Setelah menyelesaikan acara makan malam. Zahira menyiapkan baju ganti untuk Darren suaminya, setelah menyiapkan air hangat untuk Darren mandi. Sedangkan Arsyad masih berada di ruang tengah menerima telpon dari sahabatnya Malik.
~ Baiklah, Malik Aku akan sampaikan ini pada istriku juga Salma. Arsyad pun menutup panggilan telpon dari calon besannya. Dan segera memberitahu pada Atikah, jika besok malam keluarga Malik mengundangnya makan malam bersama.
Di kamar Salma mendengar percakapan antara Zahira dan Darren masalah hubungan rumah tangganya. Meski tidak ada niatan untuk mendengar percakapan mereka, namun suara kakaknya dan kakak iparnya cukup jelas terdengar karena kamar Zahira dan Salma saling berdekatan.
"Mas, jadi kamu menerima keputusan ibu? tanya Zahira pada suaminya.
"Belum, Mas belum bisa memberi keputusan apa pun. Tapi ibu selalu memaksa untuk meminta Mas menikah lagi dan meminta persetujuanmu, Zahira," air mata Zahira lolos begitu saja.
"Lalu kamu setuju, Mas? tanya Zahira dengan air mata yang terus mengalir. " Seharusnya sebagai sesama perempuan ibu mengerti, jika urusan anak Allah lebih kuasa Mas. Kita sebagai manusia hanya bisa berdo'a dan ikhtiyar. Jika tuhan belum berkehendak kita bisa apa?"
"Iya, Mas tahu itu, tapi Mas nggak kuasa menolak keinginan Ibu, Zahira! Karena ibu sangat menginginkan cucu di akhir hidupnya. Akhir-akhir ini kesehatan ibu sangat menurun." jelas Darren pada Zahira.
"Lalu Aku harus merestui pernikahan kalian begitu, Mas? Jadi Kau kesini hanya untuk itu, meminta restu dariKu dan merelakanmu untuk menikah lagi?" tanya Zahira yang membuat tangisnya semakin dalam terdengar.
"Apa, Mas Daren mau menikah lagi? hanya karena belum di karuniai keturunan?" Salma terkejut mendengar percakapan diantara kakaknya.
Padahal dulu mereka menikah karena saling mencintai. Bahkan mereka yakin hidupnya akan sangat bahagia karena menikah atas dasar cinta. Bahkan dulu Kak Zahira menolak di jodohkan dengan putra dari kolega Ayah hanya karena tidak saling mencintai.
gumam Salma yang masih mendengar perseteruan antara Zahira dan suaminya. Salma menghapus jejak air matanya hatinya sungguh perih seakan merasakan beban masakah yang Zahira rasakan. Terdengar notifikasi pesan masuk di ponselnya Salma pun turun dari ranjang meraih hapenya di meja riasnya. Pesan dari calon mama mertuanya.
✉️~Salma sayang, besok malam datang ke rumah mama, untuk makan malam bersama. Papa juga turut mengundang Ayah, ibumu. Jangan lupa datang ya, sayang.
✉️~Baik, Ma Salma usahakan datang.
Balas Salma pada calon mama mertuanya. Salma pun menutup aplikasi Whatsappnya, dan melepar ponselnya asal di ranjang.
...----------------...
Setelah solat subuh Darren keluar untuk berjalan-jalan kecil di samping rumah. Sambil menikmati udara pagi, tanpa sengaja Salma melihat kakak iparnya. Setelah Salma membuang sampah dapur setelah ikut memasak menyiapkan sarapan. Salma berjalan ke arah dimana Darren berdiri diantara pepohonan.
"Kak, Darren? sapa Salma pada kakak iparnya.
"Salma!" jawab Darren.
"Maaf, Kak. Bukan Salma mau ikut campur masalah kakak, setelah tahu apa permasalahan kakak sebenarnya. Salma ingin kakak mencari jalan keluarnya dengan membicarakan masalah kakak dengan melibatkan para orang orangtua. Agar permasalahan nya jelas dan secepatnya menemukan solusinya. Salma tidak ingin kak Zahira bersedih dan mengganggu kesehatannya." ucap Salma pada kakak iparnya dengan tegas dan berani.
Belum sampai Darren menjelaskan pernyataan dirinya, Salma sudah lebih dulu mengakhiri ucapannya. Dan kembali masuk kerumah melalui pintu belakang yang berada di dapur.
Darren menatap nanar punggung Salma yang bergerak menjauh dari pandangannya, yang menghilang secara perlahan. Darren tidak menyangka jika Salma adik iparnya mampu menegurnya tanpa ragu. Rasa sayangnya terhadap Zahira kakaknya begitu besar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments