Sepupu Katanya?

Segerombolan motor dengan besar dengan warnanya yang bermacam semakin mendekat ke arah dua orang yang berdiri menantikan motor-motor dengan suara yang membuyarkan keheningan di malam hari menyaingi suara binatang malam yang memang sudah sangat jarang terdengar di daerah perkotaan, semakin punah sudahlah suara-suara binatang malam itu akibat bisingnya suara kendaraan roda dua.

Oh mungkin inilah yang membuat Raffan mendirikan bengkel di tempat seperti ini, jauh dari lingkungan perumahan karena kegiatan mereka yang sering berkumpul hingga larut tentu akan mengganggu jam istirahat orang lain, karena tidak dipungkiri bengkel ini pun dijadikan tempat mereka berkumpul sebelum atau sesudah balapan.

Dua orang asing yang memang tidak saling mengenal dan pertama kalinya dipertemukan itu bahkan mengenalkan nama masing-masing pun mereka belum sempat, keduanya berdiri berdampingan meski masih ada jarak yang cukup lumayan antara dua manusia yang berbeda jenis itu.

Kendaraan yang tadi hanya terlihat cahaya lampu serta gaungan knalpotnya saja pun kini sudah mulai terlihat jelas seiring rangkaian pergerakan yang mendekat.

Jantung Deefa seakan berhenti bekerja dengan kedua matanya yang bergerak mencari sosok suaminya, berusaha mengenali kotor sang suami yang sedikit membuatnya bingung karena ia yang tidak terlalu ingat berapa plat nomor suaminya dan masih harus di pusingkan dengan helm full face yang menutupi sebagian wajah.

Sejenak Deefa merasa sangat bodoh sebab matanya malah di buat pusing dengan jaket orang-orang di atas motor yang sama persis dengan yang suaminya gunakan saat pergi pagi tadi.

Oh ya Tuhan apakah mereka ini sebuah gang motor yang terorganisir? sampai-sampai mereka memakai pakaian yang serupa.

Di tengah kebingungan yang Deefa hadapi, pria di sampingnya bersuara.

"Itu Raffan."

Membuat Deefa mengikuti gerakan tangan sang pria menunjuk satu orang di atas motor tengah mengobrol dengan orang di boncengannya dan sepertinya Raffan belum menyadari kehadiran istrinya di tempat itu.

"Raffan!" sontak Agam berteriak memanggil Raffan agar segera turun dari motornya.

"Sebentar," sahut Raffan tanpa menoleh.

"Nggak mau duduk aja? paling dia ngurusin motornya dulu," ujar Agam hafal benar apa yang akan Raffan lakukan apabila baru kembali setelah balapan.

Raffan akan memeriksa motornya lebih dulu dengan bantuan Rio dan juga Gumay, teman kuliah sekaligus dadakan di bengkel miliknya bersama Agam.

"Dia kalau cek motor bisa setengah jam lebih loh," sambung Agam ketika mendapati Deefa tak bergeming dari tempatnya berdiri.

Anggukan Deefa sudah selayaknya membuat Agam bergerak untuk menarik satu kursi ke dekat sang wanita yang sedari tadi membuat dia bertanya-tanya siapa sebenarnya wanita yang mencari Raffan.

Kakaknya? ah tidak Agam langsung menepis pemikirannya itu karena dia sudah bertahun-tahun mengenal Raffan dan pria itu anak tunggal tidak mempunyai Kakak ataupun Adik.

"Lah siapa ini?" tanya Rio yang datang hendak mengambil perkakas yang dibutuhkan untuk mengoprek motor milik Raffan.

Rio tampak mengerutkan kening menatap pada wanita dengan pakaian tertutup yang duduk di teras bengkel pada tengah malam seperti ini, wanita ini jelas bukan wanita nakal yang biasanya berkeliaran malam hari untuk mencari mangsa.

"Cari Raffan," kata Agam memberitahu.

"Fan, ada yang cari!" tiba-tiba entah dari mana datangnya seorang pria langsung berteriak memanggil Raffan yang masih berjongkok di samping motornya.

"Apaan?" tanya Raffan pada Gumay yang juga bersamanya.

"Ada yang nyari elo Raffan Alawi bin Ustadz Imran Zainuri!" Gumay memberitahu dengan tampang sedikit dongkol.

Tanpa di sangka Rio yang tadinya hendak mengambil alat bengkel malah berlari dengan cepat ke tempat Raffan berada.

"Ada cewek nyariin Lo Raf," kata Rio dengan suaranya yang sedikit sesak karena harus berlarian.

"Fara?" tanya Raffan dengan tatapan tak percaya, "emang dia udah balik?" tanyanya lagi.

"Ngaco! bukan si Fara gebetan Lo!" seru Rio mendelik ketika Raffan malah menyebutkan nama teman kampus mereka yang padahal baru akan kembali besok.

"Paling juga Gaby pemandu sorak di lintasan," Gumay malah ikut nyeplos menebak wanita yang tengah diributkan oleh temannya.

Rio berdecakan kesal dengan celotehan Gumay.

"Kalau bukan Fara siapa? kan cewek yang gue kenal dan dekat sama kalian cuma dia doang," ujar Raffan masih belum mau beranjak dari posisinya yang sedang berjongkok di samping motor.

"Kunci nggak Lo ambil?" menanyakan alat bengkel yang seharusnya Rio bawa dengan wajah jengkel.

"Enggak," dengan polosnya Rio menggeleng, "abis gue kaget masa gue liat cewek sama Agam terus kata Agam nyariin elo, kata gue mah cakep tuh cewek Raf, wajahnya sih selera lo tapi penampilannya bukan Lo banget, kayak guru ngaji, Lo manggil guru ngaji ya kesini?"

Rio masih terus mengoceh membuat Raffan jadi penasaran terlebih lagi dengan pernyataan Rio tentang guru ngaji.

Pemikiran sableng macam apa yang ada di otak Rio hingga mengira dia akan memanggil guru ngaji ke bengkel, memangnya dia ingin mengubah bengkel ini menjadi TPA?

"Lo liat dulu sana, kalau nggak Lo liat ya Lo mana tahu siapa yang nyari elo Raffan!"

Gumay mulai bertambah kesal, menurutnya Raffan dan Rio sama-sama menyebalkan, ketimbang berdebat membicarakan siapa wanita itu bukanlah lebih baik melihatnya?

Ck!

Raffan berdecak tapi kemudian beranjak bangun seraya meletakkan helm ke jok motornya, pria itu mulai melangkah menuju bengkel yang sebagian rolling door nya sudah di turunkan, dari kejauhan matanya mengarah pada Agam dan seorang wanita yang tadi dibicarakan oleh Rio.

Kedua matanya mulai memicing guna bisa memastikan penglihatannya.

Di sana di sebuah bangku sudah ada seorang wanita yang dari penampilannya sudah bisa Raffan kenali.

"Deefa."

Jarak yang sudah tidak terlalu jauh membuat Deefa bisa melihat gerakan bibir Raffan yang berucap tanpa suara.

Deefa meremas seluruh jari-jemarinya disertai dengan deguban dari jantungnya, dari raut wajahnya terlihat jelas bahwa Raffan tidak senang ketika ia dengan berani mendatang tempat pria itu berada.

"Ngapain kesini?" tanya Raffan dengan nada cukup ketus begitu sudah berhadapan dengan Deefa yang serentak langsung berdiri.

"Nyariin Lo Raf, untung gue belum keburu pulang," Agam bersuara membuat Raffan sadar bahwa dia tidak bisa langsung mengomeli istrinya.

"Oke," Raffan beralih pada Agam.

"Lo kenal?" tanya Agam dengan tatapan menyelidik.

"Kenal, kalau nggak kenal ngapain dia nyari gue," sahut Raffan memutar bola matanya malas.

"Kenal di mana?" tanya Agam yang terlihat masih sangat penasaran tentang siapa wanita yang mencari berandalan seperti temannya itu, bahkan tidak membiarkan Deefa untuk membuka mulut guna menjawab pertanyaan dari sang teman.

"Kenapa sih Lo bawel banget dia sepupu gue, Kakak sepupu! palingan juga di suruh sama Pak ustad buat nyuruh gue pulang," jawab Raffan sekenanya.

"Sepupu Katanya?" bisik Deefa dalam hati mendengar jawaban dari pria yang menjadi suaminya.

Sebenarnya Deefa sudah tahu hal ini akan terjadi mengingat sebelumnya Raffan memang meminta untuk merahasiakan pernikahan mereka, tapi saat mendengar langsung dari mulut suaminya entah kenapa hatinya terasa sedikit sakit, seperti ada yang tersayat dan menimbulkan luka.

Agam mengedikkan bahunya lalu memilih untuk menjauh membiarkan Raffan berbicara dengan wanita yang katanya sepupunya itu.

"Dih malah ngomel-ngomel tuh bocah," celetuk Gumay saat melihat mulut Raffan bergerak dengan ekspresi yang kesal, meski tak mendengar dari ekspresi yang Raffan tunjukkan saja sudah terlihat jelas apa yang sedang pria itu lakukan.

Agam yang berdiri di dekat Gumay pun turut menoleh melihat apa yang sedang terjadi, sedangkan sebagian teman mereka sudah pulang ke rumahnya masing-masing.

"Maaf, Deefa hanya khawatir," ucap Deefa.

"Gue bukan anak kecil, gue udah sering pulang pagi nggak perlu di cari gue juga bakal pulang," omel Raffan.

"Sekarang berbeda Mas, Mas nggak bisa seenaknya."

"Gue juga tahu gue udah nikah punya tanggung jawab, tapi please deh jangan jadi istri yang nyebelin!"

"Deefa perhatian dan khawatir apa itu menyebalkan?"

"Udah lah, kita pulang!" Raffan malas berdebat di depan teman-temannya yang sekarang malah menjadi sangat kepo dengan menjadikan dia tontonan.

Dengan raut wajah kesal Raffan mengambil motornya seraya berbicara pada ketiga temannya yang tak bersuara, "gue pulang, laporan bengkel besok aja di kampus," katanya pada Agam yang mengangguk.

"Ayo cepat naik!" katanya pada Deefa yang kebingungan bagaimana caranya dia naik motor sport itu dengan pakaian yang ia kenakan.

Raffan menarik napas panjang lalu membuangnya dengan kasar.

"Pakai mobil gue aja Raf," Agam menawarkan.

Agam memang satu-satunya teman Raffan yang tidak suka naik motor apalagi balapan sangat berbeda jauh dengan Raffan yang benar-benar gila pada kendaraan roda dua, Agam lebih senang membawa mobil untuk kendaraan sehari-harinya.

"Nggak usah Gam, cepat naik Deef," perintah Raffan.

"Tapi kasihan itu kayaknya nggak bisa," Agam malah menjadi khawatir saat Deefa berusaha susah payah untuk naik ke atas motor tinggi itu dengan duduk menyamping, terlihat sangat berbahaya.

"Biasa aja Gam, nggak usah cemas gitu gue aja yang sepupunya biasa aja," bisa-bisanya Raffan malah meledek sang teman.

Setelah berjuang akhirnya Deefa bisa duduk di motor Raffan.

"Pegangan!" seru Raffan sebelum akhirnya menjalankan motornya setelah berpamitan pada teman nya.

Agam masih terus melihat pada wanita yang di boncengan Raffan yang berpegangan dengan ragu-ragu.

"Kalau suka bilang, baik-baikin tuh si Raffan biar Lo di ijinin deketin sepupunya," tutur Gumay yang sadar kalau sejak tadi Agam terus saja memperhatikan wanita yang sudah tak terlihat.

Agam tersentak kaget lalu menggaruk tengkuknya salah tingkah mendapati Rio dan Gumay tersenyum penuh arti kepadanya.

\*\*\*\*\*\*

Terpopuler

Comments

Elizabeth Zulfa

Elizabeth Zulfa

naaahhhh.... bagus nich klo raffan pnya saingan...apalagi temennya sndri

2022-12-17

1

Sunarty Narty

Sunarty Narty

ayo gam buat raffan nyesel,deketin aja tu deefa

2022-10-01

0

Halisa Fauzan

Halisa Fauzan

lah kenapa bilang ny sepupu fan ? entar kalo d gebet cowo laen baru nyesel apa lagi si agam udah terpesona liat deefa...

2022-08-27

0

lihat semua
Episodes
1 Si pembalap
2 Perayaan kemenangan
3 Seolah Maling
4 Dua Pilihan
5 Kalut
6 Masih Tidak Percaya
7 Perjalanan Panjang
8 Sah!!
9 Pertama Kali Bertemu
10 Kembali Ke Jakarta
11 Nyobain Sedikit
12 Adeefa Ranaya
13 Hanya Berdua Saja
14 Tapi Dijodohkan
15 Boleh Ikut?
16 Ingkar Janji
17 Tentang Nafkah
18 Kewajiban
19 Menyusul Si Berandal
20 Sepupu Katanya?
21 Marah
22 Anak-anak Yang Lucu
23 Jadi Kamu?
24 Perceraian
25 Sesuka Hati
26 Pertanyaan Agam
27 Polosnya Kinara
28 Memangnya Kamu Serius?
29 Deketin Sepupunya
30 Raffan Yang Aneh
31 Gue Aduin!
32 Drama Raffan
33 Jadi Ketemuannya Pindah Ke Rumah?
34 Kinara dan Raffan
35 Lo Ngambek Ya?
36 Kecewa Tak Bertepi
37 Patah Hati Kah?
38 Tangis Deefa
39 Tidak Percaya
40 Sangat Dekat
41 Kalau Begitu Biar Deefa Memilih
42 Talak
43 Kesempatan
44 Biar Deefa Disini Dulu
45 Sentuhan Menggetarkan
46 Fara Nyariin
47 Brengsek!!
48 Menikah
49 Tanggung Jawab
50 Jemput Istri
51 Raffan Dengan Tingkahnya
52 Unboxing Dimana?
53 Jangan Ceramah Terus
54 Serangan Fajar!
55 Malah Bangun!
56 Senyum Raffan
57 Bolos Lagi
58 Raffan Lagi Kerja Keras
59 Meminta Izin
60 Balapan?
61 Pulang Sana
62 Jadi Mandor!
63 Jatuh Saat Balapan
64 Malah Takut Pulang
65 Jangan Cari Masalah
66 Kecewanya Seorang Istri
67 Jangan Marah Terus
68 Teriakan Raffan
69 Pengagum Lainnya
70 Sayang Tapi Belum Cinta
71 Gelut yuk..
72 Cemburu?
73 Beli Ginian?
74 Emosi
75 Mentaati Suami
76 Merah Yang Sempurna
77 Lima Bulan Pernikahan
78 Kantor Polisi?
79 Bukan Tentang Biasa Atau Tidak
80 Aku Juga Rindu
81 Kok Malah begini?
82 Gue Pacarnya!
83 Gue Yang Lapor
84 Niat Banget!
85 Jangan Ulangi Lagi
86 Raisya Siapa?
87 Istri Sabar
88 Sudah Ada Tanda Belum?
89 Permintaan Atau Desakan?
90 Raffan Marah
91 Jalan-Jalan Di Taman
92 Salah Sasaran
93 Tak berkutik
94 Berselisih
95 Suami Yang Ngambek
96 Menjadi Lebih Dewasa
97 Rasa Cemas
98 Tamu Kecil
99 Berita Duka
100 Sebenarnya Tidak Bisa
101 Tangan Yang Bergetar
102 Kebohongan
103 Kebohongan Lagi
104 Ada Yang Aneh
105 Dia Itu Kenapa?
106 Temannya Pun Heran
107 Raffan Yang Bermasalah
108 Sekarang Apa?
109 Cabut Tuntutan Lo!
110 Teman Yang Peduli
111 Mulai Rindu
112 Tidak Mau Percaya
113 Menemui Yang Tercinta
114 Pemandangan Yang Terlihat
115 Wanita Itu Lagi
116 Raffan Jadi Anak Baik
117 Pelukan Rindu
118 Bukan Waktunya
119 Embun Pagi Yang Dingin
120 Langit Yang Ikut Bersedih
121 Mengurus Anak
122 Permintaan Sang Mertua
123 Tentang Yang Dia Tidak Tahu
124 Usaha Raffan
125 Usaha Yang Percuma?
126 Kenapa Harus Seperti Ini
127 Bagaimana Dengan Ibu?
128 Terpuruk
129 Pesan Yang Tersampaikan
130 Permintaan Deefa
131 Raffan Tidak Mau Melawan Ibu..
132 Tidak Peduli
133 Bukan Kriteria
134 Berjalan Normal Meski Ada Prahara
135 Siluman Rubah
136 Wajah Penuh Dosa
137 Sudah Saling Kenal
138 Ditentang..
139 Gelisah Sebuah Pertanda
140 Suasana Tenang
141 Mendung Membawa Badai
142 Lintah Penghisap Darah
143 Makin Tidak Mengenali
144 Aku Lelah Deef..
145 Tajamnya Mulut
146 Jauh Berbeda
147 Menjadi Lebih Murka
148 Menantu dan Mertua
149 Termasuk Kamu!
150 Kita Berakhir!
151 Harus Pergi
152 Perpisahan Menyakitkan
153 Tersapu Angin
154 Ibu Yang Bukan Lagi Ibu
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Si pembalap
2
Perayaan kemenangan
3
Seolah Maling
4
Dua Pilihan
5
Kalut
6
Masih Tidak Percaya
7
Perjalanan Panjang
8
Sah!!
9
Pertama Kali Bertemu
10
Kembali Ke Jakarta
11
Nyobain Sedikit
12
Adeefa Ranaya
13
Hanya Berdua Saja
14
Tapi Dijodohkan
15
Boleh Ikut?
16
Ingkar Janji
17
Tentang Nafkah
18
Kewajiban
19
Menyusul Si Berandal
20
Sepupu Katanya?
21
Marah
22
Anak-anak Yang Lucu
23
Jadi Kamu?
24
Perceraian
25
Sesuka Hati
26
Pertanyaan Agam
27
Polosnya Kinara
28
Memangnya Kamu Serius?
29
Deketin Sepupunya
30
Raffan Yang Aneh
31
Gue Aduin!
32
Drama Raffan
33
Jadi Ketemuannya Pindah Ke Rumah?
34
Kinara dan Raffan
35
Lo Ngambek Ya?
36
Kecewa Tak Bertepi
37
Patah Hati Kah?
38
Tangis Deefa
39
Tidak Percaya
40
Sangat Dekat
41
Kalau Begitu Biar Deefa Memilih
42
Talak
43
Kesempatan
44
Biar Deefa Disini Dulu
45
Sentuhan Menggetarkan
46
Fara Nyariin
47
Brengsek!!
48
Menikah
49
Tanggung Jawab
50
Jemput Istri
51
Raffan Dengan Tingkahnya
52
Unboxing Dimana?
53
Jangan Ceramah Terus
54
Serangan Fajar!
55
Malah Bangun!
56
Senyum Raffan
57
Bolos Lagi
58
Raffan Lagi Kerja Keras
59
Meminta Izin
60
Balapan?
61
Pulang Sana
62
Jadi Mandor!
63
Jatuh Saat Balapan
64
Malah Takut Pulang
65
Jangan Cari Masalah
66
Kecewanya Seorang Istri
67
Jangan Marah Terus
68
Teriakan Raffan
69
Pengagum Lainnya
70
Sayang Tapi Belum Cinta
71
Gelut yuk..
72
Cemburu?
73
Beli Ginian?
74
Emosi
75
Mentaati Suami
76
Merah Yang Sempurna
77
Lima Bulan Pernikahan
78
Kantor Polisi?
79
Bukan Tentang Biasa Atau Tidak
80
Aku Juga Rindu
81
Kok Malah begini?
82
Gue Pacarnya!
83
Gue Yang Lapor
84
Niat Banget!
85
Jangan Ulangi Lagi
86
Raisya Siapa?
87
Istri Sabar
88
Sudah Ada Tanda Belum?
89
Permintaan Atau Desakan?
90
Raffan Marah
91
Jalan-Jalan Di Taman
92
Salah Sasaran
93
Tak berkutik
94
Berselisih
95
Suami Yang Ngambek
96
Menjadi Lebih Dewasa
97
Rasa Cemas
98
Tamu Kecil
99
Berita Duka
100
Sebenarnya Tidak Bisa
101
Tangan Yang Bergetar
102
Kebohongan
103
Kebohongan Lagi
104
Ada Yang Aneh
105
Dia Itu Kenapa?
106
Temannya Pun Heran
107
Raffan Yang Bermasalah
108
Sekarang Apa?
109
Cabut Tuntutan Lo!
110
Teman Yang Peduli
111
Mulai Rindu
112
Tidak Mau Percaya
113
Menemui Yang Tercinta
114
Pemandangan Yang Terlihat
115
Wanita Itu Lagi
116
Raffan Jadi Anak Baik
117
Pelukan Rindu
118
Bukan Waktunya
119
Embun Pagi Yang Dingin
120
Langit Yang Ikut Bersedih
121
Mengurus Anak
122
Permintaan Sang Mertua
123
Tentang Yang Dia Tidak Tahu
124
Usaha Raffan
125
Usaha Yang Percuma?
126
Kenapa Harus Seperti Ini
127
Bagaimana Dengan Ibu?
128
Terpuruk
129
Pesan Yang Tersampaikan
130
Permintaan Deefa
131
Raffan Tidak Mau Melawan Ibu..
132
Tidak Peduli
133
Bukan Kriteria
134
Berjalan Normal Meski Ada Prahara
135
Siluman Rubah
136
Wajah Penuh Dosa
137
Sudah Saling Kenal
138
Ditentang..
139
Gelisah Sebuah Pertanda
140
Suasana Tenang
141
Mendung Membawa Badai
142
Lintah Penghisap Darah
143
Makin Tidak Mengenali
144
Aku Lelah Deef..
145
Tajamnya Mulut
146
Jauh Berbeda
147
Menjadi Lebih Murka
148
Menantu dan Mertua
149
Termasuk Kamu!
150
Kita Berakhir!
151
Harus Pergi
152
Perpisahan Menyakitkan
153
Tersapu Angin
154
Ibu Yang Bukan Lagi Ibu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!