Annelka menarik tangan Aya. Keluar dari unit milik Gabriel.
"Tria, bawa kopernya"
"Tunggu dulu! Kau mau membawaku ke mana?" Teriak Aya marah. Dia sungguh tidak tahu apa yang diinginkan Annelka sebenarnya. Pria itu mengusir dirinya. Tapi sekarang membawa dirinya.
Dan kembali teriakan Aya tidak dihiraukan oleh Annelka. Pria itu terus menyeret tangan Aya. Menuju lift dengan Tria yang mengekor di belakang mereka. Sambil menyeret koper miliknya.
"Kau benar-benar keterlaluan. Aku tidak mau ikut denganmu. Nanti Gabriel mencariku" Ucap Aya dan lagi-lagi tidak digubris oleh Annelka.
"Masuk!" Perintah Annelka begitu mereka sampai di basement. Aya jelas menolak. Berniat kabur, namun Annelka seolah tahu isi pikiran Aya. Hingga belum sempat Aya menjalankan niatnya, Annelka sudah terlebih dulu menariknya paksa masuk ke dalam mobil.
"Di mana dia?"
"Cloudy Night"
"Kita ke sana"
Dan mobil itu meluncur ke arah tempat yang Tria sebutkan tadi. 20 menit dan mobil mereka mulai masuk ke sebuah kawasan klub malam.
"Mau apa ke sini?"
"Bukankah kau selalu tidak percaya, jika Farris cerita soal pacarmu yang suka main gila itu. Malam ini, kau bisa melihat sendiri bagaimana kelakuan pacarmu itu" Annelka menjawab dengan sorot mata tajam menatap Aya.
Aya langsung terdiam mendengar ucapan Annelka. Dia benar-benar mempercayai Gabriel sebagai pria yang baik. Tapi kenapa semua orang seolah mengatakan sebaliknya.
"Keluar!" Annelka kembali memberi perintah. Namun Aya bergeming. Antara takut kalau yang dikatakan orang-orang itu benar atau dia sedang berusaha menepis semua perkataan semua orang.
"Faya!" Annelka mulai berteriak. Sungguh dia bukan tipe penyabar apalagi menghadapi wanita.
"Lepaskan aku!" Aya berteriak.
Annelka kembali menulikan telinganya. Menarik paksa Aya untuk masuk ke sebuah tempat yang baru pertama kali di masukinya. Suara dentuman musik langsung memekakkan telinga Aya begitu dia masuk ke bangunan dengan pencahayaan minim itu.
Memakai kemeja dengan bawahan rok sepan selutut membuat tampilan Aya sederhana namun langsung menarik perhatian kaum pria yang ada di dalam sana. Aroma alkohol dan rokok langsung menguar di indera penciuman Aya. Membuat gadis itu seketika menutup mulutnya. Menahan mual yang mulai mengaduk perutnya.
"Tunjukkan tempatnya!" Perintah Annelka pada seorang pria yang langsung menunduk begitu melihat dirinya.
"Aku mau keluar dari sini" Teriak Aya. Dia sungguh tidak tahan berada di tempat itu. Bau menyengat ditambah tatapan lapar kaum pria yang mengarah kepadanya.
"Sepuluh menit"
Annelka berucap lalu kembali menarik tangan Aya. Berjalan dengan susah payah. Menerobos kerumunan orang yang tak hentinya menatap kepo pada mereka. Beberapa perempuan seksi tampak menggoda Annelka tapi pria itu terlihat tidak menghiraukan semuanya.
Mereka memasuki sebuah ruangan yang kali ini bercahaya terang. Berbeda dengan ruangan di luar sana.
"Ini apa-apaan?" Tanya Aya tidak paham dengan maksud Annelka.
"Lihatlah" Annelka membuka tirai di salah satu sisi ruangan yang berdinding kaca. Aya mendekat. Dia cukup kepo dengan apa yang ingin Annelka tunjukkan padanya. Sementara pria itu malah duduk dengan santai menikmati segelas wine yang sudah disediakan di sana.
Mata Aya langsung membulat, melihat apa yang dia lihat melalui dinding kaca itu. Gabriel, sang kekasih hati tampak sedang bercumbu dengan seorang wanita seksi. Berciuman panas dengan tubuh bagian atas yang sudah topless. Menyisakan celana panjangnya yang juga mulai dilucuti oleh perempuan itu.
Aya memundurkan langkahnya. Reflek menutup mulutnya. Sungguh dia tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Pria itu mengkhianati dirinya di belakangnya. Aya semakin jijik dengan pemandangan yang ada di depannya. Ketika Gabriel dengan buasnya mulai menciumi dada si wanita itu. Bahkan suara des**** wanita itu terdengar jelas di telinga Aya saat Gabriel mulai melahap dada perempuan itu dengan tangan yang lain mere*** yang satunya lagi.
"Kau bohong soal ini kan?" Tanya Aya tiba-tiba. Membuat Annelka menghentikan acara minum wine-nya.
"Kau ini bodoh atau apa? Kau tidak lihat mereka sedang bercinta dihadapanmu?" Ucap Annelka dingin. Menunjuk pemandangan tepat di belakang Aya. Dimana des**** Gabriel jelas terdengar di telinga Aya.
Mata Aya semakin membulat tidak percaya.
"Atau kau juga ingin melakukannya? Mengulang malam panas kita waktu itu" Ucap Annelka berubah sensual tepat di telinga Aya. Dan Aya langsung mendorong tubuh Annelka menjauh.
Berjalan keluar dari ruangan itu.
"Aya berhenti!" Annelka berteriak. Namun detik berikutnya dia langsung terdiam. Melihat Aya yang muncul di kamar sebelah. Tepat di depan Gabriel dan teman kencannya yang tengah asyik memacu diri.
"Jadi yang dikatakan semua orang tentangmu itu benar" Ucap Aya membuat Gabriel langsung menghentikan aksinya. Sedikit bingung mendengar suara Aya berada disana, karena pencahayaan yang cukup minim. Seolah tahu dengan kebingungan Gabriel. Aya langsung menekan tombol lampu. Membuat lampu utama langsung menyala.
"Aya!" Gabriel hampir berteriak melihat kekasihnya berdiri di sana. Pria itu dengan cepat berdiri. Meraih bathrope lalu memakainya. Memberi kode mengusir pada teman kencannya untuk keluar dari sana.
"Aya sayang.. apa yang kamu lakukan di sini?" Tanya Gabriel lembut.
"Maaf jika aku mengganggu acara panasmu. Tapi aku benar-benar kepo dengan yang aku lihat. Jadi aku ke sini memastikannya. Dan ternyata itu benar kau" Ucap Aya tenang. Berusaha tenang sebenarnya. Sebab rasa kecewa jelas Aya rasakan di hati. Jika diikutkan. Dia ingin menangis saat ini. Tapi tidak. Sebentar lagi, tahan sebentar lagi.
"Aya aku bisa menjelaskan semuanya. Dia merayuku...
Ucap Gabriel berusaha mendekat ke arah Aya. Mencoba memeluk Aya. Namun gadis itu sigap memundurkan diri. Dia tiba-tiba enggan disentuh oleh Gabriel mengingat tangan pria itu baru saja digunakan untuk menjamah tubuh teman kencannya.
"Merayumu dan kau menyambutnya antusias. Cukul Briel! Aku melihat semuanya. Dari awal, semual hal menjijikkan yang kalian lakukan. Aku, kali ini tidak akan percaya lagi padamu. Kau mengkhianatiku. Dan melihat betapa ahlinya dirimu. Aku pikir ini bukan yang pertama kalinya untukmu" Ucap Aya halus namun langsung menusuk hati Gabriel.
"Aya sudah aku bilang ini...
"Cukup Briel. Aku sudah cukup melihat. Dan selanjutnya lebih baik kita putus saja. Kau tahu aku tidak mentolerir segala jenis pengkhianatan apalagi sampai taraf tidur dengan wanita lain. Tidak Briel, aku tidak bisa. Jadi kita putus"
"Aya aku tidak mau putus denganmu. Aku mencintaimu" Ucap Gabriel memeluk Aya dari belakang karena gadis itu sudah berjalan menuju pintu keluar.
Aya reflek melepaskan diri dari pelukan Gabriel.
"Jangan melebihi batasanmu Briel. Kau tahu aku tidak suka disentuh apalagi oleh bekas perempuan lain"
Gabriel langsung emosi mendengar ucapan Aya.
"Kau itu berlagak suci. Kau pikir aku tidak tahu kalau kau ada affair dengan teman doktermu itu" Gabriel balik menyerang. Sementara di sebelah, Tria langsung tertawa terbahak-bahak.
"Dia dapat info dari akun gosip mana. Sudah jelas wanitanya adalah milik bosku. Kenapa jadi Farris yang kena getahnya" Kekeh Tria yang langsung mendapat tatapan penuh intimidasi dari Annelka.
"Apa yang salah. Aku hanya membicarakan fakta" Tria membela diri. Namun detik berikutnya Annelka tampak berlari keluar ruangan itu. Diikuti umpatan Tria yang juga mengekor sang tuan.
"Kau benar-benar cari mati Gabriel!" Umpat Tria dalam hati.
Di sisi lain, seorang pria tampak tersenyum saat melihat sebuah video. Bukan rekaman CCTV. Tapi sebuah rekaman dari sebuah kamera.
"Kerjamu bagus. Pastikan hanya kita yang memiliki rekaman aslinya" Ucap pria itu.
"Semua sudah dipastikan tuan. Tidak ada yang menemukan kamera itu"
"Bagus"
Ucap pria itu, memberi kode pada orang itu untuk keluar dari ruangannya. Setelah orang itu keluar. Seringai jahat langsung keluar dari bibir pria yang sudah tidak lagi muda itu.
"Reputasi dan image-mu terlalu baik selama ini. Jadi mari sedikit bermain-main dengan hal yang paling menyebalkan itu"
Pria itu berucap sambil menatap sebuah flash disk yang berada dalam sebuah wadah kaca. Sebelum pria itu menyimpannya dalam brangkas pribadinya.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments