Setelah melakukan pembayaran Ruli bergegas pulang, sesampainya di rumah ia melihat mobil catering parkir di depan halaman. Terlihat seorang karyawan catering masuk ke dalam dengan membawa wadah berisi makanan yang tersusun rapih. Ruli melangkah masuk dilihatnya mamanya sedang bebicara pada Salah seorang pengantar catering. Ketika Ruli akan menaiki anak tangga ia berpapasan dengan Malik, papanya pun bertanya mengenai motor Salma.
"Gimana, Rul udah kelar di service motornya?" tanya Malik menghentikan langkah Ruli.
"Sudah Pah, cuma masalah turun mesin aja mungkin karena motor keluaran lama," jawab Ruli sambil menaiki anak tangga.
Setelah menerima pesannya dan membayar menu catering Rita menatanya di atas meja makan bersama Bi Misah.
...----------------...
Di lain sisi Salma telah menerima bukti kwitansi dari bengkel setelah montir mengantarkan motor matic bersejarahnya. Yang selama ini menemani perjalanannya selama kuliah dan menjadi guru bergelar Spdi. Untuk sesaat Salma mengulas senyuman untuk satu nama dan satu wajah, Ruli. Pria yang beberapa hari mampu mengusik hatinya secara perlahan meski getar-getar cinta itu belum sepenuhnya ada.
"Mb, Kami permisi!" pamit salah seorang montir seraya membuka pintu mobil dan pergi. Salma mengangguk sopan sebagai bentuk jawabannya.
"Salma, motornya sudah selesai di perbaiki, Nak? tanya Arsyad pada Salma yang masih berdiri di depan teras.
"Sudah, Yah Salma besok sudah bisa bawa motornya ke sekolah. Mas Ruli sudah membayar biaya servicenya juga," Arsyad dapat melihat ada guratan bahagia di balik senyum putrinya.
Salma segera menghubungi Ruli untuk memberitahukan bahwa motornya sudah di antar sampai rumah. Namun Ponselnya berdering tertera nomor yang take dikenal, Salma segera menggeser layar ponselnya.
~Ibu gulu ko ndak kesini? Tommy kangen ucap Tommy dengan nada sedihnya.
"Tommy?" gumam Salma bingung. Kenapa Tommy tiba-tiba menelponnya dan tahu nomor telponnya darimana? Salma bertanya pada dirinya sendiri.
~Ibu gulu Salma! panggil Tommy lagi di sebrang telpon.
~Ehh, iya Tommy. Nanti bu guru ke sana tapi Ibu guru tidak bisa lama-lama. Tommy janji ya nggak akan nangis lagi! pesan Salma mewanti-wanti.
Setelah Salma mandi dan mengenakan pakaian rapih, ia pamit pada ibu dan ayahnya yang berada di ruang tengah bersama kakaknya Zahira.
"Ayah, Bu, Salma pamit ke rumah sakit sebentar. Tadi murid Salma telpon minta di jenguk sekali lagi." pamit Salma pada kedua orangtuanya.
"Salma, sebaiknya kamu telpon Ruli untuk mengantarmu biar lebih aman. Nanti juga kalian kan ketemu di acara makan malam di rumah calon mertuamu. Nanti kami kesana duluan." ujar Zahira menginterupsi langkah Salma. Arsyad dan Atikah pun sependapat dengan saran Zahira. Salma nampak terdiam mencerna ucapan Zahira yang menurutnya ada benarnya.
Entah kenapa ada desiran aneh yang Salma rasakan, belum sampai menghubungi nomornya jantungnya kembali berdegup kencang.
"Ehh Iya, Ka. Salma akan menghubungi Mas Ruli," Salma meraih ponselnya di hand bagnya dengan perasaan campur aduk. Setelah nomor Ruli tersambung debaran di dadanya semakin terasa mengguncang hatinya.
~Halo, Salma ada apa?
~Mas Ru...Ruli bisa antar Salma ke rumah sakit Central Medika?
~Tunggu, Aku akan menjemput mu.
Tanpa lagi bertanya Ruli segera memutus panggilan telpon Salma, acara mandi kilat pun terjadi selama 3menit. Ruli segera mengganti pakaiannya dan turun ke bawah, Rita yang masih sibuk bersama Bi Misah di dapur mendapati putranya sudah rapih. Dengan setelan kemeja dan celana bahannya yang tetap terlihat elegant, meski hanya kemeja biasa.
"Sayang, udah rapih aja mau kemana lagi? Nanti malam calon...." Rita menghentikan ucapannya karena Ruli lebih dulu memotongnya.
"Mamah, Ruli pergi mau jemput Salma," Sanggahnya, membuat kedua mata Rita membola sempurna dengan mulutnya yang sedikit terbuka. Rita lantas melirik jam yang menggantung di dinding.
"Sayang, ini terlalu cepat nanti saja jemputnya setelah solat mahgrib," pinta mamanya yang menurutnya terlalu terburu-buru.
"Biarkan saja, Mah! Sudah sana jemput calon istrimu!" suara bariton yang terdengar lantang. Namun terkesan sayang membuat Ruli dan Rita menoleh pada sumber suara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments