"Kakak!" teriak Salma kaget.
"Ka, Zahira kenapa, Bu?"
Darren merebahkan Zahira di kamar, Atikah mengusap lembut kepala putrinya yang lemah. Salma menatap Darren dengan tatapan tidak sukanya.
"Ka, jika kedatangan kakak hanya menambah penderitaan ka, Zahira. Lebih baik ka, Darren lepaskan ka, Zahira dari ikatan tanggung jawabnya agar lebih fokus pada dirinya sendiri." ucap Salma penuh penekanan.
"Maksud kamu apa, Salma? Kau menginginkan kami becerai?"
"Bukankah itu kemauan orangtua ka, Darren?"
"Ibu, tidak meminta kami untuk becerai, Ibu hanya memintanya untuk menyetujui adanya poligami dalam pernikahan kami. Karena keinginannya memiliki cucu."
"Sudah, Sudah hentikan, Darren! Ayah ingin kau ajak kedua orang tuamu membicarakan ini pada kami, jangan mengambil keputusan secara sepihak." tegas Arsyad dengan rasa marahnya. Semua meninggalkan kamar tinggallah Zahira bersama suaminya, Darren menemani Zahira sampai siuman dari pingsan.
...----------------...
"Papah, sebaiknya acara makan malamnya Kita tunda besok malam, Pah. Ruli masih banyak pekerjaan yang harus Ruli selesaikan." ucap Ruli meminta sedikit pengertian dari kedua orangtuanya.
"Bagaimana, Pah?" tanya Rita pada suaminya.
"Oke, besok malam Kamu harus penuhi janjimu, Ruli!"
"Oke, Pah Ruli janji besok malam Ruli siap." setelah bernegosiasi dengan kedua orangtuanya, dan mendapatkan kesepakatan Ruli bersiap menemui klien di luar jam kerja.
Malik kembali menghubungi keluarga Arsyad, Namun sahabatnya lebih dulu menghubunginya. Jika malam nanti Arsyad dan keluarga tidak bisa datang ke rumahnya untuk makan malam.
~Halo, Besan Kami mau memberi tahu jika malam nanti Kami tidak bisa kesana untuk makan malam bersama, karena mendadak ada sedikit urusan keluarga." ucap Arsyad di sebrang telpon.
~Sebenarnya Saya juga ingin menghubungimu, besan. Karena Ruli ada pekerjaan yang tidak bisa di tunda," imbuhnya pada calon besannya.
Arsyad mengakhiri panggilan telponnya setelah mengucap kata maaf, dan kembali duduk di ruang tengah bersama Atikah. Memijat keningnya yang terasa berdenyut memikirkan masa depan putri keduanya.
Salma membuka pesan setelah beberapa kali menerima notifikasi dari calon mertuanya, mama Rita.
✉️~ Salma sayang Mama minta maaf acara makan malamnya harus di tunda besok malam Ruli, ada pekerjaan mendadak.
✉️~ Baik, Ma tidak apa-apa. Salma juga ada sedikit keperluan, sampai jumpa besok, Ma. balas Salma pada pesan calon mama mertuanya.
Salma keluar dari kamarnya untuk melihat keadaan, Zahira. Salma mengetuk pintu dan masuk setelah mendapat jawaban dari dalam.
"Kakak, sudah siuman?" tanya Salma. Zahira mengangguk pelan. Salma duduk di tepi ranjang meraih telapak tangan Zahira yang masih lemah.
"Kakak, harus kuat jangan sampai berlarut-larut dalam kesedihan nanti kakak bisa sakit. Setiap masalah pasti ada solusinya, Kak. Salma percaya dengan keputusan Kakak, pasti kakak sudah memikirkannya mana yang terbaik." ucap Salma yakin akan keputusan Zahira, kakaknya. Salma menatap kakak iparnya dengan sorot mata tajamnya, tanpa mengatakan apa pun Salma keluar dari kamar Zahira.
Darren khawatir jika Salma akan mempengaruhi Zahira, untuk bercerai darinya. Zahira dapat melihat kegelisahan dari raut wajah suaminya.
"Mas, Aku tidak akan sanggup melihatmu menikah lagi. Dan aku tidak akan pernah mau di madu, lebih baik Kita pisah. Aku tidak ingin berdosa setiap kali Aku melihatmu dan maduku dengan kebencianku dan juga kemarahanku." ucap Zahira yang terus menangis.
"Zahira! Jangan mempersulitku untuk memilih antara dirimu dan ibu. Aku mencintai kalian. Dan Aku tidak ingin bercerai Aku mencintaimu, Zahira!" Darren benar-benar merasa dilema akan keputusan Zahira tapi dia juga tidak bisa menolak keinginan ibunya memintanya untuk berpoligami.
"Mas, jangan karena diriku Kau menjadi anak yang durhaka. Lebih baik Kau melepasku dan sampai kapan pun Aku tidak ingin di madu. Aku tidak akan pernah sanggup membayangkan malam-malammu ketika bersama istri barumu." ucapnya lagi memalingkan wajahnya dari hadapan Darren dan memunggungi suaminya.
Sementara Salma pamit pada ayah juga ibunya, untuk menjenguk salah satu muridnya yang di rawat di rumah sakit.
"Ayah, Ibu Salma izin keluar untuk jenguk murid Salma yang dirawat di rumah sakit." pamit Salma pada kedua orangtuanya. Mencium punggung tangannya bergantian, seraya meraih helmnya menyalakan mesin motornya segera meninggalkan halaman rumah.
"Assalamualaikum, Bu!"
"Wa'alaikumsalam." jawab Atikah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments