"Apa maksud kalian dengan memberi toleransi seminggu. Kalian mengusirku? Apa salahku?" Aya mencecar petugas resepsionist di lobby apartementnya.
Sungguh dia tidak tahu dengan apa yang terjadi. Kenapa akhir-akhir ini kesialan selalu mendatanginya.
"Maaf Mbak, itu keputusan dari managemen, kami hanya menjalankan perintah" Petugas resepsionis itu menjawab sambil menundukkan kepalanya.
Mereka tahu siapa Aya. Sudah hampir lima tahun tinggal di sana. Tanpa satu kalipun membuat masalah. Tapi tadi siang, satu surat perintah pengosongan unit Aya datang. Mereka tentu kelabakan. Bagaimana menjelaskan kepada Aya. Dan surat itu ditanda tangani langsung oleh Presdir.
Aya jelas marah. Belum habis kemarahannya pada Annelka. Kini dia harus dipusingkan dengan pengusiran dirinya. Dia mengambil surat perintah pengosongan unitnya dengan rasa marah luar biasa.
"Apa katamu?" Tanya Eva dari seberang.
"Aku diusir"
"Bagaimana bisa?"
"Aku tidak tahu. Kau tahu kan aku tidak pernah membuat masalah"
"Ada suratnya?"
"Ada"
"Coba kau hubungi mereka. Atau temui managernya langsung"
Aya tampak manggut-manggut mendengar saran Eva.
"Annelka Javier Carter" Guman Aya melihat siapa yang menandatangi surat pengusiran dirinya.
***
"Aku ingin bertemu dengan tuan Carter" Ucap Aya tanpa basa basi kepada resepsionit di kantor pusat Carter Corp.
"Apa Anda sudah membuat janji" Pertanyaan klasik yang selalu ditanyakan para resepsionist. Dengan pikiran yang lebih kurang sama di kepala mereka. Mereka pasti mengira kalau Aya datang untuk menggoda presdir mereka yang tampan.
"Sudah pasti belum. Dan aku tebak kalian pasti tidak akan membiarkan aku bertemu atasan kalian" Ucap Aya judes.
Resepsionist itu menunduk.
"Dan coba aku tebak apa yang ada di kepala kalian..
Aya menjeda kalimatnya. Mereka terdiam.
"Kalian pikir aku ingin menggoda atasan kalian?"
Mereka semakin menunduk. Belum pernah ada yang seberani itu di hadapan mereka.
"Pikiran kalian picik! Aku tidak tahu rupa atasan kalian. Aku hanya ingin tahu kenapa aku diusir dari unitku padahal aku tidak pernah buat masalah!" Ucap Aya menggebu-nggebu.
"Tapi aturannya begitu, Mbak"
"Masa bodoh dengan aturannya. Tunjukkan di mana aku bisa menemukan atasan kalian. Aku sendiri yang akan mencarinya" Ucap Aya.
Tepat saat itu, Tria lewat di depan resepsionist. Melihat sedikit kegaduhan pria itu berhenti.
"Ada apa?" Tanya Tria.
"Ini tuan Satria, ada yang memaksa ingin bertemu tuan Carter"
Tria langsung menatap orang yang dimaksud.
"Ay...maksudku dokter Fara..Anda di sini?"
"Kau mengenalku?"
"Saya...teman dokter Farris. Ada yang bisa saya bantu"
"Aku ingin bertemu dengan orang yang menandatangani ini"
Tria tampak mengerutkan dahinya. Melihat tanda tangan Annelka di surat itu.
"Haiishhh, jadi ini caramu menekan Aya" Batin Tria.
"Ikuti saya" Ucap Tria berikutnya. Dan tindakan itu jelas membuat resepsionist disana melongo.
"Wanita tadi mengenal tuan Satria?" Tanya seorang resepsionist. Yang lain hanya bisa mengedikkan bahunya.
"Dia ada bersamaku. Sedang menuju tempatmu"
Satu pesan Tria kirim ke ponsel Annelka. Annelka langsung tersenyum.
"Cepat sekali kau datang padaku" Guman Annelka.
Tak berapa lama pintu ruangan Annelka terbuka.
"Dia dimana?"
"Di sana" Tria menjawab.
Aya dengan langkah cepatnya berjalan menuju meja kerja Annelka. Tidak peduli pada ruang kerja Annelka yang mewah dengan nuansa klasik maskulin.
"Tuan Carter aku ingin bertanya langsung pada Anda. Kenapa Anda mengusir saya dari apartement saya. Padahal saya tidak membuat masalah" Tanya Aya to the point.
"Tapi kamu bermasalah denganku" Jawab Annelka yang duduk membelakangi Aya.
"Suara ini seperti si brengsek itu" Aya tampak berpikir setelah mendengar suara Annelka.
"Bertemu saja tidak. Bagaimana saya bisa membuat masalah dengan Anda" Lagi Aya berucap.
"Karena kau menolak menikah denganku" Ucap Annelka sambil memutar kursinya.
"Kau?"
"Senang bertemu lagi denganmu, dokter Faya"
"Siapa kau sebenarnya? Aku ingin bertemu tuan Carter" Aya mencoba menepis kemungkinan kalau pria brengsek didepannya ini adalah orang yang dia cari.
"Aku? Akulah Annelka Javier Carter" Jawab Annelka menunjuk papan nama diatas mejanya.
"Kau? Tidak mungkin" Aya mundur. Cukup shock setelah tahu siapa pria brengsek yang ada di depannya.
"Kenyataannya begitu, Fay" Jawab Annelka santai.
Aya terdiam. Melirik ke arah Tria yang tampak santai mengerjakan pekerjaan di laptopnya. Seolah tidak peduli dengan apa yang Aya dan Annelka bicarakan.
"Apa aku perlu menunjukkan kartu identitasku agar kau percaya?" Annelka mengeluarkan dompetnya. Memberikan sebuah kartu pengenal pada Aya.
"Dia benar Annelka Javier Carter"
"Lalu maksudmu dengan mengusirku apa?"
"Sudah jelas karena kamu menolak menikah denganku" Jawab Annelka menyandarkan tubuhnya di kursinya.
"Kau menggunakan cara yang licik untuk mengancamku" Ucap Aya mulai emosi.
"Aku tidak punya pilihan"
"Kau juga tidak memberiku pilihan"
"Semua ada di tanganku Fay"
"Jangan terlalu percaya diri tuan Carter. Aku tidak akan semudah itu kalah padamu. Aku tidak takut mati. Apalagi hanya menjadi gelandangan" Ucap Aya melempar kartu pengenal Annelka. Lalu berlalu dari ruang kerja Annelka. Emosi kembali memenuhi kepala dan hati Aya.
"Dia benar-benar keras kepala" Annelka berucap sambil memejamkan matanya.
"Kau bertemu lawan yang sepadan, Ann" Seloroh Tria tanpa menatap pada tuannya.
"Diam kau!" Desis Annelka.
***
"Dia pikir, dia siapa? Berani sekali mengancamku"
Ucap Aya menarik kopernya. Keluar dari unitnya. Sejenak menoleh pada unitnya. Setitik cairan bening jatuh di sudut mata cantiknya. Banyak kenangan yang terukir di sana.
"Halo Briel...bisa bertemu?" Aya terpaksa menghubungi Gabriel sang kekasih. Setelah menimbang beberapa kali.
Dia tidak mungkin ke tempat Eva. Ada Mama Eva yang tinggal bersama dengannya. Farris jelas tidak mungkin. Mengingat Farris dan Annelka berteman.
"Apa kau tidak keterlaluan Ann?" Tria bertanya. Menatap ke arah Aya yang tampak kedinginan.
"Dia akan datang padaku" Ucap Annelka.
"Hubungi aku dan memohonlah" Batin Annelka.
Namun harapan Annelka sepertinya tidak terwujud. Karena tak berapa lama. Sebuah mobil berhenti persis di depan Aya.
"Gabriel? Sial!" Annelka langsung mengumpat. Wajahnya langsung berubah merah padam menahan marah.
Bagaimana bisa Aya menghubungi Gabriel. Si tukang main gila.
"Dia...pacar Aya kan" Tria berucap.
"Ikuti mereka!" Perintah Annelka.
"Maafkan aku Sayang. Aku tidak menjengukmu ketika kamu sakit. Aku sedang di luar kota. Baru kembali tadi siang" Jelas Gabriel panjang lebar.
"Tidak apa-apa. Aku paham. Lagipula itu hanya sakit biasa" Jawab Aya tersenyum pada Gabriel yang balas tersenyum padanya.
"Aku mencintaimu Ay"
Aya tersenyum mendengar ungkapan cinta dari Gabriel.
"Jadi kenapa kamu sampai diusir?" Tanya Gabriel.
"Aku tidak tahu. Ketika aku bertanya pada atasan mereka. Jawaban mereka sungguh tidak masuk akal"
"Ya sudah, kau tinggal saja dulu di unit sebelahku. Milikku tapi lama tidak aku tempati"
"Bolehkah?"
"Tentu saja"
"Terima kasih Briel" Ucap Aya spontan mencium pipi GaBriel.
"Akan lebih mudah bagiku mendapatkanmu" Batin Gabriel melirik ke arah tubuh Aya. Tubuh seksi yang sudah lama menjadi incarannya.
"Tubuhnya pasti nikmat sekali" Batin Gabriel mencuri pandang ke arah dada Aya.
"Ann, dia membawa Aya ke unit kucing garong itu" Ucap Tria sambil mengulik ponselnya.
"Aku tahu" Jawab Annelka menatap gedung apartemen yang menjulang tinggi di hadapannya.
"Ini bahaya Ann. Bagaimana jika kucing garong itu main sikat saja"
Annelka langsung keluar dari mobilnya. Masuk ke gedung apartement itu. Setelah melihat Gabriel keluar dari gedung itu.
Terdengar suara bel yang berbunyi berulang-ulang.
"Kenapa kembali lagi?" Aya berucap sambil mengikat rambutnya. Berjalan menuju pintu lalu membukanya.
"Kenapa kau kembali lagi?"
Namun begitu pintu terbuka. Aya terkejut melihat Annelka yang berdiri di sana.
"Apa yang kau lakukan di sini?" Aya berubah marah. Melihat pria itu seolah ada di mana-mana. Tidak membiarkan dirinya bernafas bahkan sekedar lima menit.
Kehadiran Annelka benar-benar membuat hidup Aya berantakan. Pria itu seperti bayangan yang selalu mengikuti ke mana kakinya melangkah. Tidak bisa lepas darinya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Asngadah Baruharjo
kucing garong main sikat 🤣🤣🤣
2023-10-10
1
paska
👍👍👍👍
2022-10-19
1