Setelah keberangkatan Darren ke Semarang Zahira lebih banyak diam. Salma dan Atikah berada di dapur menyiapkan makan siang, Zahira yang duduk di kursi dapur menyiangi sayuran tak luput dari perhatian ibu dan adiknya. Salma menarik mundur kursi di dekat Zahira hingga membuatnya tersentak kaget dengan kehadiran Salma yang duduk di sebelahnya.
"Biar Salma bantu, Ka!" ujar Salma meraih kangkung di depan Zahira.
"Salma, bagaimana dengan perjodohanmu dengan Ruli apa kau menerimanya? tanya Zahira tiba-tiba.
"Iya, Salma memang menerima Perjodohan itu, Ka. Tapi Salma mengundur hari pernikahannya satu bulan sejak kedatangan keluarga Mas Ruli."
"Kenapa harus mundur satu bulan, Salma? Jika hari dan tanggal sudah ditentukan!" tanya Zahira lagi.
"Salma merasa itu terlalu cepat, Ka. Apalagi diantara Kita tidak ada rasa cinta, dan baru mengenalnya saat pertemuan antar keluarga pada saat itu. Aku mengundurnya agar kami bisa saling mengenal dulu, dan ternyata mas Ruli orang sibuk dan tidak mungkin untuk kita saling bertemu. Semalam saja Kita bertemu tanpa sengaja karena motorku mendadak mati di tengah jalan hampir membuat diriku dan Mas Ruli celaka." tutur Salma yang di dengar ibunya dengan baik meski sambil menggoreng ikan. Setelah mematikan kompor Atikah mendekati kedua putrinya di meja makan.
"Jadi, semalam Kau hampir mengalami musibah Salma?" tanya Atikah kaget mendengar penuturan Salma.
"Ya Bu, Alhamdulilah Salma selamat dan Mas Ruli lah yang sudah menolong Salma ketika Salma merasa sangat ketakutan, yang hampir membuat celaka para pengguna jalan. Terima kasih, Bu karena sudah memberikan nama yang baik untukku SALMA, yang artinya aman atau Selamat. ucap Zahira bangun dari duduknya seraya mencium pipi ibunya. Dan meraih kangkung yang telah selesai dipotong untuk di cuci serta menumisnya.
"Salma, jangan menunda hari baik! Cinta akan hadir seiring berjalannya waktu, banyak yang menikah karena cinta berakhir perpisahan karena masalah tertentu. Bahkan ada yang berakhir karena terbelit masalah ekonomi keluarga. Yang akhirnya timbul pertengkaran dalam rumah tangga karena tidak terpenuhinya segala yang di inginkan. Realitanya kata CINTA saja tidak cukup, jika suami tidak mampu mengayomi anak, istri maka berdosalah suami." panjang lebar Zahira berucap menasehati adiknya dengan bijak. Salma menatap wajah sendu Zahira seolah kata bijak itu tertuju untuk dirinya sendiri.
...----------------...
"Pah, Mah, Ruli pergi dulu, cuma ke bengkel sebentar."
"Memangnya mobilmu rusak, sayang?" tanya Rita pada putranya.
"Bukan Mobil Ruli, Mah. Tapi motor Salma semalam tiba-tiba mogok di jalan dan hampir membahayakan dirinya sendiri. Ruli mengantarkan Salma pulang dan mampir solat mahgrib di sana." jelas Ruli yang membuat wajah Rita berbinar mendengar Ruli mengantar calon menantunya pulang.
"Ya, sudah coba cek ke sana! Biar papa yang transfer uangnya." perintah Malik senang mendengar sikap Ruli yang peduli pada Salma.
"Nggak perlu, Pah Ruli sudah urus pembayarannya. Lagipula Salma 'kan calon istri Ruli." ucap Ruli tanpa sadar. Membuat hati kedua orangtuanya menghangat mendengar kata calon istri dari mulut putranya. Ruli bergegas menuju bengkel yang di tunjukkan oleh seorang montir lewat WhatsApp.
"Pah, Kita pesan menu apa ya? Untuk acara makan malam nanti bersama keluarga Pak Arsyad,"
Apa aja, Mah yang penting rasanya enak bisa dinikmati semua orang." jawabnya santai. Rita memang jarang sekali di dapur bahkan nyaris tidak pernah memasak semua urusan dapur Bi, Misah yang pegang. Rita hanya menentukan menunya selebihnya Bi, Misah yang mengolahnya menjadi masakan lezat yang siap saji di meja makan. Dan Malik pun tidak memaksa Rita untuk harus bisa masak layaknya ibu rumah tangga pada umumnya.
Sesampainya Ruli di bengkel dan mengecek motor Salma yang telah selesai di service. Ruli bertanya pada salah satu montir apa sebab kerusakan motor milik calon Istrinya. dan kapan bisa di antar ke rumah.
"Mas bisa di antar kapan motornya?" tanya Ruli pada montir berseragam putih biru itu.
"Mungkin siang nanti, Mas bisa di antar?" jawab montir itu.
"Tolong antar ke alamat ini ya, Mas untuk pembayarannya saya sudah transfer ke meja kasir tadi.'' ucap Ruli sambil menyerahkan secarik kertas bertuliskan alamat rumah Salma. Sebelum kembali ke rumah Ruli melakukan panggilan pada Salma. Sudah dua kali Ruli menelpon Salma namun tidak ada jawaban. Karena hari ini hari minggu Ruli berpikir untuk mendatangi rumah Salma yang ia pikir Salma pun pasti libur mengajar.
Di dapur Salma dan Zahira baru saja menyelesaikan masakannya, ia berniat istirahat sejenak di kamar. Diraihnya ponsel yang tergeletak di meja riasnya yang sedari pagi belum ia sentuh. Salma menggeser layar ponselnya terdapat dua panggilan tak terjawab, serta pesan singkat dari nomor yang tidak di kenalnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments