Mereka solat berjama'ah bersama di musola keluarga di samping rumah Arsyad yang dibangun khusus untuk keluarga sendiri. Setelah solat mahgrib bersama Arsyad kembali mengajak ke rumah untuk melanjutkan minum tehnya yang tadi tertunda. Melihat ada tamu duduk di sofa depan Darren dan Zahira menyambut calon adik iparnya mengenalkan diri.
"Jadi ini calon adik iparku? Salma beruntung sekali ya, Mas calon suaminya tampan dan mapan," puji Zahira pada Ruli. Darren pun tersenyum ramah menanggapi ucapan istrinya.
Tidak lama Atikah dan Arsyad kembali duduk di sofa menemani ngobrol Ruli, dan di susul Salma duduk di sebelah ibunya. Namun Zahira dan Darren pamit undur diri ke kamar untuk istirahat karena merasa sedikit pusing.
"Maaf ya adik ipar karena sudah ada ayah, ibu, juga Salma kakak pamit istirahat." Zahira beranjak menuju kamar yang di ikuti Darren di belakangnya meraih bahu Zahira memapah tubuhnya yang masih lemah.
"Mas, Ruli sebelum pulang sebaiknya makan malam dulu di sini! tawar Salma pada Ruli.
"Lain kali saja Salma, terima kasih sebelumnya. Aku sudah ada janji tadi maaf, Yah, Bu, Ruli tidak bisa ikut makan malam bersama. Papah dan Mama mengundang Ayah, dan Keluarga untuk makan malam bersama besok malam." setelah insiden di jalan tadi Ruli tidak lagi menggunakan kata Saya, melainkan Aku. Suasana jadi lebih akrab berbicara dengan Salma dan keluarganya.
"Iya, Insyaallah besok kami akan datang. Sampaikan salam kami pada Papa juga Mamamu, Nak." ucap Arsyad yang di angguki Ruli. Ruli pun pamit pergi karena Tio sudah menelponnya.
"Baiklah Ruli pamit Yah, Bu, Salma Aku pamit sampai ketemu besok malam sampaikan pamitku pada ka Zahira dan suaminya," pamit Ruli pada semuanya.
"Iya, Mas nanti Aku sampaikan ka, Zahira memang kakak sedang tidak enak badan." Salma mengantar Ruli sampai depan. Sebelum masuk ke dalam mobil Ruli membisikkan sesuatu di telinga Salma hingga membuat jantung Salma kembali berdebar hebat.
"Ternyata calon istriku cantik," ucap Ruli lirih di telinga Salma. Salma menatap wajah tampan calon suaminya yang begitu dekat tanpa ekspresi, dan memalingkan wajahnya. Agar Ruli tidak melihat wajahnya yang sudah merah padam menahan malu. Ruli menyalakan mesin mobilnya dan bergerak perlahan meninggalkan halaman.
...----------------...
Tio yang sejak tadi sudah mendengus kesal menunggu kedatangan Ruli, hanya bisa berdecak sambil menghabiskan kopinya yang sudah kelewat dingin. Melihat wajah jenuh Tio, Ruli langsung menepuk pundak sahabatnya itu.
"Hey, bro sorry lama tadi ada insiden di jalan dan hampir bikin gue celaka," papar Ruli meyakinkan.
" Seriusan bro?" tanya Tio dengan wajah kagetnya.
"Nggak nyangka aja, ternyata orang yang gue tabrak kemarin orang yang sama yang hampir bikin gue celaka tadi. Parahnya lagi cewek itu juga yang di jodohin ke gue," Ruli menggelengkan kepalanya pelan seakan tak percaya dengan apa yang terjadi.
"Itu artinya dia jodoh lu bro, tapi cantik nggak? tanya Tio dengan senyum devilnya menggoda sahabatnya itu. Ruli menarik ujung bibirnya hingga membentuk senyuman, mengingat awal pertemuannya dengan Salma yang menemuinya dengan menutup wajahnya dengan cadar.
"Cantik banget bro, jutek aja cantik apa lagi kalo senyum," jawab Ruli membayangkan sikap jutek Salma padanya.
Tidak terasa Ruli dan Tio ngobrol ngalor ngidul yang tadinya membahas masalah percintaan hingga urusan kantor. Sambil ngopi, dan makan-makan waktu berlalu hingga hampir larut. Ruli melirik jam di tangannya hampir pukul 11 malam, ia pun terkejut dan lupa mengabari mamanya. Ruli meraih ponsel di sakunya tapi ponselnya lowbet.
"Sorry, bro gue harus pulang nyokap gue pasti khawatir banget." ujarnya seraya meraih kunci mobilnya.
"Dasar anak mami, nggak asik banget lu!"
"Diem, lu gue buru-buru!" balas Ruli setengah berlari menuju loby.
"Meeting kemana aja sih? Makin hari makin nggak ke kontrol aja si Ruli kalo udah keluar rumah." ucap Malik sambil melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 11.15 wib.
"Sudahlah, Pah Ruli sudah dewasa dia nggak mungkin nongkrong di tempat yang terlarang." ucap Rita yakin pada putranya. Dan terdengar suara mobil masuk kedalam teras, Rita dengan cepat membukakan pintu depan menyambut putranya pulang.
"Mamah, belum tidur? Maaf, Mah Ruli telat," ucap Ruli lembut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments