Menikah Tanpa Cinta
"Sssshhhh"
Suara des**** itu samar terdengar di telinga Aya. Gadis itu perlahan memaksa membuka matanya. Ketika dia juga merasakan sesuatu yang tengah memaksa, memasuki tubuhnya.
Bola matanya langsung membulat. Melihat seorang pria berada tepat di atas tubuhnya. Tubuh pria itu jelas polos tanpa sehelai benangpun. Aya terkejut bukan main.
"Kamu bangun?" Tanya sebuah suara baritone. Dalam keremangan cahaya, Aya tidak melihat dengan jelas wajah pria itu.
Aya berusaha berontak begitu sadar pria itu berusaha memasuki dirinya dengan paksa. Tapi pria itu dengan sigap menahan gerakan Aya.
"Maafkan aku" Ucap pria itu lagi dan detik berikutnya jeritan Aya terdengar melengking dalam kamar itu. Kala pria itu sukses mengambil harta yang paling berharga dalam hidupnya. Harta yang seharusnya akan dia berikan untuk kekasihnya.
Tapi dia, pria itu yang dia sendiri tidak tahu siapa. Malah mendahuluinya. Tangis Aya pecah seketika. Sakit di seluruh tubuhnya bercampur menjadi satu dengan sakit di area pribadinya.
"Kau brengsek! Siapa kau? Apa salahku? Kenapa kau lakukan ini padaku?" Rentetan pertanyaan itu langsung keluar dari bibir Aya. Tidak peduli siapa dia. Yang jelas dia marah sekali.
"Maafkan aku"
Pria itu kembali berucap.
"Maafmu tidak akan mengembalikan apa yang telah kau ambil dariku!" Aya berteriak di tengah isak tangisnya. Sungguh dia membenci pria yang masih tidak bergeming dari atas tubuhnya.
"Aku akan bertanggungjawab. Tapi untuk sekarang. Biarkan aku menyelesaikannya semua. Ini sangat menyiksa"
Pria itu lagi-lagi menjawab. Dan tanpa menunggu jawaban Aya. Pria itu lantas menggerakkan tubuhnya di atas tubuh Aya. Gadis itu langsung terkesiap. Rasa perih itu masih mendominasi dan pria itu sudah mulai memompa dirinya.
"Lepaskan aku! Kau brengsek! Aku membencimu!" Maki Aya dan makian itu langsung menghilang ketika pria itu dengan lembut langsung mencium bibir Aya.
***
Dua hari kemudian,
"Kau sudah menghubunginya?" Tanya Farris pada Eva.
"Dia hanya menjawab panggilanku kemarin. Hari ini dia sama sekali tidak menjawab panggilanku" Jawab Eva.
"Dia mengirim pesan akan libur tiga hari. Dan ini tidak biasa. Apa dia sakit?"
"Bisa jadi. Schedulenya sangat padat akhir-akhir ini. Dia juga sedikit tertekan dengan keadaan Karen. Dan terakhir kali dia pulang hampir tengah malam" Info Eva.
Harris terdiam. Keduanya berpisah jalan menuju ruang kerja masing-masing. Farris ke arah departmen bedah dan Eva ke gedung Rehap Medik.
"Ya..Ann ada apa?"
Sementara yang menghubungi malah menggantung panggilannya. Membuat Harris berdecak kesal.
"Dasar teman menyebalkan!" Maki Farris.
"Apa kalian sudah menemukannya?" Tanya seorang pria yang tengah duduk di kursi kebesarannya. Pria tampan berwajah oriental. Dengan garis wajah yang begitu menawan. Bisa dipastikan jika semua wanita akan bertekuk lutut di hadapannya.
"Maaf Tuan. Kami belum bisa menemukannya. Ada yang menghapus semua rekaman CCTV malam itu" Jawab seorang stafnya.
Pria itu langsung menyandarkan tubuhnya ke kursinya. Memijat pelan pelipisnya. Frustrasi jelas dirasakannya. Dua hari dan dia belum juga berhasil mendapatkan informasi apapun tentang gadis yang sudah dia tiduri paksa.
Dia masih ingat bagaimana rupa gadis itu. Cantik, gadis itu sangat cantik bahkan ketika dia tengah menangis. Saat dirinya tanpa jeda terus menyalurkan hasrat gilanya pada gadis itu.
Tidak, kejadian malam itu bukanlah atas keinginannya. Ada yang menjebak dirinya. Membuat dirinya meminum obat perang**** tanpa dia sadari. Meski Tria, sang asisiten bisa membawanya keluar dari tempat itu dan membawanya ke hotel lain. Namun dia tidak menyangka jika yang menjebaknya masih bisa menemukan dirinya.
Hingga membuat dirinya terpaksa meniduri seorang wanita malam itu. Pria itu memejamkan matanya. Dia masih bisa mencium aroma lavender lembut dari gadis itu. Dia juga jelas mengingat jika gadis yang bersama dirinya masih perawan. Juga seluruh lekuk tubuh indah wanita itu. Dia masih mengingatnya dengan jelas.
"Di mana kamu?" Bisiknya pelan. Rasa bersalah jelas menghantuinya. Dia ingin mempertanggungjawabkan perbuatan hinanya pada gadis itu.
Lamunan pria itu buyar ketika Tria menerobos masuk ke dalam ruangannya.
"Ann, mereka menemukannya" Tria berteriak.
Pria itu langsung membuka matanya.
"Siapa dia?" Tanyanya.
Tria langsung menyalakan laptop. Lalu mengetikkan sebuah nama.
"Apakah ini adalah dia?" Tanya Tria sambil menunjukkan sebuah foto di layar laptopnya.
Mata pria itu langsung membulat. Melihat gadis yang berada dalam kungkungannya malam itu berada dalam foto didepannya.
"Siapa dia, Tria?"
Tria langsung menyerahkan sebuah ID card.
"Faya Ayunda" Gumannya.
"Tampaknya kali ini lawanmu salah mencari wanita. Dia benar-benar wanita yang pantas bersanding denganmu, Annelka Javier Carter" Ucap Tria.
Pria yang dipanggil Annelka itu tersenyum.
"Aku rasa begitu. Kali ini akan aku ikuti permainannya. Dia memulainya dengan wanita ini. Oke...akan aku buat dia kelimpungan kali ini. Kau sudah menemukan tempat tinggalnya?"
"Tentu saja. Dan kebetulan sekali dia tinggal di salah satu jaringan apartementmu"
Annelka langsung menyeringai.
"Ayo temui dia"
"Wah kau sudah tidak sabar bertemu dengannya lagi. Kau tidak sabar ingin mengulang malam panas kalian" Ledek Tria yang hanya disambut wajah datar dan dingin dari tuannya.
***
Unit itu terlihat gelap. Tidak ada satupun lampu yang menyala di dalamnya. Seolah tidak ada kehidupan di dalamnya. Seperti itulah juga gambaran kehidupan pemiliknya. Faya Ayunda, atau sering disapa Aya. Gadis itu merasa hidupnya hancur sejak dua hari lalu.
Sejak seorang pria yang tidak dikenalnya mengambil kesuciannya. Bagi Aya itu sebuah pukulan berat. Dua hari dia tidak bergerak sama sekali dari tempatnya duduk. Bersandar pada tembok kamarnya. Dua hari, dia benar-benar merasa tidak ada artinya lagi. Gadis itu masih memakai kemeja yang dia pakai dua hari lalu.
Menangis tanpa henti. Menyesali diri. Menyalahkan pria brengsek itu. Semua rasa sedih, kecewa, sakit hati bercampur menjadi satu. Dia tidak tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya.
Hingga perlahan dia mengusap air mata yang mengalir di pipinya. Melepas rok span yang menjadi bawahan kemejanya. Membiarkan kemeja itu hanya menutup separuh paha mulusnya.
Berjalan sempoyongan masuk ke kamar mandinya. Lalu menyalakan shower. Membiarkan air shower membasahi seluruh tubuhnya. Seolah Aya ingin air itu membawa semua luka dan sakit hati yang ia rasa.
Bersamaan itu dengan itu satu kilatan pisau terlihat di tangan kanannya. Perlahan Aya mengarahkannya ke atas nadi di tangan kirinya.
"Aku sudah tidak punya alasan untuk hidup lagi. Aku kotor. Aku hina" Batin Aya.
Di waktu yang sama, Annelka dan Tria tampak menekan bel unit Aya.
"Sepertinya dia tidak ada, Ann" Tria berguman.
"Coba lagi. Dia tidak masuk dua hari dan tidak ada laporan dia keluar kota. Atau menginap di hotel manapun"
Entah kenapa perasaan pria itu tidak enak. Seolah sesuatu yang buruk tengah terjadi pada wanita itu.
"Apa ini? Kenapa aku begitu cemas" Batin Annelka.
Hampir lima menit. Tria terus menekan tombol di unit itu.
"Ann...
"Buka saja" Perintah Annelka.
Tria dengan cepat mengeluarkan Acces Room Key yang dia minta dari manager di gedung apartement itu.
Kesunyian langsung menyambut dua pria itu.
"Apa dia pergi?" Tanya Tria yang langsung memeriksa ruangan itu.
Annelka hanya diam. Pria itu langsung berjalan cepat ke kamar utama. Menerobos masuk tanpa permisi. Kamar utama terlihat berantakan. Gulungan tisu bertebaran di mana-mana.
"Wah kau baru saja mematahkan hati seorang wanita, Ann" Canda Tria.
"Bukankah itu salah satu keahlianku?" Jawab Annelka dingin.
"Yahhh kau memang pembuat patah hati nomor satu" Tria mengiyakan.
Annelka berjalan pelan menuju kamar mandi ketika dia mendengar suara air dari kamar mandi.
"Fay, kau didalam?" Tanya Annelka sambil mengetuk pintu kamar mandi.
Tidak ada jawaban.
"Mungkin mandi, Ann" Tria berucap sambil bersandar di tembok sebelah kamar mandi.
Annelka bersiap masuk.
"Kau jangan masuk kalau aku tidak meminta" Annelka memperingatkan.
"Idih...siapa juga yang mau kena marah. Gegara ngintipin anak gadis orang mandi"
"Fay, aku masuk!" Annelka berteriak.
Begitu dia membuka pintu. Pria itu langsung berjalan menuju bilik shower. Dan betapa terkejutnya dia melihat keadaan Aya di dalam bilik shower itu.
***
Karya baru ya readers, semoga kalian suka..🤗🤗🤗🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
IG: @sskyrach
aku lagi nyoba baca karya kakak yang lain
2022-12-18
2
FUZEIN
27/11/2022--macam best je ..layan k..tq Thor
2022-11-27
2
paska
kok sepi ya...
2022-10-19
2