Bab XIII - A N G E L I C A - Babak Pertama

Sepanjang jalan yang dilewati oleh mobil mewah bercat biru itu banyak sekali orang berkerumun, sambil  meneriakkan yel-yel “ANGELICA, FANS BERATMU”, “ANGELICA IS THE BEST”, “ANGELICA FAVORIT KAMI”, dan lain sebagainya, bahkan banner berukuran raksasa digelar di tepi jalan bertuliskan “ANGELICA ADALAH NYANYIAN TUHAN UNTUK SIAPA SAJA YANG GALAU ! DUNIA TIDAK ADA ARTINYA TANPA NYANYIANNYA !” selain poster, spanduk yang bertuliskan sanjungan setinggi langit tentang Angelica, juga kilatan-kilatan cahaya kamera menghujani mobil mewah itu, tak sedikit pula orang memakai pernak-pernik / hiasan yang biasa dipakai ANGELICA saat bernyanyi di atas panggung.

Angelica adalah salah satu selebriti diantara sekian banyak selebriti yang naik daun bergerak di dunia tarik suara. Setiap album yang dikeluarkan selalu laku keras, konser-konser yang diadakan tak pernah sepi oleh pengunjung. Hampir semua perusahaan berebut membuat kontrak dengan janda cantik, sexy dan beranak tiga itu. Namanya melejit tinggi sekali dibanding penyanyi-penyanyi lain bahkan bisa dikatakan menyamai penyanyi senior. Itu membuat, penyanyi lain iri cemburu, tak sedikit yang berusaha menjegalnya dengan berbagai cara, tapi, sia-sia ... Angelica bagaikan sebuah dinding atau benteng berlapis baja, mungkin sekalipun waktu terus berjalan, benteng itu tetap berdiri kokoh menantang jaman.

Sekalipun mobil yang dikendarai Angelica telah menjauh, sorak-sorai dan jepretan cahaya kamera tak berhenti sampai akhirnya, mobil itu tak kelihatan lagi, barulah perlahan-lahan jalanan itu mulai sepi, sebagian dari mereka mencoba untuk mengejar mobil itu tapi, beberapa petugas SATLANTAS menghadangnya.

Mobil itu terus meluncur semakin lama semakin cepat, dalam waktu singkat sudah berada di daerah yang cukup jauh dan untuk menghindari kejaran para penggemar Angelica yang lolos dari hadangan polisi, mobil itu melewati beberapa tikungan dan menghilang ke dalam sebuah bangunan mewah berlantai 7. Sebuah sedan tua berwarna abu-abu keluar, berjalan menyusuri jalanan kecil, sepi dan gelap. Setelah menikung beberapa kali, akhirnya berhenti di sebuah bangunan sederhana.

Seorang wanita cantik, keluar dari dalam mobil dan berjalan memasuki halaman bangunan itu. Bungkusan berbagai ukuran berada di pelukannya ditumpuk menjadi satu. Begitu banyaknya, sampai-sampai berjalanpun terhuyung-huyung. Tapi, langkahnya terhenti saat telinganya mendengar teguran, “Ibu ... ijinkanlah Dayat membantu,”

Wanita itu menoleh, ia tersenyum, “Dayat ... sejak kapan kau ada disini ?” tanyanya. Seorang anak berusia 12 tahun berjalan menghampiri, “Lumayan lama, bu ... Dayat menunggu ibu pulang sambil tiduran disini,” katanya sambil meraih beberapa bungkusan dari tangan wanita itu. Wanita itu tersenyum, “Anakku ... tak perlu kau melakukan ini. Perhatikan saja urusan sekolahmu juga nenekmu. Oh,ya ... apa kalian sudah makan malam ?”

“Sudah. Tadi beli makanan di luar,”

“Oya, apakah nenekmu baik-baik saja ? Ibu dengar, kepala beliau pusing ?”

“Nenek sudah baikan, bu ... Mbak Itun yang memeriksakannya di RS tadi,”

“Lalu, apa PR-mu sudah dikerjakan ?”

“Ibu, semua kegiatan sekolah sudah Dayat selesaikan semuanya seperti yang ibu anjurkan,”

“Bagus. Tak percuma ibumu ini bekerja siang-malam demi untuk keluarga. Kau tahu, kan ? Saat ayahmu meninggal, ibu pontang-panting bekerja disana-sini, tapi, masih saja belum cukup menghidupi kalian ... belum lagi Kakak-kakakmu yang masih harus menyelesaikan studinya. Tapi, kini keadaan sudah berubah ... kakak-kakakmu sudah menyelesaikan studinya dan memperoleh pekerjaan yang cukup baik. Tapi, ibu masih harus berjuang untuk menyekolahkanmu hingga benar-benar selesai. Maafkan, ibu harus meninggalkan kalian seperti ini. Menjadi seorang selebriti, ternyata lebih rumit daripada menjadi seorang pembantu rumah tangga,”

“Ibu, sekalipun kini hidup berkecukupan ... tapi, Dayat merasa was-was. Dayat kurang menyukainya,”

“Dayat pun juga merasa demikian, ya... Jangan Khawatir, ini hanya sementara saja ... mudah-mudahan, uang dari hasil ibu bekerja ini cukup untuk menghidupimu juga nenekmu. Tak enak rasanya bergantung pada kakak-kakakmu sekalipun mereka tidak keberatan,” jelasnya sambil melangkah masuk diikuti dengan anak berusia 12 tahun itu.

Yah, mereka adalah Angelica dengan anak ketiganya yang bernama Dayat. Sekalipun Angelica adalah penyanyi tenar yang kaya raya, hidup dalam kesederhanaan adalah prinsip yang dipegang teguh. Setelah sang suami meninggal, ia memilih tinggal bersama ibunya, IMAH yang sudah berusia lanjut.

Dayat senantiasa setia menemaninya kemanapun ia pergi kecuali, saat bekerja dan mengadakan konser disana-sini.

Dulu Angelica pernah bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Tak terhitung berapa banyak cacian, hinaan melekat erat dalam dirinya, tapi, semua dijalani dengan tulus dan ikhlas tanpa berkeluh kesah. Toh, karena hasil kerja keras tersebut, mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai tuntas dan masih harus bekerja untuk anak ketiganya, DAYAT. Selama menjadi pembantu Rumah Tangga, di hadapannya bertebaran batu-batu sandungan dan kerikil-kerikil tajam mencoba meremuk-redamkan hidupnya. Salah satu batu yang sangat sulit ia singkirkan adalah CINTA.

_____

ANDRE

Pembantu Rumah Tangga. Mungkin bagi orang awam adalah sebuah pekerjaan yang paling hina dibanding pekerjaan mulia lainnya. Tapi, bagiku ... itu adalah Pekerjaan paling mulia diantara pekerjaan-pekerjaan mulia lainnya. Bagiku, pekerjaan itu tidak munafik seperti pekerjaan kantor atau yang lain penuh dengan intrik untuk menjadi orang kepercayaan. Mungkin kata yang paling tepat untuk ini adalah : PENJILAT. Baik di depan, tapi, menikam orang dari belakang.

Diantara semua bekas pembantu rumah tangga yang pernah bekerja di rumahku, mungkin hanya ANGELICA saja yang bekerja dengan tulus dan ikhlas, tak pernah kudengar sedikitpun keluhannya. Tak pernah kulihat ia bergossip ria dengan orang yang seprofesi dengannya. Ia bekerja dan terus bekerja. Yah, entah darimana datangnya sebuah perasaan aneh yang menyelimuti tubuhku ini saat melihat Angelica mencuci, menyapu, dan lain sebagainya. Tak ingin rasanya aku melepaskan pandangan mata ini melihatnya bekerja. Saat tatapannya beradu dengan tatapanku, aku tak kuasa menahan rasa gemuruh di dadaku, bagaikan deburan ombak di lautan saat air pasang. Senyumnya menggetarkan hatiku, suaranya yang lembut bergaung di telingaku membuatku melupakan sejenak kejenuhanku saat aku bekerja atau sendiri. Kuingin dia disisiku untuk selamanya.

Saat dia pergi ... aku termenung. Satu yang kusadari, DIA SUDAH MENIKAH dan MEMILIKI TIGA ORANG ANAK. Bisakah aku memilikinya ? Hingga pada suatu hari kami saling bercerita dan aku terenyuh mendengar kisah hidupnya yang serba sulit dan keras.

“Mas Andre, terus terang saja, aku menikah di usia yang sangat muda. Menikahpun bukanlah kemauanku, tapi, guru ngajiku yang menginginkan aku menikah, bahkan kenalpun tidak. Aku minggat dari rumah semata-mata untuk menghindari pernikahan yang hendak dilaksanakan. Tapi, gagal. Jadi, terpaksalah aku menikah dengan Bang Iben. Rasa cintaku sudah mati saat melahirkan Akhmad. Tapi, mengapa kok aku harus bekerja di rumah Mas Andre dan bertemu denganmu ? Mas Andre telah mengembalikan rasa cinta yang telah mati itu Mengapa kita bertemu di saat sulit seperti ini ? Kok tidak dari dulu-dulu saja kita bertemu ? Kalau tahu begini, hidupku tak mungkin sulit seperti sekarang. Sepulang kerja, aku kena marah sama Bang Iben. Tak jarang ia memukulku, mengolokku di hadapan banyak orang. Mengapa tidak kau saja yang menjadi suamiku ?”

Kata-kata ini membuatku terdiam seribu bahasa, yah, secara tidak sengaja Cinta tumbuh bersemi di hati kami.

Dia merelakan segala yang dia punya untukku, tanpa sadar ... kami terjerumus ke dalam jurang dosa. Yah, aku mencintainya, aku berharap bisa bersatu dengannya, tapi, bagaimana dengan suami dan anak-anaknya ? Apa yang harus kulakukan ?

Hingga pada suatu hari, Angelica datang membawa kabar yang menggembirakan hatiku, IBEN, suaminya meninggal tanpa sebab yang jelas. Hubungan kami masih terus berlanjut sekalipun banyak sekali kerikil-kerikil tajam bertebaran di hadapan kami. Kumbang-kumbang berdatangan hendak menghisap madu sekalipun madu itu tidak lagi manis. Tanpa sadar akupun terbawa oleh situasi yang sangat sulit, benturan terjadi disana-sini menggoyang perahu cinta yang kami tumpangi dan menyebabkan lubang dimana-mana. Dia menerima lamaran salah seorang pria yang secara tidak langsung ada hubungan saudara dengan mantan suaminya. Aku marah.

Merasa dikhianati, ditipu dan direndahkan olehnya. Berulang kali kata-kata kasar keluar dari bibirku ini, tapi, mengapa saat kata-kata itu keluar, hatiku yang sakit ?

Hingga puncaknya, Angelica beralih profesi, dari pembantu rumah tangga menjadi penyanyi.

Dalam sekejab hidupnya berubah drastis, sekalipun baru terjun di dunia tarik suara, tapi, cukup memikat banyak orang, para penggemar fanatik pun berdatangan, hingga tanpa terasa hubungan kami menjauh. Tak ada tegur sapa, tak ada pertemuan dan tak ada lagi kemesraan di antara kami. Masihkah aku bisa meraihnya kembali sementara gaya hidupnya sudah berubah. Andre ... Andre... mampukah kau melupakan dirinya yang sudah berada di antara gemerlap bintang-bintang di atas sana ?

_____

DAYAT

“Wanita itu menarik perhatianku, suaranyapun bagaikan kilauan emas tua. Jika seandainya ia bisa direkrut menjadi salah satu penyanyiku, bisa jadi aset di perusahaanku berkembang pesat,” begitulah yang kudengar orang-orang botak, gemuk dan berkulit kuning langsat itu berkomentar tentang ibuku. Aku tidak suka orang-orang itu, semuanya munafik dan egonya tinggi sekali. Mereka bagaikan serigala-serigala lapar, sewaktu-waktu bisa menerkam siapa saja yang ada di dekatnya.

Aku telah membicarakannya dengan Mas Akhmad dan Mbak Itun, mereka pun tidak setuju, nenek pun juga tidak setuju.

Tapi, ibu memang keras kepala, sekalipun pihak keluarga tidak setuju tapi, demi sesuap nasi, rela melakukan apa saja, asal benar dan tak menyalahi tata krama. Itulah yang kukagumi dari ibu. Aku bangga dengan ibuku dan aku menyayanginya, berharap tak ada sesuat yang buruk menimpanya dimanapun dia berada.

Ibu selalu menekankan pola hidup sederhana sekalipun kami sebenarnya berasal dari keluarga terpandang dan cukup dalam hal ekonomi. Kakek dan nenek adalah orang-orang yang rajin, hasil keringat mereka mampu menghidupi 7 orang anak, salah satunya ibuku. Tapi, entah mengapa semua saudara ibuku seperti terkena semacam kutukan, semua saudara ibu meninggal tanpa sebab yang jelas. Yang tersisa adalah ibu dan Lik Ghofur, saudara ibuku yang termuda. Berbeda dengan ibu, Lik Ghofur hidup pas-pasan. Tak jarang beliau datang ke rumah hanya untuk pinjam uang tapi dari sekian banyak uang yang dipinjam, kadang tak ada niat untuk mengembalikannya.

Belum lagi Ayah yang semasa hidupnya gemar sekali berjudi dan mabuk-mabukan bersama teman-teman serta saudara-saudaranya, sementara, beliau tidak bekerja. Sekalipun memiliki sawah luas dan hewan ternak yang banyak, lama kelamaan semuanya habis. Keadaan inilah yang membuat ekonomi keluarga kami perlahan-lahan habis, makanya, untuk bertahan hidup ibu harus rela menjadi Pembantu Rumah Tangga.

Keadaan kami menjadi lebih buruk saat Ayah meninggal, aku tak bisa menghitung berapa banyak laki-laki datang ke rumah untuk melamar ibu termasuk saudara Ayah. Tapi, semuanya ditolak hanya karena beliau menunggu lamaran dari Om Andre, putera salah satu majikan tempat ibu bekerja. Dari sekian banyak laki-laki yang berasal dari berbagai kalangan, ibu setia menunggunya bahkan lamaran seorang pria yang sudah diterima, diputuskan semuanya untuk Om Andre. Tapi, orang yang ditunggu-tunggu tidak pernah mempedulikannya. Aku tak tahu apa alasan orang itu.

Hingga suatu hari ketika ibu diundang ke sebuah pernikahan saudara Ayah, beliau diminta untuk menyanyikan sebuah lagu dan itu membuat nasib ibu berubah drastis. Seorang pria yang konon adalah salah satu produser rekaman di sebuah perusahaan datang ke rumah, membicarakan bisnis puluhan juta rupiah. Sebuah kontrak kerja ditanda tangani, sejak saat itulah profesi sebagai Pembantu Rumah Tangga ditinggalkan dan menjadi salah satu biduwan kondang di nusantara ini. Tapi, pola hidup sederhana masih tetap dipegang teguh, itu semua semata-mata untuk mengenang sejarah kehidupan keluarga kami yang jatuh-bangun.

Kontrak dari Pak Adam diperpanjang, menyusul kontrak-kontrak kerja dari perusahaan rekaman lain. Jadwal ibu semakin padat, kami, ibu dan anak ... hubungan kami seakan jauh. Tak ada lagi canda tawa seperti dulu, tak ada lagi cerita-cerita atau dongeng sebelum tidur seperti dulu, aku juga nenek memahami kesulitan ibu dan kami setia menunggu hingga ibu pulang bahkan itu menjelang tengah malam atau subuh.

_____

ANGELICA

Nasibku berubah. Aku menjadi orang yang dipuja dan dikagumi banyak orang, hidupku bergelimang harta dan nama besar. Tapi, apa gunanya jika aku tak bisa bersatu dengan Mas Andre. Aku sudah terlanjur sakit hati karena kata-katanya, tapi, entah mengapa aku tetap saja memikirkannya dan tak ingin memikirkan yang lain. Banyak laki-laki yang ingin memintaku menjadi isterinya, tapi, mengapa aku hanya ingin Mas Andre saja yang menjadi suamiku.

Aku sudah tak ingat lagi, berapa lama aku dan dia tak bertegur sapa, tak saling bertemu juga menghabiskan waktu berdua seperti dulu saat aku masih bekerja sebagai Pembantu Rumah Tangga di rumahnya. Namun, satu yang masih kuingat dan selalu terlintas di benakku : ‘Dia sudah membuat cinta yang telah lama mati, hidup kembali’. Aku tak pernah melupakannya hingga saat ini.

Tapi, aku menangis manakala begitu banyak orang yang menentang hubungan kami berdua termasuk anak-anakku sendiri. Hati ini juga merasa sakit, manakala, dia bersikap acuh tak acuh. Telah kuberikan segala yang kupunya untuknya, tak terhitung berapa kali kami terjerumus ke dalam dosa. Aku tulus dan ikhlas memberikan semuanya, tak peduli aku sudah mengkhianati statusku sebagai isteri IBEN, dia sudah membuatku melupakan segala-galanya. Hanya satu yang berkecamuk di dalam dadaku saat itu, aku dan Mas Andre harus menjadi suami-isteri yang sah, selamanya.

Entah berapa lama lagi kuharus menunggu pinangan dari Mas Andre, berapa lama lagi kami harus hidup seperti ini, berapa lama lagi kami harus berdebat untuk berbagai hal. Aku sudah letih, usiaku pun tak lagi muda, tenagaku sudah tak seperti dulu lagi sementara banyak sekali kumbang-kumbang berdatangan untuk menghisap madu walau sudah tak manis lagi.Tak tahu bagaimana lagi harus pura-pura untuk tidak khawatir dengan keadaanku ini. Jika kau tersiksa menahan rindu, akupun demikian bahkan lebih tersiksa lagi.

Mas Andre, tahukah kau ... aku beralih profesi semata-mata hanya untuk mengumpulkan uang untuk pernikahan dan masa depan kita. Aku tahu kondisi ekonomimu yang tak menentu, untuk itulah aku ingin membantu memulihkan kondisi ekonomi kita yang sama-sama terpuruk. Memang, butuh waktu yang lama, tapi, seiring dengan berjalannya sang waktu ... aku yakin, kau akan menyadarinya.

Jadi, kumohon janganlah salah paham padaku, semua kulakukan hanya untukmu, untuk kita berdua agar kelak tak sulit dalam menjalani kehidupan yang tidak menentu ini. Tahukah, kau ... aku harus benar-benar menjaga segala yang kupunya untuk mempertahankan cinta dan kesetiaanku padamu meski itu kelak akan berpengaruh dengan profesi yang kujalani saat ini. Aku benar-benar menyadari ... Seiring dengan segala yang ada pada diriku saat ini, pasti ada harga yang harus dibayar. Tapi, percayalah sayang ... aku selalu menjaga kesetiaan dan cintaku padamu. Takkan kubiarkan orang lain merenggut itu dariku.

Terjun di dunia tarik suara, benar-benar membuatku seperti ratu semalam. Disanjung, dipuja, dikagumi bahkan menjadi bintang yang paling bersinar di antara bintang-bintang lain di langit sana. Aku malu namaku masuk hampir di berbagai media, aku khawatir dengan sikap Mas Andre yang mudah salah paham itu. Aku tak ingin mempertajam atau menambah masalah ataupun mengecewakannya terus-menerus. Aku merasa bersalah besar padanya, gossip-gossip miring datang silih berganti bahkan hembusan angin di musim panas.

Sekalipun hubunganku dengan Mas Andre belum resmi menjadi suami-isteri, tapi, kami sudah lama terlibat dalam jalinan kasih. Aku bisa merasakan betapa marahnya Mas Andre manakala mengetahui berita-berita yang tak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Aku sudah mengalami hal itu sewaktu aku memberi kabar bahwa aku telah menerima lamaran dari seorang pria yang baru kukenal. Kemarahannya membuatku bergidik, tak punya muka untuk menemuinya lagi.

Aku tak berani berbuat kesalahan untuk yang kesekian kalinya, aku memilih untuk menuruti semua kemauan Mas Andre, walau terkadang keraguan ini datang mengusik. Yah, ada sisi dimana aku harus mengalah, dimana aku harus memutuskan sesuatu yang kuanggap benar. Mas Andre adalah seorang pemuda yang sensitif. Namun, kupegang selalu nasihatnya agar aku harus senantiasa berpikir positif dan membuang semua pikiran negatif. Sebuah nasihat yang tak pernah diberikan oleh mendiang suamiku, Iben semasa hidupnya.

Karena itulah, aku tak ingin terus-menerus menambah masalah yang membuatnya kecewa. Di saat-saat seperti ini, aku merindukan kedatangannya, suaranya juga tawanya. Jikalau pasangan muda-mudi saat ini ada ponsel canggih, jadi mereka bisa bertemu dan berbincang-bincang langsung lewat ponsel, tapi, sekalipun aku memiliki benda tersebut, Mas Andre sepertinya sulit sekali dihubungi. Aku ingin bertemu dengannya. Tapi ... jadwalku yang padat ini seakan tak memberikan kesempatan. Jika aku bertemu dengannya, walau hanya sekejab cukup sudah untuk melepas rindu. Selain harapanku untuk menikah dengannya, aku ingin pula bernyanyi di atas panggung bersamanya, sekali ... dua kali ... tiga kali... mungkin untuk selamanya hingga kalau sudah bosan di dunia tarik suara, aku ingin menghabiskan sisa-sisa hidup bersama MAS ANDRE.

_____

ADIN

Sekian lamanya aku terjun ke dunia tarik suara, belum pernah mukaku dicoreng arang oleh penyanyi pemula seperti ANGELICA itu. Dalam sekejab, namanya membahana di dunia selebritis. Memang, aku dan dia bersahabat karib, akulah yang menata riasan rambut, wajah dan  pakaiannya. Akulah yang mendidiknya hingga seperti ini, boleh dikata akulah yang membuat namanya melambung.

Tanpa notasi balok dan syair yang kuciptakan, dia tak bisa apa-apa. Tapi, apa yang kudapat ? Sedikit pun tak ada orang yang memberikan perhatiannya padaku, mereka hanya memperhatikan Angelica seorang. Bagaimana dengan Mas Win, pemegang gitar elektrik, bagaimana dengan Mas Agus, drum dan yang lain ? Mereka semua hanya dipandang sebelah mata.

Saat kutanya pada produser, jawabannya, “Salahkan dirimu sendiri tak merawat penampilanmu. Lihat Angelica yang tampil bercahaya di atas panggung ... sementara kau, kerjamu hanya berkutat dengan kostum, riasan dan tulisan-tulisan yang tak menunjukka ekspresi sama sekali. Hambar !” juga ocehan-ocehan lain yang menyakitkan hati. Sebelum Angelica datang, aku selalu menjadi nomor satu, aku selalu menjadi perhatian banyak orang.

Tapi, kedatangan Angelica ... gara-gara janda beranak tiga itu pamorku merosot jauh. Wajahku tak kalah, badanku pun juga ... tapi, mengapa ini terjadi ? Gaji dia juga lebih tinggi dariku, apa kesalahanku ?

Aku sudah memasang banyak jebakan untuk membuat Angelica jatuh, tapi, mengapa semuanya gagal, malah menjadi bumerang. Aku takkan berhenti sebelum ia jatuh, bahkan takkan berhenti saat ia sudah menjadi mayat. Aku pernah mendengarnya bercerita, bahwa ia melakukan semua ini untuk membiayai perkawinan yang hendak dilangsungkan dalam waktu dekat, juga untuk masa depan keluarganya. Masih ada satu jalan untuk membuatnya jatuh dan meninggalkan dunia selebriti, bukankah ia menjadi penurut saat di hadapan Andre ?

Baik. Angelica ... karirmu sebagai selebriti tampaknya harus berakhir di tangan orang yang selama ini kaucintai dan selalu kau rindukan. Dan, aku... aku akan kembali merajai dunia selebriti ini. Jika ini gagal masih ada rencana kedua dan ketiga, tak selamanya manusia berada di atas, ada kalanya ia harus jatuh tersungkur ke bawah hingga kau enggan untuk berdiri kembali.

_____

Terpopuler

Comments

Kardi Kardi

Kardi Kardi

hmmm. nice storyyy

2022-11-04

1

lihat semua
Episodes
1 P R A K A T A :
2 Bab I - Kosmetik ( Si Pembawa Pesan )
3 Bab II - Kosmetik 2 ( Si Penulis ) - Babak Pertama
4 Bab III - Kosmetik 2 ( Si Penulis ) - Babak Kedua
5 Bab IV - Kosmetik 3 ( Si Pemain Musik ) - Babak Pertama
6 Bab V - Kosmetik 3 ( Si Pemain Musik ) - Babak Kedua
7 Bab VI - Kosmetik 4 ( Si Pelukis )
8 Bab VII - Suster Michelle - Babak Pertama
9 Bab VIII - Suster Michelle - Babak Kedua
10 Bab IX - Aku [ masih ] Hidup - Babak Pertama
11 Bab X - Aku [ masih ] Hidup - Babak Kedua
12 Bab XI - Patung - Babak Pertama
13 Bab XII - P a t u n g - Babak Kedua
14 Bab XIII - A N G E L I C A - Babak Pertama
15 Bab XIV - A N G E L I C A - Babak Kedua
16 Bab XV - Dia Adalah Kekasihku
17 Bab XVI - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Pertama
18 Bab XVII - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Kedua
19 Bab XVIII - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Ketiga
20 Bab XIX - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Keempat
21 Bab XX - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Kelima
22 Bab XXI - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Keenam
23 Bab XXII - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Ketujuh
24 Bab XXIII - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Kedelapan
25 Bab XXIV - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Kesembilan
26 Bab XXV - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Kesepuluh
27 Bab XXVI - K u r i r ( babak pertama )
28 Bab XXVII - K u r i r ( babak kedua )
29 Bab XXVIII - K u r i r ( babak ketiga )
30 Bab XXIX : K u r i r ( babak keempat )
31 Bab XXX : K u r i r ( babak kelima )
32 Bab XXXI : K u r i r ( babak keenam )
33 Bab XXXII : K u r i r ( babak ketujuh )
34 Bab XXVI : Tiga Kisah Hantu Sekolah ( Malam Pertama )
35 Bab XXVII : Empat Kisah Hantu Sekolah ( Malam Kedua )
36 Bab XXVIII : Malam Terakhir
37 Bab XXIX - R i t u a l ( Babak Pendahuluan )
38 Bab XXX - R i t u a l #1 ( Babak pertama )
39 Bab XXXI - R i t u a l #2 ( babak kedua )
40 Bab XXXII - R i t u a l #3 ( babak ketiga )
41 Bab XXXIII - R i t u a l #4 ( babak keempat )
42 Bab XXXIV - R i t u a l #5 ( babak kelima ) [ Tamat ]
43 Bab XXXVI - R I T U A L #6 ( Alternatif Ending )
44 [ Horor ] [ Misteri ] K u r i r ( Babak Kedelapan )
45 [ Horor ] [ Misteri ] K u r i r ( Babak Kesembilan - End )
Episodes

Updated 45 Episodes

1
P R A K A T A :
2
Bab I - Kosmetik ( Si Pembawa Pesan )
3
Bab II - Kosmetik 2 ( Si Penulis ) - Babak Pertama
4
Bab III - Kosmetik 2 ( Si Penulis ) - Babak Kedua
5
Bab IV - Kosmetik 3 ( Si Pemain Musik ) - Babak Pertama
6
Bab V - Kosmetik 3 ( Si Pemain Musik ) - Babak Kedua
7
Bab VI - Kosmetik 4 ( Si Pelukis )
8
Bab VII - Suster Michelle - Babak Pertama
9
Bab VIII - Suster Michelle - Babak Kedua
10
Bab IX - Aku [ masih ] Hidup - Babak Pertama
11
Bab X - Aku [ masih ] Hidup - Babak Kedua
12
Bab XI - Patung - Babak Pertama
13
Bab XII - P a t u n g - Babak Kedua
14
Bab XIII - A N G E L I C A - Babak Pertama
15
Bab XIV - A N G E L I C A - Babak Kedua
16
Bab XV - Dia Adalah Kekasihku
17
Bab XVI - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Pertama
18
Bab XVII - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Kedua
19
Bab XVIII - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Ketiga
20
Bab XIX - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Keempat
21
Bab XX - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Kelima
22
Bab XXI - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Keenam
23
Bab XXII - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Ketujuh
24
Bab XXIII - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Kedelapan
25
Bab XXIV - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Kesembilan
26
Bab XXV - ( Kutukan ) Arwah Penghuni Rumah Angker - Babak Kesepuluh
27
Bab XXVI - K u r i r ( babak pertama )
28
Bab XXVII - K u r i r ( babak kedua )
29
Bab XXVIII - K u r i r ( babak ketiga )
30
Bab XXIX : K u r i r ( babak keempat )
31
Bab XXX : K u r i r ( babak kelima )
32
Bab XXXI : K u r i r ( babak keenam )
33
Bab XXXII : K u r i r ( babak ketujuh )
34
Bab XXVI : Tiga Kisah Hantu Sekolah ( Malam Pertama )
35
Bab XXVII : Empat Kisah Hantu Sekolah ( Malam Kedua )
36
Bab XXVIII : Malam Terakhir
37
Bab XXIX - R i t u a l ( Babak Pendahuluan )
38
Bab XXX - R i t u a l #1 ( Babak pertama )
39
Bab XXXI - R i t u a l #2 ( babak kedua )
40
Bab XXXII - R i t u a l #3 ( babak ketiga )
41
Bab XXXIII - R i t u a l #4 ( babak keempat )
42
Bab XXXIV - R i t u a l #5 ( babak kelima ) [ Tamat ]
43
Bab XXXVI - R I T U A L #6 ( Alternatif Ending )
44
[ Horor ] [ Misteri ] K u r i r ( Babak Kedelapan )
45
[ Horor ] [ Misteri ] K u r i r ( Babak Kesembilan - End )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!