Sah!!

Selesai sholat berjamaah lalu di lanjut dengan makan malam bersama dengan para tamu yang sudah hadir, tentunya tujuan beberapa orang itu untuk memenuhi undangan dari sang pemilik pondok pesantren yang menjadi wakil dari keluarga besar terutama orang tua dari wanita bernama Adeefa Ranaya yang saat ini tengah merasakan ketegangan disertai dengan keringat dingin yang terus keluar dari tubuhnya.

Orang tua Adeefa sudah menyerahkan semua urusan tentang pernikahan sang anak pada Kiai Burhan yang memang sudah sejak kecil Adeefa tinggal di pesantren miliknya.

Orang tua Adeefa yang tinggal berdekatan dengan pesantren sangat percaya dengan Kiyai Burhan pun setelah Kiai itu mengatakan temannya yang pernah datang ingin mempersunting Adeefa untuk anak mereka, jadilah keduanya tanpa pikir panjang langsung menyetujui apa yang Kiyai Burhan katakan, sangat percaya karena mereka tahu Kiyai Burhan tidak akan membuat mereka kecewa terlebih mereka juga tahu Kiyai Burhan dan istrinya juga menyayangi Adeefa layaknya anak sendiri.

Sejak tadi dia belum di perbolehkan untuk keluar sama sekali, bahkan untuk makan bersama atau sekedar melihat calon suaminya pun wanita yang menggunakan hijab serta gamis sederhana itupun benar-benar di larang, sekarang dia berada di ruangan lain dengan ditemani oleh penghuni pesantren lainnya serta istri dari pemilik pondok pesantren yang sering dia panggil Umi karena hubungan mereka yang sudah sangat dekat.

"Umi," panggil Defa dengan suaranya yang terdengar sangat lembut dan merdu, sungguh suara seorang wanita yang rasanya tidak akan berani berbicara keras pada suaminya kelak.

"Kenapa Defa?" tanya wanita yang duduk tak jauh dari wanita berkerudung dengan penampilan sangat sederhana, tidak ada make up berlebihan di wajahnya padahal ia tahu hari ini adalah hari bahagianya.

Hari pernikahan yang dimana biasanya seorang pengantin akan didandani sangat cantik serta menggunakan pakaian bagus tapi sangat berbeda untuk dirinya, semua itu tidak ada bahkan ia sama sekali belum mengenal siapa laki-laki yang akan menjadi suaminya, seperti apa wajahnya dan bagaimana perangainya,bahkan suaranya pun dia belum mendengarnya padahal rasanya mereka hanya berbeda ruangan dan itupun masih bersebelahan, sejak tadi dia mendengar suara orang-orang berbincang, mendengar suara orang tuanya lalu suara Kiai Burhan, dan suara pria juga wanita yang ia yakini adalah suara calon mertuanya.

Lalu kemana laki-laki yang akan menjadi suaminya? apakah laki-laki itu tidak ikut? atau? ah Adeefa malah bergelut dengan pikirannya sendiri.

"Tampan, calon suamimu sangat tampan," ucap istri dari Kiai Burhan membuat Adeefa merunduk dan tersipu malu.

"Kata Umi tampan Kak Defa," ulang Salimah anak dari Kiyai Burhan dan Umi yang sejak tadi setia menemaninya.

Sedang diluar ruangan seorang pemuda yang sejak tadi membuat wanita di ruangan sebelahnya berdebar penasaran karena belum melihat wajahnya sama sekali, pun merasakan yang sama dalam hatinya dia terus saja berbicara sendiri.

"Jadi yang mana calon istri gue? yang itu? nggak mungkin! itu tua banget," menepis sendiri pertanyaannya yang terus berbicara dalam hati saat melihat pada seorang wanita yang dia tafsir berusia lebih dari 40tahun.

"Sampai detik inipun gue belum melihatnya sama sekali, benar-benar zaman Siti Nurbaya, seakan beli kucing dalam karung," terus saja hatinya mengoceh lebih lagi sekarang sudah ada petugas dari KUA yang akan mencatat pernikahannya dan tentunya penghulu.

Semua sudah siap dan itu artinya dia sudah harus mengucapkan ijab qobul tanpa tahu seperti apa wanita yang menjadi istrinya itu.

"Sudah waktunya," bisik Ustad Imran yang duduk di samping sebelah kanan Raffan.

"Astaga Ayah! Raffan saja belum melihat wanita itu, lalu kenapa tiba-tiba sudah harus mengucapkan ijab!" protes Raffan masih menjaga nada suaranya agar hanya dia Ayah serta Ibunya saja yang mendengar.

"Setelah ini kamu akan melihatnya, sudah lakukan saja apa yang Ayah katakan hanya tinggal menjabat tangan wali dari Adeefa lalu mengikuti apa yang dia katakan dan kamu akan bisa bertemu dengan istrimu," tekan sang Ustad.

"Pernikahan ini bukan main-main Ayah."

"Kamu tahu ini memang bukan main-main jadi Ayah minta kamu tidak usah bersikap seperti anak kecil!" bisik Ustad Imran.

Raffan menatap pria yang sudah duduk didepannya, pria tua berwajah ramah yang sejak tadi tersenyum padanya dan yang akhirnya dia tahu bahwa pria itu adalah Ayah dari calon istrinya.

"Ijab kabul akan segera dilakukan," bisik Umi Salamah memberitahukan semua yang berada di dalam ruangan bersamanya terutama pada wanita berwajah ayu yang terus merunduk menyembunyikan wajahnya.

Semua yang ada di dalam ruangan itu tampak menunjukkan raut wajah tegang menunggu tak sabar seorang pemuda yang akan melakukan ijab kabul untuk menjadikan seorang wanita sah sebagai istrinya.

"Sah!!"

Semua berkata kencang dan penuh semangat ketika ijab kabul sudah dilaksanakan dengan sangat lancar oleh Raffan, ketegangan yang menghiasi ruangan itu kini berganti dengan ucapan syukur tak terkira setelah mereka menjadi saksi bersatunya dua insan yang tidak saling mengenal itu.

"Alhamdulillah."

Ucap mereka bersamaan dengan seorang wanita yang kini menitikkan air mata karena statusnya sudah berubah, dia bukan lagi seorang gadis melainkan istri dari seorang pria yang sebentar lagi akan dia lihat bagaimana pria itu.

*****

Terpopuler

Comments

🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚

🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚

sabarr dunk bangg 🤭🤭 meskipun umur nya di atas muu tpi wajah nya ngak keliatan di atas mu kokk 🤭🤭

2023-01-04

0

nuri

nuri

penasaran jg... 40th🤣

2022-12-17

0

dementor

dementor

semoga samawa..

2022-11-08

1

lihat semua
Episodes
1 Si pembalap
2 Perayaan kemenangan
3 Seolah Maling
4 Dua Pilihan
5 Kalut
6 Masih Tidak Percaya
7 Perjalanan Panjang
8 Sah!!
9 Pertama Kali Bertemu
10 Kembali Ke Jakarta
11 Nyobain Sedikit
12 Adeefa Ranaya
13 Hanya Berdua Saja
14 Tapi Dijodohkan
15 Boleh Ikut?
16 Ingkar Janji
17 Tentang Nafkah
18 Kewajiban
19 Menyusul Si Berandal
20 Sepupu Katanya?
21 Marah
22 Anak-anak Yang Lucu
23 Jadi Kamu?
24 Perceraian
25 Sesuka Hati
26 Pertanyaan Agam
27 Polosnya Kinara
28 Memangnya Kamu Serius?
29 Deketin Sepupunya
30 Raffan Yang Aneh
31 Gue Aduin!
32 Drama Raffan
33 Jadi Ketemuannya Pindah Ke Rumah?
34 Kinara dan Raffan
35 Lo Ngambek Ya?
36 Kecewa Tak Bertepi
37 Patah Hati Kah?
38 Tangis Deefa
39 Tidak Percaya
40 Sangat Dekat
41 Kalau Begitu Biar Deefa Memilih
42 Talak
43 Kesempatan
44 Biar Deefa Disini Dulu
45 Sentuhan Menggetarkan
46 Fara Nyariin
47 Brengsek!!
48 Menikah
49 Tanggung Jawab
50 Jemput Istri
51 Raffan Dengan Tingkahnya
52 Unboxing Dimana?
53 Jangan Ceramah Terus
54 Serangan Fajar!
55 Malah Bangun!
56 Senyum Raffan
57 Bolos Lagi
58 Raffan Lagi Kerja Keras
59 Meminta Izin
60 Balapan?
61 Pulang Sana
62 Jadi Mandor!
63 Jatuh Saat Balapan
64 Malah Takut Pulang
65 Jangan Cari Masalah
66 Kecewanya Seorang Istri
67 Jangan Marah Terus
68 Teriakan Raffan
69 Pengagum Lainnya
70 Sayang Tapi Belum Cinta
71 Gelut yuk..
72 Cemburu?
73 Beli Ginian?
74 Emosi
75 Mentaati Suami
76 Merah Yang Sempurna
77 Lima Bulan Pernikahan
78 Kantor Polisi?
79 Bukan Tentang Biasa Atau Tidak
80 Aku Juga Rindu
81 Kok Malah begini?
82 Gue Pacarnya!
83 Gue Yang Lapor
84 Niat Banget!
85 Jangan Ulangi Lagi
86 Raisya Siapa?
87 Istri Sabar
88 Sudah Ada Tanda Belum?
89 Permintaan Atau Desakan?
90 Raffan Marah
91 Jalan-Jalan Di Taman
92 Salah Sasaran
93 Tak berkutik
94 Berselisih
95 Suami Yang Ngambek
96 Menjadi Lebih Dewasa
97 Rasa Cemas
98 Tamu Kecil
99 Berita Duka
100 Sebenarnya Tidak Bisa
101 Tangan Yang Bergetar
102 Kebohongan
103 Kebohongan Lagi
104 Ada Yang Aneh
105 Dia Itu Kenapa?
106 Temannya Pun Heran
107 Raffan Yang Bermasalah
108 Sekarang Apa?
109 Cabut Tuntutan Lo!
110 Teman Yang Peduli
111 Mulai Rindu
112 Tidak Mau Percaya
113 Menemui Yang Tercinta
114 Pemandangan Yang Terlihat
115 Wanita Itu Lagi
116 Raffan Jadi Anak Baik
117 Pelukan Rindu
118 Bukan Waktunya
119 Embun Pagi Yang Dingin
120 Langit Yang Ikut Bersedih
121 Mengurus Anak
122 Permintaan Sang Mertua
123 Tentang Yang Dia Tidak Tahu
124 Usaha Raffan
125 Usaha Yang Percuma?
126 Kenapa Harus Seperti Ini
127 Bagaimana Dengan Ibu?
128 Terpuruk
129 Pesan Yang Tersampaikan
130 Permintaan Deefa
131 Raffan Tidak Mau Melawan Ibu..
132 Tidak Peduli
133 Bukan Kriteria
134 Berjalan Normal Meski Ada Prahara
135 Siluman Rubah
136 Wajah Penuh Dosa
137 Sudah Saling Kenal
138 Ditentang..
139 Gelisah Sebuah Pertanda
140 Suasana Tenang
141 Mendung Membawa Badai
142 Lintah Penghisap Darah
143 Makin Tidak Mengenali
144 Aku Lelah Deef..
145 Tajamnya Mulut
146 Jauh Berbeda
147 Menjadi Lebih Murka
148 Menantu dan Mertua
149 Termasuk Kamu!
150 Kita Berakhir!
151 Harus Pergi
152 Perpisahan Menyakitkan
153 Tersapu Angin
154 Ibu Yang Bukan Lagi Ibu
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Si pembalap
2
Perayaan kemenangan
3
Seolah Maling
4
Dua Pilihan
5
Kalut
6
Masih Tidak Percaya
7
Perjalanan Panjang
8
Sah!!
9
Pertama Kali Bertemu
10
Kembali Ke Jakarta
11
Nyobain Sedikit
12
Adeefa Ranaya
13
Hanya Berdua Saja
14
Tapi Dijodohkan
15
Boleh Ikut?
16
Ingkar Janji
17
Tentang Nafkah
18
Kewajiban
19
Menyusul Si Berandal
20
Sepupu Katanya?
21
Marah
22
Anak-anak Yang Lucu
23
Jadi Kamu?
24
Perceraian
25
Sesuka Hati
26
Pertanyaan Agam
27
Polosnya Kinara
28
Memangnya Kamu Serius?
29
Deketin Sepupunya
30
Raffan Yang Aneh
31
Gue Aduin!
32
Drama Raffan
33
Jadi Ketemuannya Pindah Ke Rumah?
34
Kinara dan Raffan
35
Lo Ngambek Ya?
36
Kecewa Tak Bertepi
37
Patah Hati Kah?
38
Tangis Deefa
39
Tidak Percaya
40
Sangat Dekat
41
Kalau Begitu Biar Deefa Memilih
42
Talak
43
Kesempatan
44
Biar Deefa Disini Dulu
45
Sentuhan Menggetarkan
46
Fara Nyariin
47
Brengsek!!
48
Menikah
49
Tanggung Jawab
50
Jemput Istri
51
Raffan Dengan Tingkahnya
52
Unboxing Dimana?
53
Jangan Ceramah Terus
54
Serangan Fajar!
55
Malah Bangun!
56
Senyum Raffan
57
Bolos Lagi
58
Raffan Lagi Kerja Keras
59
Meminta Izin
60
Balapan?
61
Pulang Sana
62
Jadi Mandor!
63
Jatuh Saat Balapan
64
Malah Takut Pulang
65
Jangan Cari Masalah
66
Kecewanya Seorang Istri
67
Jangan Marah Terus
68
Teriakan Raffan
69
Pengagum Lainnya
70
Sayang Tapi Belum Cinta
71
Gelut yuk..
72
Cemburu?
73
Beli Ginian?
74
Emosi
75
Mentaati Suami
76
Merah Yang Sempurna
77
Lima Bulan Pernikahan
78
Kantor Polisi?
79
Bukan Tentang Biasa Atau Tidak
80
Aku Juga Rindu
81
Kok Malah begini?
82
Gue Pacarnya!
83
Gue Yang Lapor
84
Niat Banget!
85
Jangan Ulangi Lagi
86
Raisya Siapa?
87
Istri Sabar
88
Sudah Ada Tanda Belum?
89
Permintaan Atau Desakan?
90
Raffan Marah
91
Jalan-Jalan Di Taman
92
Salah Sasaran
93
Tak berkutik
94
Berselisih
95
Suami Yang Ngambek
96
Menjadi Lebih Dewasa
97
Rasa Cemas
98
Tamu Kecil
99
Berita Duka
100
Sebenarnya Tidak Bisa
101
Tangan Yang Bergetar
102
Kebohongan
103
Kebohongan Lagi
104
Ada Yang Aneh
105
Dia Itu Kenapa?
106
Temannya Pun Heran
107
Raffan Yang Bermasalah
108
Sekarang Apa?
109
Cabut Tuntutan Lo!
110
Teman Yang Peduli
111
Mulai Rindu
112
Tidak Mau Percaya
113
Menemui Yang Tercinta
114
Pemandangan Yang Terlihat
115
Wanita Itu Lagi
116
Raffan Jadi Anak Baik
117
Pelukan Rindu
118
Bukan Waktunya
119
Embun Pagi Yang Dingin
120
Langit Yang Ikut Bersedih
121
Mengurus Anak
122
Permintaan Sang Mertua
123
Tentang Yang Dia Tidak Tahu
124
Usaha Raffan
125
Usaha Yang Percuma?
126
Kenapa Harus Seperti Ini
127
Bagaimana Dengan Ibu?
128
Terpuruk
129
Pesan Yang Tersampaikan
130
Permintaan Deefa
131
Raffan Tidak Mau Melawan Ibu..
132
Tidak Peduli
133
Bukan Kriteria
134
Berjalan Normal Meski Ada Prahara
135
Siluman Rubah
136
Wajah Penuh Dosa
137
Sudah Saling Kenal
138
Ditentang..
139
Gelisah Sebuah Pertanda
140
Suasana Tenang
141
Mendung Membawa Badai
142
Lintah Penghisap Darah
143
Makin Tidak Mengenali
144
Aku Lelah Deef..
145
Tajamnya Mulut
146
Jauh Berbeda
147
Menjadi Lebih Murka
148
Menantu dan Mertua
149
Termasuk Kamu!
150
Kita Berakhir!
151
Harus Pergi
152
Perpisahan Menyakitkan
153
Tersapu Angin
154
Ibu Yang Bukan Lagi Ibu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!