Nyobain Sedikit

"Ngapain disini!?"

Raffan tersentak kaget saat dia turun dari mobil dan di sampingnya ada Deefa yang berdiri dengan gamis yang berwarna putih.

Bayangkan seperti apa kagetnya jika dalam keadaan gelap seperti ini malah harus melihat seorang wanita dengan berpakaian serba putih, cukup menyeramkan! dan itulah yang Raffan rasakan saat ini.

"Tungguin Mas," sahut Deefa.

Patut Raffan akui suara wanita yang menjadi istrinya itu yang kala berbicara begitu pelan terdengar begitu merdu dan mendayu-dayu seolah tarian erotis yang menggodanya.

Glek!

Raffan menelan saliva nya semakin menjadi kala Deefa mengangkat wajahnya, tingginya hanya sebatas bibir Raffan saja seolah sangat pas untuk Raffan berikan kecupan pada keningnya, lalu bibirnya yang sedikit penuh serta warnanya yang merah alami tak luput dari kedua mata tajam Raffan yang semakin liar mencari kelebihan fisik dari wanita berusia 25tahun ini.

"Nyobain sedikit boleh kali ya?!" bisik Raffan dalam hati.

Yah tentu seusia dia memang terbilang cukup dewasa untuk mengenal yang namanya tersetrum saat berdekatan dengan lawan jenis, sengatan listrik seolah mengenai seluruh tubuhnya terutama bagian lain yang tersembunyi.

"Jangan, jangan, inget Raffan dia ini perempuan yang bakal ngekang elu nantinya, jadi nggak usah bermain api dengan dalih nyobain sedikit, lu pikir dia makanan apa! kalau dia baper elu juga yang bakal repot nantinya!" Raffan memperingatkan dirinya sendiri agar tidak menuntaskan pikirannya barusan.

Raffan mengerakkan kepalanya seperti tengah menyadarkan diri dari gangguan istri di depannya.

Aneh! dia merasa di ganggu sedangkan Deefa sejak tadi tidak melakukan apapun yang bisa dikatakan mengganggu.

"Mas," tegur Deefa mendapati Raffan yang mematung sambil menatapnya.

"Kan udah gue bilang nggak usah panggil Mas! kesannya tua banget tahu nggak!" omel Raffan memprotes padahal tadi dia sudah memperingati Deefa untuk mengganti panggilannya.

"Lalu Deefa harus panggil apa," bingung Deefa meremas ujung kerudung yang dia pakai.

"Nama aja, Raffan panggil gue Raffan!" ketus Raffan lalu pandangannya beralih ke sekitar mereka mencari orang tuanya yang tidak terlihat.

"CK, Ayah sama Ibu dimana?" tanya Raffan.

Deefa menggeleng karena memang dia tidak melihat kemana perginya kedua mertuanya itu, dan sopir pun tidak menampakkan batang hidungnya.

Dengan dengusan Raffan melenggang pergi tanpa mengatakan apapun pada wanita yang sejak tadi berdiri di sampingnya.

"Kenapa malah bengong disitu?!" seru Raffan saat sadar Deefa tidak mengikutinya.

Deefa menatap sosok tinggi yang berdiri beberapa meter darinya menunjukkan wajah yang sedikit galak, hanya bisa bengong menatapnya sampai akhirnya tubuh Deefa menjengkit kaget saat telinganya mendengar seruan kencang dari mulut pria di depan sana.

"Deefa!"

Sontak Deefa pun terkesiap lalu mencoba berjalan cepat untuk menyusul pria galak itu.

"Kenapa tadi tidak ganti baju dulu sih!" celetuk Raffan saat Deefa sudah berada di dekatnya.

Raffan merasa tak suka dengan gamis yang Deefa pakai, terlihat sangat menyusahkan hingga membuat gerakan wanita itu menjadi begitu lambat dan Raffan kesal walau harus menunggu sebentar saja sampai Deefa sampai.

"Aku memang memakai pakaian seperti ini setiap harinya," sahut Deefa membuat mata Raffan melebar.

Deefa memang selalu memakai gamis atau jika tidak rok dengan tunik yang besar hingga lekuk tubuhnya tidak terlihat, bukankah lekuk tubuhnya itu haram di lihat oleh lawan jenisnya terkecuali oleh suaminya sendiri.

"Setiap hari? pakaian lu begini?" tanya Raffan tak percaya.

Dan saat Deefa mengangguk Raffan pun menepuk keningnya dengan sangat keras, menyadarkan dia bahwa yang dia nikahi adalah seorang guru mengaji dari pondok pesantren dan sudah sewajarnya penampilannya akan sangat tertutup berbanding jauh dengan teman-teman wanitanya.

Tak lagi berbicara akhirnya Raffan pun kembali melangkah, matanya sudah melihat dimana Ayah dan Ibunya berada langsung saja pria itu menuju mereka.

"Mana Deefa?" tanya sang Ibu begitu mendapati sang anak tengah menggeser bangku untuk dia duduki.

"Tuh," menunjuk dengan dagunya kearah wanita yang sedang berjalan ke tempat mereka.

"Kenapa di tinggal sih Raff?" Hayati menggeleng dengan tingkah anaknya.

"Lelet," sahut Raffan dengan santai mengeluarkan handphonenya lalu membalas pesan dari teman-temannya yang terus menanyakan dia dimana sedangkan mereka baru saja mendapat tantangan untuk balapan.

"Kamu kan suaminya, harusnya kamu tunggu istri kamu," cetus Hayati yang diabaikan oleh Raffan yang kini sibuk dengan telepon genggamnya.

"Sini Deefa," panggil Hayati seraya menggeser bangku kosong ke sebelah Raffan agar Deefa duduk di bangku itu.

"Terimakasih Bu," kata Deefa lalu mengulas senyum dan menjatuhkan tubuhnya di bangku.

Raffan mengabaikan keberadaan Deefa dia malah asik sendiri mengetik pesan pada layar handphone.

Mereka beristirahat sekitar satu jam baru kemudian kembali melanjutkan perjalanan dan mungkin nanti akan kembali berhenti di rest area selanjutnya untuk melaksanakan sholat subuh.

\*\*\*\*\*

Terpopuler

Comments

Anindita Ayu Pramustika

Anindita Ayu Pramustika

awas lho jgn sampai nnti candu sama istriy

2024-12-27

0

mudahlia

mudahlia

yeee tdi aja Moh Moh sekarang mau nyoba

2024-02-07

0

🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚

🦋⃟ℛ★🦂⃟ᴀsᷤᴍᷤᴀᷫ ★ᴬ∙ᴴ࿐❤️💚

Jangan marah marah Babang 🤭🤭 nantik Bucin baru tah rasaa 🤭🤭

2023-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 Si pembalap
2 Perayaan kemenangan
3 Seolah Maling
4 Dua Pilihan
5 Kalut
6 Masih Tidak Percaya
7 Perjalanan Panjang
8 Sah!!
9 Pertama Kali Bertemu
10 Kembali Ke Jakarta
11 Nyobain Sedikit
12 Adeefa Ranaya
13 Hanya Berdua Saja
14 Tapi Dijodohkan
15 Boleh Ikut?
16 Ingkar Janji
17 Tentang Nafkah
18 Kewajiban
19 Menyusul Si Berandal
20 Sepupu Katanya?
21 Marah
22 Anak-anak Yang Lucu
23 Jadi Kamu?
24 Perceraian
25 Sesuka Hati
26 Pertanyaan Agam
27 Polosnya Kinara
28 Memangnya Kamu Serius?
29 Deketin Sepupunya
30 Raffan Yang Aneh
31 Gue Aduin!
32 Drama Raffan
33 Jadi Ketemuannya Pindah Ke Rumah?
34 Kinara dan Raffan
35 Lo Ngambek Ya?
36 Kecewa Tak Bertepi
37 Patah Hati Kah?
38 Tangis Deefa
39 Tidak Percaya
40 Sangat Dekat
41 Kalau Begitu Biar Deefa Memilih
42 Talak
43 Kesempatan
44 Biar Deefa Disini Dulu
45 Sentuhan Menggetarkan
46 Fara Nyariin
47 Brengsek!!
48 Menikah
49 Tanggung Jawab
50 Jemput Istri
51 Raffan Dengan Tingkahnya
52 Unboxing Dimana?
53 Jangan Ceramah Terus
54 Serangan Fajar!
55 Malah Bangun!
56 Senyum Raffan
57 Bolos Lagi
58 Raffan Lagi Kerja Keras
59 Meminta Izin
60 Balapan?
61 Pulang Sana
62 Jadi Mandor!
63 Jatuh Saat Balapan
64 Malah Takut Pulang
65 Jangan Cari Masalah
66 Kecewanya Seorang Istri
67 Jangan Marah Terus
68 Teriakan Raffan
69 Pengagum Lainnya
70 Sayang Tapi Belum Cinta
71 Gelut yuk..
72 Cemburu?
73 Beli Ginian?
74 Emosi
75 Mentaati Suami
76 Merah Yang Sempurna
77 Lima Bulan Pernikahan
78 Kantor Polisi?
79 Bukan Tentang Biasa Atau Tidak
80 Aku Juga Rindu
81 Kok Malah begini?
82 Gue Pacarnya!
83 Gue Yang Lapor
84 Niat Banget!
85 Jangan Ulangi Lagi
86 Raisya Siapa?
87 Istri Sabar
88 Sudah Ada Tanda Belum?
89 Permintaan Atau Desakan?
90 Raffan Marah
91 Jalan-Jalan Di Taman
92 Salah Sasaran
93 Tak berkutik
94 Berselisih
95 Suami Yang Ngambek
96 Menjadi Lebih Dewasa
97 Rasa Cemas
98 Tamu Kecil
99 Berita Duka
100 Sebenarnya Tidak Bisa
101 Tangan Yang Bergetar
102 Kebohongan
103 Kebohongan Lagi
104 Ada Yang Aneh
105 Dia Itu Kenapa?
106 Temannya Pun Heran
107 Raffan Yang Bermasalah
108 Sekarang Apa?
109 Cabut Tuntutan Lo!
110 Teman Yang Peduli
111 Mulai Rindu
112 Tidak Mau Percaya
113 Menemui Yang Tercinta
114 Pemandangan Yang Terlihat
115 Wanita Itu Lagi
116 Raffan Jadi Anak Baik
117 Pelukan Rindu
118 Bukan Waktunya
119 Embun Pagi Yang Dingin
120 Langit Yang Ikut Bersedih
121 Mengurus Anak
122 Permintaan Sang Mertua
123 Tentang Yang Dia Tidak Tahu
124 Usaha Raffan
125 Usaha Yang Percuma?
126 Kenapa Harus Seperti Ini
127 Bagaimana Dengan Ibu?
128 Terpuruk
129 Pesan Yang Tersampaikan
130 Permintaan Deefa
131 Raffan Tidak Mau Melawan Ibu..
132 Tidak Peduli
133 Bukan Kriteria
134 Berjalan Normal Meski Ada Prahara
135 Siluman Rubah
136 Wajah Penuh Dosa
137 Sudah Saling Kenal
138 Ditentang..
139 Gelisah Sebuah Pertanda
140 Suasana Tenang
141 Mendung Membawa Badai
142 Lintah Penghisap Darah
143 Makin Tidak Mengenali
144 Aku Lelah Deef..
145 Tajamnya Mulut
146 Jauh Berbeda
147 Menjadi Lebih Murka
148 Menantu dan Mertua
149 Termasuk Kamu!
150 Kita Berakhir!
151 Harus Pergi
152 Perpisahan Menyakitkan
153 Tersapu Angin
154 Ibu Yang Bukan Lagi Ibu
Episodes

Updated 154 Episodes

1
Si pembalap
2
Perayaan kemenangan
3
Seolah Maling
4
Dua Pilihan
5
Kalut
6
Masih Tidak Percaya
7
Perjalanan Panjang
8
Sah!!
9
Pertama Kali Bertemu
10
Kembali Ke Jakarta
11
Nyobain Sedikit
12
Adeefa Ranaya
13
Hanya Berdua Saja
14
Tapi Dijodohkan
15
Boleh Ikut?
16
Ingkar Janji
17
Tentang Nafkah
18
Kewajiban
19
Menyusul Si Berandal
20
Sepupu Katanya?
21
Marah
22
Anak-anak Yang Lucu
23
Jadi Kamu?
24
Perceraian
25
Sesuka Hati
26
Pertanyaan Agam
27
Polosnya Kinara
28
Memangnya Kamu Serius?
29
Deketin Sepupunya
30
Raffan Yang Aneh
31
Gue Aduin!
32
Drama Raffan
33
Jadi Ketemuannya Pindah Ke Rumah?
34
Kinara dan Raffan
35
Lo Ngambek Ya?
36
Kecewa Tak Bertepi
37
Patah Hati Kah?
38
Tangis Deefa
39
Tidak Percaya
40
Sangat Dekat
41
Kalau Begitu Biar Deefa Memilih
42
Talak
43
Kesempatan
44
Biar Deefa Disini Dulu
45
Sentuhan Menggetarkan
46
Fara Nyariin
47
Brengsek!!
48
Menikah
49
Tanggung Jawab
50
Jemput Istri
51
Raffan Dengan Tingkahnya
52
Unboxing Dimana?
53
Jangan Ceramah Terus
54
Serangan Fajar!
55
Malah Bangun!
56
Senyum Raffan
57
Bolos Lagi
58
Raffan Lagi Kerja Keras
59
Meminta Izin
60
Balapan?
61
Pulang Sana
62
Jadi Mandor!
63
Jatuh Saat Balapan
64
Malah Takut Pulang
65
Jangan Cari Masalah
66
Kecewanya Seorang Istri
67
Jangan Marah Terus
68
Teriakan Raffan
69
Pengagum Lainnya
70
Sayang Tapi Belum Cinta
71
Gelut yuk..
72
Cemburu?
73
Beli Ginian?
74
Emosi
75
Mentaati Suami
76
Merah Yang Sempurna
77
Lima Bulan Pernikahan
78
Kantor Polisi?
79
Bukan Tentang Biasa Atau Tidak
80
Aku Juga Rindu
81
Kok Malah begini?
82
Gue Pacarnya!
83
Gue Yang Lapor
84
Niat Banget!
85
Jangan Ulangi Lagi
86
Raisya Siapa?
87
Istri Sabar
88
Sudah Ada Tanda Belum?
89
Permintaan Atau Desakan?
90
Raffan Marah
91
Jalan-Jalan Di Taman
92
Salah Sasaran
93
Tak berkutik
94
Berselisih
95
Suami Yang Ngambek
96
Menjadi Lebih Dewasa
97
Rasa Cemas
98
Tamu Kecil
99
Berita Duka
100
Sebenarnya Tidak Bisa
101
Tangan Yang Bergetar
102
Kebohongan
103
Kebohongan Lagi
104
Ada Yang Aneh
105
Dia Itu Kenapa?
106
Temannya Pun Heran
107
Raffan Yang Bermasalah
108
Sekarang Apa?
109
Cabut Tuntutan Lo!
110
Teman Yang Peduli
111
Mulai Rindu
112
Tidak Mau Percaya
113
Menemui Yang Tercinta
114
Pemandangan Yang Terlihat
115
Wanita Itu Lagi
116
Raffan Jadi Anak Baik
117
Pelukan Rindu
118
Bukan Waktunya
119
Embun Pagi Yang Dingin
120
Langit Yang Ikut Bersedih
121
Mengurus Anak
122
Permintaan Sang Mertua
123
Tentang Yang Dia Tidak Tahu
124
Usaha Raffan
125
Usaha Yang Percuma?
126
Kenapa Harus Seperti Ini
127
Bagaimana Dengan Ibu?
128
Terpuruk
129
Pesan Yang Tersampaikan
130
Permintaan Deefa
131
Raffan Tidak Mau Melawan Ibu..
132
Tidak Peduli
133
Bukan Kriteria
134
Berjalan Normal Meski Ada Prahara
135
Siluman Rubah
136
Wajah Penuh Dosa
137
Sudah Saling Kenal
138
Ditentang..
139
Gelisah Sebuah Pertanda
140
Suasana Tenang
141
Mendung Membawa Badai
142
Lintah Penghisap Darah
143
Makin Tidak Mengenali
144
Aku Lelah Deef..
145
Tajamnya Mulut
146
Jauh Berbeda
147
Menjadi Lebih Murka
148
Menantu dan Mertua
149
Termasuk Kamu!
150
Kita Berakhir!
151
Harus Pergi
152
Perpisahan Menyakitkan
153
Tersapu Angin
154
Ibu Yang Bukan Lagi Ibu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!