"Maaf, Bu Salma tadi saya izin minta kontak nomor bu Salma pada Kepala Sekolah," ucap Regan yang baru saja masuk ruangan. Semua mata tertuju pada kedatangan Regan yang baru saja selesai meeting bersama kliennya di luar kantor. Regan pun menoleh pada pria yang masih anteng duduk di sofa, Ruli segera bangkit dan menyambut uluran tangan Regan. Mereka pun saling berkenalan menyebut nama masing-masing.
"Ada tamu rupanya? ucap Regan dengan melempar senyumnya pada Ruli.
"Saya calon suami Salma, Saya datang bersama Salma untuk menemaninya" ujar Ruli seakan ingin menunjukkan pada dunia jika Salma adalah miliknya.
Setelah tahu Salma telah dimiliki orang lain seperti bunga yang layu sebelum mekar, itulah gambaran untuk hati Regan saat ini. Oma widia mendekati putranya yang nampak ada guratan kekecewaan yang berusaha disembunyikannya. Usahanya untuk mendekati Salma melalui kedekatannya dengan putranya sebagai jembatan penghubung keakrabannya dengan guru putranya pupus sudah.
"Papah!" panggil Tommy dengan senyum bahagianya.
"Tommy, sayang jagoannya papah bagaimana hari ini sudah sehat?" Tommy mengangguk cepat.
"Papah sudah membeli pesawatnya untuk jemput mamah?" pertanyaan yang sama yang selalu Tommy tanyakan setiap kali Regan pulang kantor.
"Maaf sayang Papa selalu gagal setiap kali pesan pesawatnya?''
"Kenapa, Pah?" tanya Tommy cepat.
"Ya, karena setiap pesawat yang akan Papah pesan sudah di beli orang lain, sayang," jawab Regan enteng dengan sorot mata tertuju pada Salma.
Entah kenapa jawaban Regan mendadak membuat Ruli jengah, dan tidak nyaman karena Regan seperti mencuri pandang pada Salma meski tidak terlalu kentara. Ruli mendekati Salma seraya melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Salma pun paham akan sikapnya untuk segera pamit, Tommy segera bertanya pada Ruli yang sudah berada di sebelah guru kesayangannya.
"Om, ganteng mau ajak bu gulu pulang? tanyanya dengan suara khas cadelnya.
"Iya, sayang maaf ya om harus ajak pulang bu guru. Tommy cepat sehat ya biar besok ketemu bu guru Salma lagi,"
"Oke, Om! Terima kasih Bu gulu cudah jenguk Tommy lagi." ucap Tommy
"Pak Regan, Nyonya Widia kami mohon pamit." pamit Salma sambil mengusap rambut Tommy dengan sayang.
"Terima kasih, Bu Salma sudah menyempatkan waktunya," ucap Oma dengan menyatukan keduanya di depan dada. Mereka pun keluar ruangan yang diantar Oma Widia sampai di depan pintu.
Sementara Regan membereskan barang-barang yang akan di bawa pulang. Salma dan Ruli kembali menyusuri koridor menuju loby mereka duduk dalam diam tanpa lagi ada obrolan.
...----------------...
Arsyad, beserta istri, dan Zahira telah bersiap untuk datang kerumah calon besannya. Setelah mesin mobil selesai di panaskan Arsyad memanggil istri dan putri keduanya Zahira, untuk segera masuk ke dalam mobil. Mobil pun segera bergerak keluar meninggalkan halaman, namun Zahira seperti melihat ada mobil milik Darren suaminya, yang berjalan saling bersebrangan yang akan memasuki pekarangan.
"Yah sepertinya itu mobil Mas Darren." seru Zahira sambil menunjuk mobil Darren yang segera masuk halaman.
"Apa Kau yakin itu mobil suamimu, Zahira? tanya Arsyad memastikan.
"Ya, sudah Yah kita lihat saja dulu kesana!" pinta Atikah untuk menemuimu menantunya.
Arsyad menepikan mobilnya di pinggir jalan dekat pintu gerbang tetangganya sebentar, untuk menyambut kedatangan menantunya Darren dari Semarang. Dan benar saja mobil itu berhenti tepat di depan rumah mereka. Darren turun dan membukan pintu mobil depan. Nampak pria paruh baya mengenakan pakaian Koko, sarung serta peci di kepalanya.
"Abi, Mas Darren?!" panggil Zahira pada ayah mertua dan suaminya, Zahira mempercepat langkahnya menyambut kedatangan Darren dan ayah mertuanya yang biasa di panggil Abi sehari-harinya.
"Zahira, Ayah, ibu. Kalian akan pergi kemana?" tanya Darren.
"Assalamu'alaikum! Abi Usman mengucap salam pada besan juga menantunya.
"Wa'alaikumsalam! jawab mereka bersamaan. Zahira segera memutar kunci pintu menyambut Darren juga Abi Usman.
"Zahira siapkan tempat untuk Abimu istirahat. Kau di rumah saja temani Darren." Arsyad pun pamit pergi pada Abi Usman.
"Abi Usman kami pamit keluar sebentar ada urusan. Biar Zahira di rumah yang menyiapkan makan malam," pamit Arsyad pada besannya.
"Silahkan! Pak Arsyad biar Zahira yang mengurusnya," Arsyad dan Atikah menganggukkan kepalanya sopan dan segera pamit menuju mobilnya di parkirkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments