"Assalamu'alaikum!"
"Wa'alaikumsalam. Calon besan," jawab Arsyad pada Malik. Mereka pun saling melepas kangen setelah hampir 15 tahun lamanya. Arsyad mempersilahkan tamu spesialnya masuk.
"Hai, Jeng Tikah, apa kabar? Akhirnya kita ketemu lagi dan jadi besan." sapa Rita yang tak kalah bahagianya.
"Alhamdulillah, berkat doa kalian. Kami sekeluarga sehat wal'afiat. Mari jeng Rita silahkan! sambut Atikah.
Arsyad dan Atikah melirik Pria tampan nan gagah yang berdiri diantara Malik dan Rita.
"Kalo yang ganteng ini pasti calon menantuku." ucap Arsyad yakin. Ruli hanya tersenyum simpul, membalas godaan sahabat papanya.
Meski yang sebenarnya, Ruli secepatnya ingin keluar dari ruangan itu, yang membuat dadanya sesak. Pandangan Malik nampak berkeliaran seperti mencari sesuatu.
"Hay, Arsyad dimana Kau sembunyikan menantu Ku? Menantu Ku pasti sangat cantik." Ruli memutar bola matanya malas. Seakan tidak ingin melihat seperti apa, calon istrinya yang di jodohkan dengannya.
Sementara di dalam, Salma bersusah payah mengatur detak jantungnya agar tetap normal. Salma sudah tahu siapa calon suaminya. Yang ia lihat dari balik tirai, saat ayahnya menyambutnya. Salma tidak menyangka jika orang yang akan di jodohkan dengannya adalah Pria yang nyaris sempurna.
Untuk melangkah mengantarkan minum saja Salma tidak mampu. Hingga terdengar suara ayahnya memanggilnya, sebagai tanda protes kenapa jamuannya belum juga siap.
"Salma....Kemari, Nak! Calon suami dan mertuamu ingin menemuimu," panggil Arsyad pada putrinya.
"Mungkin Salma masih malu, Pah? tebak Rita asal.
"Iya, Mah. Seperti jaman kita muda dulu. Malu tapi mau. Benerkan, Arsyad? Mereka yang tak lagi muda itu saling tertawa lepas. Lagi dan lagi Ruli di buat jengah, oleh kedua tingkah orang tuanya yang ke kanak-kanakan.
Dari balik tirai muncul sosok gadis bercadar. Membawa nampan berisi minuman dingin rasa orange serta, cemilan aneka kue kering dan basah. Serta beberapa jenis buah segar, dengan perasaan yang tak karuan Salma keluar membawa jamuan ke hadapan calon suami dan mertuanya.
"Silahkan di minimum, Om, Tante!" ucap Salma mempersilahkan pada calon mertuanya. Dan Salma memberi kode pada Ruli lewat bahasa tubuhnya saja.
"terima kasih, sayang." ucap Rita penuh sayang.
"Salma, kenapa keluar dengan mengenakan cadar, sayang? Calon suamimu ingin mengenalmu." Tanya Atikah pada putrinya.
"Salma hanya tidak ingin calon suami Salma kecewa, Bu." jawab Salma jujur.
"Kecewa bagaimana, sayang? Kami semua sudah menerima Salma apa adanya, sayang." bujuk Rita pada calon menantunya.
"Maaf'kan, Salma,Tante"
"Jangan panggil, Tante! Kami datang kemari sebagai orang tuamu Salma."
"Benar, itu, Nak. Kami adalah orang tuamu juga," sambung Malik. Ruli yang diam nampak penasaran dengan Salma yang sama sekali tak meliriknya.
Seperti apa sih, cantiknya dia? Muka pake di bungkus segala. Dia pikir Aku bakal langsung tertarik, tanpa dia pakai cadar sekali pun.
Ruli bergumam. Hanya tatapan sinis yang Ruli tampakkan pada Salma.
"Nak,? panggil Arsyad pada Salma, sambil mengedipkan kedua matanya.
Salma mengambil posisi duduk di sebelah ibunya, menghadap pada calon suami juga mertuanya. Salma pun menerima permintaan ayahnya untuk membuka cadarnya, Namun kedua tangannya menggantung begitu saja sebab Ruli melarang Salma membuka penutup wajahnya.
"Tidak perlu, kau tidak perlu membuka cadarmu. Saya menghargai keputusanmu."
"Terima kasih" ucap Salma, tanpa menatap Ruli sedikit pun.
"Jadi bagaimana jika pernikahan mereka kita gelar satu minggu setelah hari ini? papar Malik mantap.
Apa?! Satu minggu? ucap Salma dan Ruli bersamaan.
"Kenapa bisa samaan gitu? Itu artinya kalian berjodoh dan di takdirkan untuk saling bersama." Ujarnya yakin.
Mah, maaf satu miggu itu terlalu cepat untuk kami. Berikan Salma waktu satu bulan untuk kami saling tahu masing-masing dari kepribadian kami." tawar Salma pada calon mertuanya.
"Benar Mah, Pah. Berikan kami waktu satu bulan untuk kami saling mengerti." Pinta Ruli membenarkan pendapat Salma.
kedua orangtua Ruli nampak berpikir, dan akhirnya menyetujui keputusan Salma dan Ruli.
"Bagaimana Pah,? satu bulan asalkan mereka tetap akan menikah." Tanya Rita pada suaminya.
"Baiklah, Mama dan papa setuju pada keputusan kalian. Satu bulan papa rasa waktu yang cukup untuk kalian saling mengenal." Malik meminta Mang Usman, dan Bi Nayah mengeluarkan barang seserahan. Untuk di berikan pada Salma, sebagai pengikat hubungan mereka.
Satu per satu barang di keluarkan dari mobil ke dalam rumah. Salma tidak menyangka jika barang seserahan untuknya begitu banyak dan mewah. Satu ruangan penuh dengan barang lamaran, hingga Salma sendiri pusing melihat lantai penuh dengan parsel berias aneka pita dan bunga yang indah.
"Lihat lah Salma! Betapa sayangnya mertuamu padamu. Mereka memberikan ini semua hanya untukmu Salma." ujar Atikah pada Salma.
"Terima kasih banyak, Mah, Pah Salma ucapkan." ucap Salma sopan.
"Iya, sayang," jawab Rita lembut.
"Baiklah, kami undur diri mungkin lain waktu kita bisa ngobrol-ngobrol lagi, di lain kesempatan. Tentunya untuk membahas rencana- pernikahan anak-anak kita." tutur Malik.
"Kenapa harus buru-buru Malik, semua hidangan belum habis," cegah Arsyad pada sahabatnya.
" Hey, besan masakan putrimu sangat lezat. Sayangnya jika nanti kolestrolku naik istriku yang repot." Malik dan keluarga bersiap untuk pulang setelah saling berpamitan.
Ruli menatap lekat mata indah milik Salma. Namun Salma tanpa berani membalas tatapan Ruli. Dan itu membuat Ruli semakin geram saja.
Awas, Kau perempuan, Akan Ku jatuhkan egomu. Perempuan sombong, seperti apa sih dia ngelirik Aku aja enggak.
umpat Ruli kesal akan sikap Salam padanya.
Arsyad dan Atikah mengantarkan rombongan sampai halaman depan. Mobil pun bergerak perlahan meninggalkan area rumah Arsyad.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
NNM
😘😘
2022-10-07
1
ɳσҽɾ
Bang Ruli suka cewek yang auratnya di obral sana sini ya? yang boleh di pegang gratisan, ya ampun si Abang 🤦🏻♀️🤦🏻♀️🤦🏻♀️
2022-10-06
4
Embun Kesiangan
belum tahu dia😉nanti baper, nanti bucin. uhuk awas ya kamu, rulli
2022-09-29
3