Plak!!!
Arum memegang pipi nya yang kebas, Kepala nya berdenyut seiring dengan rasa perih yang menjalari sebelah wajah nya, Lagi dan lagi dirinya harus menerima ketidak adilan dari sang Kakek,
Atas sesuatu yang tidak dia lakukan, Menggapa selalunya seperti ini, Kakek nya hanya mau percaya perkataan Wati sepupu nya, Tidak kah Kakek nya bisa melihat selama ini dirinya sering sekali mengalah dalam hal apapun,
" Aku sudah sering bilang sama kamu, jangan pernah merusak barang-barang cucuku! "
Yono berteriak nyaring setelah melayangkan satu tamparan kepada Arum, Yang bahkan belum sempat mendudukan diri nya di lantai, Sore itu,
Tangan kasar nya selalu ringan kala melayang di tubuh Arum, Apapun yang di ucapkan Arum selalu di abaikan, walaupun itu adalah kenyataan,
" Kamu juga selalu keluyuran dengan laki-laki setiap pulang sekolah, Mau jadi apa kamu ini haa!, " Suara Yono menggelegar di rumah sempit nan sederhana itu,
"Kakek sering sekali menampar aku. hanya karena terlalu percaya perkataan Wati.! "
Arum berkata seraya melirik wajah Kakek nya yang datar, walaupun Kakek nya itu sudah uzur, Tetap saja tenaga seorang laki-laki sangat kuat, Apalagi Kakek nya itu pekerja kasar, Sudah tentu telapak tangan nya tidak lembut dah menambah rasa perih menggores pipi mulus nya.
"Aku pulang sekolah itu nggak kelayapan, Aku kerja,. Aku kerja untuk menghidupi diriku sendiri. Aku mencari sendiri biaya agar aku bisa bersekolah, " Air mata Arum sudah mengalir tanpa perminsi
" Tidak seperti cucu kesayangan mu itu yang hanya bisa merengek minta Uang, dan malas nya sampai ke ubun-ubun, "
Yono mengatupkan mulut nya dengan rapat, mendengar perkataan Arum, Dirinya selalu naik pitam saat mendengar aduan Wati tentang Arum,
Sedang Wati tersenyum penuh kepuasan, Tak memperdulikan sindiran Arum padanya,
Dirinya sangat puas dengan apa yang dia lihat hari ini, Sebuh pemandangan yang sangat menyenangkan bagi nya, Ya itu penderitaan Arum,
Wati yang dengki dan iri akan paras cantik Arum, Arum yang memiliki kulit putih warisan dari Ayah nya, bibir penuh dan terbelah dagu nya lancip, Tidak heran jika banyak teman sekolah nya yang menaruh hati pada Arum.
Dan Wati menjadi tempat penitipan salam hampir setiap hari sedari mereka duduk di bangku Sekolah menengah pertama,
Sangat berbeda dengan paras Wati yang memiliki kulit gelap dengan postur pendek, hanya sebahu Arum yang tingginya 165 cm, Dada nya penuh dan montok memiliki bo Kong yang bulat dan padat,
Sedang Wati dirinya hanya memiliki kelebihan di bagian bo kong nya saja,Sedang area Dada nya sangat kecil, Itulah yang membuat nya sangat Iri sejak mereka Remaja,
Kedengkian nya semakin bertambah dengan Arum yang berpacaran dengan Rangga lelaki yang dia sukai, Namun sayang tak dilirik sedikitpun oleh Rangga,
Hatinya panas setiap kali teman laki-laki nya menitip salam untuk Arum, Bahkan tak jarang mereka juga menitip kan hadiah, yang tentu saja tidak pernah sampai ke tangan Arum.
" Wati.. kamu kenapa sih selalu saja memfitnah aku yang enggak-enggak,
Memanggangnya aku salah apa sih sama kamu ha!. "
Arum menoleh ke arah Wati yang masih tersenyum-senyum sendiri kala melihat nya di tampar oleh Yono,
" Apaa! memang betul kan kamu yang rusakin baju aku?.Kamu iri kan sama aku yang bisa beli baju bagus!, Sedang kan kamu nggak, " Sahutnya membela diri,
"Aku nggak bodoh ya Ti! aku tahu trik kamu yang pengecut kek gini!, dari dulu alasan yang kamu bikin untuk menyalahkan aku kan itu-itu saja, " Arum melirik Yono yang tengah menghisap rokok nya di atas dipan yang berada di dekat dapur, tanpa rasa bersalah sedikitpun setelah menampar pipi cucu nya,
" Dari jaman kita kecil sampai sekarang trik yang kamu lakukan selalu sama, ya itu merobek bajumu sendiri, Lalu menuduh ku sebagai pelaku nya, "
Wati terdiam kala mendengar ucapan Arum, yang memang benar ada nya itu,. sudah berapa baju yang dia korbankan demi melihat Arum menderita,
" Dan lebih parah nya lagi yang mendengar aduan kamu itu malah menelan bulat-bulat saja apa yang kamu katakan, Tanpa memikirkan apa benar kah, salah kah "
Yono yang mendengar perkataan panjang lebar Arum, Tersedak asap rokok nya sendiri,
Yono merasa tersentil, Memang benar ada nya jika dirinya selalu mempercayai Wati ketimbang Arum, karena dirinya amat menyayangi Wati daripada cucu-cucu nya yang lain,
Wati salah tingkah medengar Ucapan Arum,
Sedang Siti yang tengah berada di dapur itupun keluar dan menegur Arum,
" Kamu itu jangan begitu sama orang Tua, dikasih tahu jangan melawan dengarkan dengan baik, " Siti berucap seraya mengambil bungkusan yang di tenteng Arum,
" Kamu itu seharus nya berterima kasih karena telah di rawat dengan baik disini, Kamu besar dari keringat Kakek dan nenek mu, " Lanjut nya sambil melirik Wati yang diam saja,
" Jangan banyak mengeluh, seharus nya kamu sadar diri Ayah mu tidak meninggalkan warisan apapun untuk mu, Ibumu pun demikian, Pergi merantau sampai sekarang tidak ada kabar nya, mengirim uang saja tidak"
Arum selalu merasa sedih jika sang Nenek mulai mengungkit kedua orang tuanya yang tidak meninggalkan warisan ataupun uang untuk nya,
Setiap kali Arum membela diri, Siti selalu menyinggung kedua orang tua nya,
Sedih. tentu saja merasa di asingkan sebagai cucu. Tidak di sayang, kedua Nenek dan Kakek nya pilih kasih, mereka condong ke Wati,
.
.
Next...
jangan lupa like nya ya bestie 🤗
mohon maaf bila banyak Typo 🙏
terima kasih 🙏🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 217 Episodes
Comments
♣AviSa♣
woy kakek jono....inget umur dah tuir masih aja arogan....didorong dikt aja nyungsep lho
2025-02-12
1
𝐀⃝🥀Angel❤️⃟Wᵃf
Kakek Yono juga .. knp main tampar Arum sih ... selidiki dulu knp sih kok udah tua tapi termakan omongan si Wati yang belum tentu bener
2024-04-29
0
Sukliang
kan udah bisa cari duit, keluar sja
2023-10-31
0