Aaaa.......! Astagfirullahhal'Azim!"
"Brengsek! siapa sih tuh motor di depan? Nggak becus banget bawa motor." umpat Ruli kesal yang hampir membuat kecelakaan di jalan raya.
"Heh, Kamu! Mau buat semua pengguna jalan mati kecelakaan?" bentak Bagas dengan suara lantangnya.
Tubuh Salma mendadak gemetar kedua kakinya begitu lemas bagai tak bertulang dengan rasa takut yang mendominan. Kedua matanya telah basah jantunganya yang masih berdetak kencang karena takut membuatnya tak mampu bergerak menepikan motornya.
Ruli melihat tubuh gemetar Salma dan meminta bantuan orang sekitar untuk menepikan motornya.
"Maaf, Mas siapa pun itu tolong bantu tepikan motornya! pinta Ruli pada pengendara motor yang berada di jalan tersebut. Ruli meraih tangan Salma yang masih gemetar dan membawanya ke tepi jalan yang kebetulan ada warung kecil dengan bangku kayu di depan warung kelontong tersebut.
"Tetaplah disini! Aku akan menepikan mobilku sebentar." pinta Ruli khawatir. Setelah menepikan mobilnya di pinggir, tidak jauh dari warung dimana Salma duduk. Jalan yang sempat macet beberapa menit kini kembali stabil. Ruli kembali menghampiri Salma dan membeli satu botol air mineral berukuran sedang dan memberikannya pada Salma.
"Minumlah! Ruli menyerahkan sebotol air pada Salma. "Bagaimana Kau meminumnya jika helmmu tidak Kau buka?" tanya Ruli penasaran.
Dengan rasa gugup Salma menatap calon suaminya, di balik kaca helm yang masih berada di kepalanya. Sedangkan jantungnya tak berhenti berdebar, dengan terpaksa Salma menarik kaca helmnya ke atas untuk meminum air mineral pemberian Ruli. Belum sempat Ruli melihat gadis di sampingnya untuk membuka kaca helmnya ponsel Ruli berdering. Ruli berdiri dari duduknya sedikit menjauh untuk menerima panggilan telpon. Ada sedikit kelegaan yang Salma rasakan setidaknya rasa gugupnya sedikit berkurang dengan Ruli berjalan menjauh darinya untuk menerima panggilan telponnya.
Tertera nama Tio di layar ponselnya, Ruli segera menggeser ikon hijau untuk menerima panggilan dari rekan kerjanya yang menjabat sebagai manager keuangan di perusahaannya.
~Ya, kenapa?
~Gila, bro gerafik penjualan kita semakin meningkat. Taun ini keuntungan kantor kita lumayan besar bisa cetak recor perusahaan loe, bro."
~Yang bener lu, Yo. Nggak lagi becanda kan lu? Ya udah Kita ketemu di cafe biasa." Ruli memutus panggilan telpon dari Tio, dan beralih pada pertemuan di cafe. Tempat biasa Ruli kumpul bareng teman-temannya. Ruli kembali menghampiri gadis berhelm itu yang nampak lebih tenang dari sebelumnya.
"Apa Anda sudah baikan?" tanya Ruli sebal. Melihat gadis yang aneh tanpa mau membuka helmnya.
Meski kaca helmnya terlihat gelap dari luar namun begitu jelas dari dalam. Salma begitu jelas melihat wajah tampan calon suaminya dengan wajah tegasnya yang memesona.
"Te-terima kasih telah menolong Saya tadi. Dan hampir membuat orang lain celaka, Saya minta maaf atas kecerobah yang tanpa sengaja Saya lakukan." Salma melangkahkan kakinya menuju motornya yang ada di tepi jalan, di samping warung yang ia duduki.
Salma yang telah siap berada di atas motornya segera menyalakan mesin motornya. Namun tak kunjung menyala, ia coba sekali lagi menstater motornya tidak menyala juga. Dan Ruli yang telah membuka pintu mobilnya kembali menutupnya dan menghampiri Salma yang kesulitan menyalakan mesin motor maticnya.
"Biar Saya coba," ucap Ruli seraya meraih motor Salma mencoba menstater motornya dengan cara manual berkali-kali Ruli menyalakan hingga kemejanya basah karena keringat motor Salma tak kunjung hidup.
"Sebaiknya Saya antar kamu pulang, sebentar lagi mahgrib dan gelap. Dimana alamat rumahmu?" tanya Ruli dengan nafasnya yang tersengal karena lelah.
"Terima kasih, itu tidak perlu bukannya Anda sudah ada janji dengan teman Anda tadi. Saya akan pesan taksi online ." ujar Salma mengingatkan.
"Sudahlah biar Ku antar pulang, cepat katakan dimana alamat mu? Biar montir yang mengurus motor jelekmu itu." Ruli menarik paksa tangan Salma untuk segera masuk ke mobilnya.
"Ehh....Tunggu!" Ruli berhasil membawa Salma dan memintanya masuk dengan paksa kedalam mobil.
JEDUGG!!
Helm Salma terbentur pembatas pintu mobil milik Ruli. Setelah berada di dalam mobil Ruli melirik Salma di sampingnya.
"Aww!! pekik Salma kaget meski kepalanya tidak terasa sakit.
"Hey, kalo Kau terus pakai helmmu Kau seperti manusia Alien." Ruli mendekati Salma berusaha membuka helmnya dengan kesal.
"Ehh,,jangan!" teriak Salma takut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments