudah 10 tahun dirinya mngalami perlakuan seperti ini,
Ibu nya yang pergi merantau, Entah kemana, Tak ada kabar sama sekali, Yang katanya akan mengirimkan uang untuk nya, Begitu iming-iming sang Ibu, Saat membujuk nya 10 tahun Silam,
Arum yang merindukan Ayah dan juga Ibu nya, Tak jarang menangis diam-diam, Di tengah gelap dan sunyi nya malam, Tiada kasih sayang yang dia rasakan lagi, Setelah Ayah nya tiada,
.
.
"Mau kemana kamu?, Jam segini sudah rapih?, " Wati berdiri di ambang pintu kamar, Dengan melipat kedua tangannya di Dada,
" Mau jalan-jalan Sama Kak Rangga, " Arum menjawab sambil menyapukan bedak bayi di wajah nya yang putih tanpa noda nya, Tanpa menoleh ke arah Wati, Yang menampilkan raut iri yang kentara di mimik wajah nya,
" Enak ya!, Punya banyak pacar, Tiap hari bisa gonta-ganti Lelaki, "
Wati mencibir dengan hati dengki, Dirinya sampai sekarang tidak punya gebetan sama sekali, Sedang Arum, Lelaki yang mengantri sangat banyak, Untuk menjadi kekasih nya,
" Kamu kalau ngomong jangan asal, Pacar aku itu cuma Kak Rangga, Di jaga itu mulut jangan asal nyorosot aja, Nanti kamu temakan sama omongan kamu sendiri nantinya, "
Arum melewati pintu dengan menyenggol bahu Wati, Kesal sepupunya itu kalau ngomong suka mengada-ada, tak sesuai kenyataan, Pandai memfitnah,
" Sama aja itu sih, Orang setiap hari ada aj yang titip salam buat kamu," lanjut nya, Dengan mengikuti langkah Arum yang kini duduk di bangku kayu di teras Rumah, sambil memakai sepatu nya,
" Beda lah, Wati.., Itukan orang Titip salam, Bukan berarti semua nya aku pacari,
Lagian Kamu ini kenapa sih, Sirik betul sama Aku, Padahal aku nggak pernah ganggu hidup kamu kok,
Ting.ting.. Wati yang baru saja manggap ingin membalas perkataan Arum, Mendadak terdiam kala Bunyi klakson Motor terdengar di telinga nya.
Dan ternyata itu adalah Rangga, Rangga yang datang pagi itu dengan penampilan rapih dan santai, membuat Wati terpana, " Kak Rangga ganteng banget, "
Wati menggigit ujung jarinya, Saat Rangga melemparkan senyum nya kepada Arum yang berdiri menyambut nya,
" Udah siap.?, Berangkat sekarang?, " Tanya Rangga,
"Udah, Yuk berangkat, Arum berjalan mengikuti langkah Rangga, Ke arah motor nya,
" Kita jalan dulu ya Wati..," Rangga berkata sambil menjalankan Motor nya dengan Arum yang membonceng di belakang nya dengan. tangan memeluk pinggang Rangga,
Wati tak menjawab, Dirinya malah membayangkan jika yang duduk membonceng di belakang Rangga itu, Adalah dirinya, Bukan Arum, Hatinya semakin Dengki saja, melihat semua itu,
Lelah mengelilingi pasar tradisional dengan mencoba beraneka jajanan, Khas yang ada di daerah mereka, Kini Rangga melajukan Motor nya ke arah Rumah nya, Lebih tepat nya rumah Nenek nya,
" Loh Kak Rangga kenapa ke arah sini?, Ini bukan Arah rumah ku Kak!,. "
Arum berucap setelah menyadari jika Rangga tidak membawanya pulang ke rumah, malah ke jalan yang berlawan arah dari Rumah Nenek nya,
" Kita mampir dulu ke Rumah aku ya sayang, Aku mau ngambil Sesuatu, " Rangga berucap sambil mengelus tangan kekasih nya,
". Tapi Nanti Nenek kamu marah Kak, " Ucap Arum, khawatir Sebab dulu pernah sekali Rangga membawanya ke rumah dan itu, mendapat sambutan tak menyenangkan dari Nenek nya Rangga,
"Cantik saja tidak cukup, Untuk bisa bersanding dengan Cucuku yang berharga, Wanita yang Cocok untuk nya, Adalah yang satu kasta degan kami, bukan perempuan miskin seperti mu, "
Kata-kata itu langsung terngiang di benak Arum, Dan membuat nya takut untuk bertemu Nenek dari kekasih nya itu,
" Kamu tenang aja Nenek lagi nggak ada di rumah, Beliau lagi ada Undagan katanya, "
.
" Ayo masuk dulu sebentar, Nggak apa-apa jangan takut, Ada Aku oke, " Rangga menuntun Tangan Arum menuju kamar nya,
.
Next...
Jangan lupa like nya ya bestie 🤗
mohon maaf bila banyak Typo nya 🙏
Terima kasih banyak telah mampir ke Karya Receh Othor, Love you 😘😘😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
♣AviSa♣
si wati klondijadiin tumbal pesugihan diterima gak ya🤣🤣🤣🤣
2025-02-12
2
𝐀⃝🥀Angel❤️⃟Wᵃf
kangen sama novel ini jadi aku baca ulang 😁😁😁😁....
2024-04-29
0
Sukliang
wah nanti kebablasan
2023-10-31
0