Tak terasa kini Arum sudah sebulan tinggal bersam keluarga baik hati itu, Dengan keramahan Desi membuat Arum betah tinggal bersama mereka,
Arum seperti menemukan Sosok kakak dalam diri Desi yang menyayanginya, Desi begitu perhatian kepadanya, dalam menjalani kehamilannya yang kini sudah mau tiga bulan
Arum memutuskan ingin tinggal bersama mereka saja, Setelah mendegar cerita Desi, Yang ditinggal kan oleh Suaminya demi wanita lain, Suami Desi meninggalkan nya dan juga tidak membiayai ke tiga Anak nya,
Membuat Desi banting tulang sendiri, untuk memenuhi kebutuhan Anak-anak nya, Desi berjualan air mineral di terminal, Terkadang tetangga kontrakan nya ada yang meminta nya menyetrika pakaian,
Lumayan buat nambah-nambah uang belanja sehari-hari apapun di lakukan untuk menghidupi anak-anaknya yang penting halal,
" Danur kamu nggak pengen ngelanjutin sekolah?" Tanya Arum kepada Danur yang baru saja pulang sore itu dari berjualan di terminal, menggantikan Sang Ibu yang sedang mendapat pekerjaan tambahan menyetrik pakaian Tetangga nya, Yang Rutin setiap seminggu sekali,
" Mau kak! Tapi nggak ada biaya, Danur kasian sama Ibu, Ibu udah capek buat nyariin kita makan kalau di benanin lagi dengan beli perlengkapan sekolah, Danur nggak tega,"
Danur menunduk setelah mengatakan hal itu, Sedih melihat Ibunya setiap hari berjualan di terminal dengan menggendong Adiknya
Bocah 10 tahun lebih itu sangat menyayangi Ibu dan juga Adik-adiknya, Masih segar di ingatan bagaimana ia Ibu dan Adik-adiknya di usir oleh Ayah kandung nya, Hanya karena menuruti keinginan Istri baru nya
Arum maju lebih dekat dengan Danur, Dan mengelus punggung nya dengan sayang, " Kamu mau nggak besok temanin kakak ke pasar, Kakak pengen beli sesuatu,"
Arum berkata dengan tangan yang masih setia mengelus punggung bocah laki-laki itu,
mereka duduk di teras selonjoran, sedang Desi tengah memandikan kedua anak nya Dimas dan Dara di belakang
" Mau kak jam berapa? Pagi? " tanya Danur senang,
" Boleh! pagi aja biar nggak kepanasan di dalam Angkot, " Ucap Arum sambil tersenyum, " Ya udah mandi gih nanti kita makan bersama-sama Kakak masak enak hari ini, Pepes Ikan patin!" Lanjutnya dengan berdiri dari duduk nya dan menepuk bagian belakang celanya yang terkena pasir,
" Wah pasti enak itu. Danur suka!, Apapun di yang kak Arum masak pasti enak! Jadi nggak sabar dan tambah laper nih". Tukas Danur terkekeh, sambil berjalan ke dalam rumah untuk segera mandi,
" Mba! Aku mau ngomong sesuatu," Arum duduk di samping Desi yang sedang menyusun jualan nya di keranjang untuk di bawa Danur besok, ke Terminal,
" Mau ngomong Apa Rum?" Desi menepuk sisi kosong di samping nya, Yang tengah duduk selonjoran di atas karpet tipis di ruang tamu kecil itu,
" Gini mba.. Em gimana ya ngomong nya," Arum memandang Desi yang tengah menunggu apa yang mau ia bicarakan,
" Ngomong aja, Aku akan denger apapun itu, " Desi mengelus lengan Arum sambil tersenyum meyakin kan Arum jika dirinya tidak akan marah dengan apa yang akan di sampaikan nya,
" Arum pengen Danur kembali sekolah lagi mba, " Arum menjeda ucapan nya demi mengamati raut Desi yang terlihat senduh kala mendegar perkataan Arum,
" Mba jangan marah! Aku nggak bermaksud apa-apa, Aku udah menggangap Danur itu adik sendiri, Nanti Soal perlengkapan sekolah nya biar aku yang belikan, Gimana mba?
Arum menunggu jawaban dari Desi dengan deg-degan takut bila Desi menolak dan merasa tersinggung karena ucapan nya,
" Tapi mba nggak enak sama kamu Rum, kamu juga lagi perlu banget buat lahiran nanti kan? " Desi menatap Arum yang juga menatap nya,
" Nggak apa-apa Mba, Kalau untuk lahiran nanti uang nya masih ada, Aku juga mau buka warung kecil-kecilan di depan teras, Sepertinya Cocok jualan jajanan anak-anak, Aku lihat disini nggak ada warung, kalau mau beli jajan harus ke depan," Tukas Arum,
" Terus Sekalian kita jualan lauk pauk matang kan di sini banyak kontrak kan, Besok pagi aku bergi belanja bersmaa Danur," Lanjut Arum,
" Aku bukan menolak kebaikan kamu Rum, Kamupun sudah kuanggap saudara, Tapi aku nggak mau ngerepotin kamu, " Desi sudah menahan airmata harunya saat mengatakan hal itu,
" Nggak apa-apa Mba, Aku pengen Danur nanti sukses di masa depan, biar bisa ngebahagiain mba Desi, Danur pintar sayang kalau putus sekolah," tukas Arum
kata-kata Arum membuat pertahanan Desi runtuh, Dengan menyingkirkan keranjang di pangkuannya Desi memeluk Arum, Dengan air mata yang sudah berjatuhan tanpa perminsi,
" Terima kasih banyak Rum, kamu baik banget, Aku nggak tahu harus membalas nya dengan apa, Aku nggak punya apapun Rum!,"
Desi menggurai pelukan nya, dengan menarik lengan kaos nya untuk menghapus air matanya,
" Sama-sama Mba, Aku nggak mengharap balasan apapun mba, Aku hanya ingin Melihat Danur dan adik-adiknya nya sukses di masa depan, Itu udah cukup buat Arum."
Dengan melakukan hal yang sama Arum menarik ujung kaos nya dan menghapus sisa air matanya,
" Ayah kandung nya saja nggak perduli dengan anaknya Rum, Malah Sebuh mementingkan wanita itu ketimbang darah daging nya sendiri, " Desi kembali berkata dengan suara bergetar, menggingat hal yang paling menyakitkan hatinya dan Anak-anak nya,
" Udah mba nggak usah di ingat-ingat lagi, biar kan saja, yang penting kita harus bangkit, Aku ada tabungan sedikit, untuk modal kita usaha kecil-kecilan, " Kata Arum sambilengelus punggung Desi yang masih terisak,
Sedang Danur yang mendegar perkataan Arum dan Ibunya pun tengah menyusut air matanya, Haru, ia berjanji akan belajar dengan giat, akar menjadi orang sukses di masa depan nanti, Seperti yang di inginkan Arum Wanita muda yang baik hati,
Dirinya yang tidur di depan. TV dengan beralaskan kasur tipis itu, Dengan muda mendegar seluruh permbicaraan Arum dengan Ibu nya, mendegar suara tangisan Desi Danur merasakan sakit hati yang teramat sangat untuk sang Ayah, yang sudah tega menelantarkan mereka, mengusir mereka dari Rumah,
.
.
Next...
Segini dulu ya Bestie 🙏
kita lanjut besok lagi, jangan lupa like nya ya, biar Othor makin semangat up nya 😂
Makasih 🙏🤗 yang sudah berkenan mampir🙏
mohon maaf bila banyak Typo nya🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
ꪶꫝ🥀⃞oktavia ariani🔮S⃟M•
semoga kehidupan arum dan keluaga desi membaik , aminn
2023-10-17
1
AR Althafunisa
untung bertemu dengan orang walau sama-sama dalam keadaan susah, kalau sama-sama menjalani akan terasa ringan. Semangattt Arum 💪
2023-09-16
0
Widi Widurai
trnyata desi istrinya adit?
2023-09-08
0